Tangisan Hadi Saputra Ungkap Kekejian Iptu Rudiana Cs,Berdarah-darah Dipaksa Minum Air Kencing
SURYA.co.id – Inilah sosok Hadi Saputra, terpidana kasus Vina Cirebon yang mengungkap kekejaman Iptu Rudiana dan anak buahnya saat sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Cirebon pada Rabu (11/9/2024).
Sambil menangis Hadi menceritakan detik-detik penangkapan hingga penganiayaan yang diterimanya dari anak buah Iptu Rudiana.
Kondisi Hadi yang berurai air mata dan terisak membuat ketua majelis hakim Arie Ferdian sampai harus menghentikan sidang.
Hadi yang menjadi saksi mahkota untuk 5 terpidana lain mengungkap, saat tewasnya Vina dan Eky pada 27 Agsutus 2016, dia tidur di rumah kontrakan milik Kahfi (RT Pasren) bersama sembilan temannya.
Hadi dan 9 temannya itu baru bangun esok harinya, tanggal 28 Agustus 2016 setelah dibangunkan RT Pasren.
Baca juga: Dukung Iptu Rudiana Dihadirkan di Sidang PK Terpidana Kasus Vina, Pakar: Keterangan Bisa Dibatalkan
Hadi bahkan baru mengetahui tewasnya Eky dan Vina di fly over Talun setelah dua hari kejadian.
Karena tak tahu menahu, Hadi pun melakukan aktivitas seperti biasa.
Baru, pada tanggal 31 Agustus 2016 saat tengah berkumpul dengan teman-temannya dia ditangkapi polisi dari unit Narkoba Polres Cirebon Kota.
Saat itu lah penderitaan Hadi dan teman-temannya dimulai.
Saat ditangkap dia sudah ditempeleng oleh polisi hingga disuruh jalan jongkok menuju kantor Unit Narkoba Polres Cirebon Kota.
Setelah itu dimulailah pemeriksaan.
Saat itu yang diperiksa pertama adalah Sudirman dan Jaya ditempat terpisah dengan Hadi dan yang lainnya.
“Waktu itu saya mendengar anggota bilang, udah catutin saja nama teman-teman kalian,” ungkap Hadi.
Saat itu, Hadi mendengar Jaya mengatakan kalau Eko yang nguber korban dan dia yang memukul.
Jaya mengatakan itu seperti orang ketakutan.
Gak lama setelah itu polisi masuk ke ruangannya.
“Kita semua langsung dipukul diinjek-injek. Banyak polisi.
Pakai tangan, pakai kaki. Apa aja yang disitu.
Saya cuma mikir, ini ada apa kok begini,” ungkap Hadi dengan terbata-bata menahan tangis.
Mendapat penganiayaan itu Hadi langsung memikirkan rencana pernikahannya yang hanya tinggal 2 minggu ke depan.
“Saya mikir, saya ini gimana pernikahan saya. 2 mingguan lagi. Saya habis dipukulin,” ungkapnya sambil menangis.
Di sela penganiayaan itu, datang seorang polisi yang mengatakan bahwa salah satu orang yang ada di sana adalah ayah dari korban.
“Datang lagi, saya mendengar seorang polisi mengatakan: ‘Kalian tahu gal, siapa yang kalian bunuh’.
Siapa pak, tahu juga enggak kejadian. ‘Ini bapaknya,” katanya.
Saat itu Hadi tidak sempat melihat sosok polisi yang dimaksud, namun seiring berjalannya waktu , polisi itu adalah Iptu Rudiana, Kanit Narkoba Polres Cirebon Kota saat itu.
Setelah itu, mereka dipukuli terus hingga akhirnya Hadi dipanggil untuk diperiksa di ruangan terpisah.
Di ruangan itu, Hadi disuruh jongkok hingga dipukul sampai muntah darah dari mulut dan hidungnya. Setelah itu dia ditinggal sendirian.
Sesudah itu, hampir maghrib mereka dibawa ke ruang tahanan, tapi tidak masuk ke sel.
