Informasi Terpercaya Masa Kini

Profil Markus Solo Kewuta, Penerjemah Paus Fransiskus, Ahli Islamologi yang Bertugas di Vatikan

0 3

KOMPAS.com – Seorang pastor yang juga ahli Islamologi, Pastor Markus Solo Kewuta, ditunjuk sebagai penerjemah Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Indonesia pada Selasa (3/9/2024) hingga Jumat (6/9/2024).

Pastor Markus saat ini bertugas menangani Desk Relasi Katolik-Muslim di kawasan Asia dan Pasifik di Vatikan.

Ia juga menjabat sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate “Pendidikan Dialog Lintas Agama” pada Kantor Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama di Vatikan.

Sosok Pastor Markus tampak mengalihbahasakan ucapan dan pidato Paus dalam berbagai kesempatan. Salah satunya ketika Paus bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (4/9/2024).

Pastor Markus juga mendampingi Paus ketika ia berbincang dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Kamis (5/9/2024).

Berikut profil Markus Solo Kewuta selengkapnya.

Baca juga: Sejarah Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Katedral yang Dikagumi oleh Paus Fransiskus

Profil Markus Solo Kewuta

Pastor Markus adalah imam Serikat Sabda Allah atau SVD yang lahir di Lewouran, Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur pada 4 Agustus 1968.

Pastor dengan nama panggilan Padre Marco ini sempat menempuh pendidikan di SDK Lewouran, SMPK Ile Bura Lewotobi, dan SMAK Seminari San Dominggo Hokeng Flores Timur.

Dilansir dari Tribun Flores, Rabu, Pastor Markus memutuskan masuk Serikat Sabda Allah dan masuk Novisiat Serikat Misionaris tersebut di Nenuk Timor pada 1988.

Adapun, Novisiat adalah masa pendidikan awal bagi seorang calon anggota kongregasi religius dalam agama Katolik.

Majalah Hidup milik Keuskupan Agung Jakarta mencatat, Pastor Markus terpanggil melayani Kristus karena ia terpikat dengan pribadi kakaknya yang merupakan imam.

Pada tahun kedua Novisiat, Pastor Markus bergabung dengan Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Santo Paulus Ledalero di Maumere, Flores. 

Di sekolah itulah, Pastor Markus memulai tahun pertamanya menempuh studi filsafat.

Baca juga: Penjelasan Istana soal Jokowi Naik Innova Zenix ke Bogor Usai Temui Paus Fransiskus

Perjalanan Pastor Markus berlanjut ke Sekolah Tinggi Teologi Katolik Sankt Gabriel di Modling, Wina, Austria.

Ia berangkat ke Eropa bersama rekan seangkatannya, yaitu Mariano Grace Da Silva.

Studi teologi dilalui oleh Pastor Markus sebelum ia menjalankan praktik pastoral atau diakon selama enam bulan di Paroki Pischelsdorf, Steiermark, Austria.

Pastor Markus kemudian ditahbiskan menjadi imam Katolik di Rumah Misi SVD Sankt Gabriel pada 3 Mei 1997.

Di tahun yang sama, ia juga bekerja sebagai Pastor Pembantu di Paroki Santo Maximilian Bischofshofen, Salzburg, Austria hingga 1998.

Pastor Markus selanjutnya menempuh studi doktoral Teologi Fundamental di Universitas Leopold Franzens di kota Innsbruck, Austria.

Meski menjalani studi doktoral, Pastor Markus juga menjalankan tugas sebagai pastor di Paroki Schwaz dan Paroki Sankt Jodok dan Schmirn di Provinsi Tirol.

Baca juga: Agenda Paus Fransiskus Hari Ini: Kunjungi Masjid Istiqlal dan Pimpin Misa di GBK

Ia memperoleh gelar doktornya pada 2002 dengan predikat summa cumlaude setelah menyusun disertasi berjudul “Der ostflorinesische Gott und Gott Jesu Christi” – Die Suche nach theologisch-spirituellen Grundsätzen für den Dialog).

Setelah menyelesaikan studi doktoral, Pastor Markus memperluas ilmunya dengan mempelajari bahasa Arab klasik di Kairo, Mesir dan menyelesaikannya dengan gelar Licensiat pada tahun 2005 pada Institut Kepausan untuk Studi Bahasa Arab dan Islamologi (Pontifical Institute for Arabic and Islamic Studies, PISAI) di Roma, Italia.

Pengetahuan Pastor Markus mengenai Islam membawanya kembali ke Wina. Di kota ini, ia mendapat tugas untuk memajukan dialog antara umat Katolik dan umat Islam di kota Wina, sekaligus menjadi Pastor Pembantu di Paroki SVD di Alxingergasse.

Pada 2006, Pastor Markus diangkat oleh Kardinal Schönborn sebagai Rektor Institut Internasional Asia-Afrika (Afro-Asiatisches Institut, AAI) di Wina.

Baca juga: Spesifikasi Maung MV3 Pope, Mobil Buatan PT Pindad yang Akan Dinaiki Paus Fransiskus