“Kami disuruh jongkok. Disitu tangan saya dipukuli pakai penggaris besi. Agak lama itu, di situ saya paling ingat, anggota bernama pak Anwar. Dia ambil gembok pukul-pukul kepala saya,” katanya masih dengan suara terbata-bata menahan tangis.
Hadi menceritaka saat itu gembok itu sampai nancap di kepala hingga darah segar keluar seperti air mancur.
“Luka buktinya masih ada apa,” katanya.
Saat itu, luka itu tidak diobati, hanya ditempeli bubuk kopi.
Setelah itu, seorang temannya mengaku haus dan meminta minum.
“Gak tahunya dikasihnya air kencing,” ungkap Hadi dengan tangisan yang lebih keras.
Melihat hal itu, ketua majelis hakim langsung menskors sidang, memberi waktu Hadi untuk bisa menenangkan diri.
Siapa sebenarnya Hadi Saputra?
Sosok Hadi Saputra diungkap adiknya, Wulan Nur Kasana (27).
Hadi Saputra yang menjadi salah satu terpidana kasus Vina dan Eki, merupakan sosok pekerja keras sebab dirinya jadi tulang punggung keluarga.
Sehari-hari Hadi Sapura bekerja sebagai kuli bangunan.
“Iya tulang punggung keluarga,” ujar Wulan ketika ditemui di rumahnya di Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Senin (10/6/2024).
Selain pekerja keras, Hadi juga dikenal sebagai sosok yang baik.
“Kalau sosok Hadi, buat saya mah baik,” ujar Wulan ketika ditemui di rumahnya di Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Senin (10/6/2024).
Ia mengenang bagaimana Hadi selalu menjaga dirinya sebagai seorang adik.
“Karena saya kan adiknya yang selalu dijagain,” ucapnya.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Ada Permainan Jahat di Kasus Vina Cirebon, Pegi Setiawan Hanya Jadi Kambing Hitam?
Pun, ketika Hadi berada di penjara seperti saat ini. Keluarga masih merasakan kehadiran dan kebaikannya.
“Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kami,” ucapnya.
Diwartakan sebelumnya, Hadi diketahui batal melangsungkan pernikahan lantaran terjerat kasus Vina Cirebon.
Hal ini diceritakan oleh ibu Hadi, Tumainah, saat ditemui Dedi Mulyadi.
“(Hadi) Mau kawin itu. Sekarang belum, (keburu) dipenjara,” kata Tumainah.
Tumainah menceritakan, anak sulungnya ditangkap polisi sekitar tiga sampai empat hari setelah Vina dan Eky ditemukan tewas 27 Agustus 2016 silam.
Keluarga Hadi dan pacarnya sepakat dua pekan lagi akan menyebar undangan resepsi pernikahan namun Hadi diringkus polisi untuk kasus yang tidak diketahuinya.
Tumainah bingung mengapa putra sulungnya bisa dituduh dan dihukum untuk peristiwa yang diyakininya tidak dilakukan anaknya.
“Dua minggu lagi mau bagiin undangan, kena dipenjara dengan tuduhan pembunuhan dan pemerkosaan,” kata Tumainah.
Ibu tiga anak itu juga mengungkapkan, pada 1 September 2016, dia sudah menyiapkan uang untuk diberikan kepada pihak calon mempelai wanita menyiapkan resepsi.
“Itu tuh saya mau kasih DP tuh Pak tanggal 1 (September) karena mau nikah,” ujar Tumainah.
Namun rencana suci itu buyar bahkan uang persiapan nikah itu kini habis untuk ongkos biaya berperkara sampai bolak-balik menjenguk Hadi di penjara.
Tumainah sampai menjual rumahnya.
“Jadi uang itu sudah habis semua. Rumah habis, buat ongkos, jenguk, buat makan,” katanya.
Tumainah kini terpaksa tinggal di rumah orang tuanya.
“Di orang tua, ikut orang tua. Gak punya rumah lagi,” ucapnya lirih.
Meski kini sudah tak lagi punya rumah, Tumainah tetap berharap Hadi lekas pulang.
“Ya cepat keluar lah, anak saya gak salah,” harapnya.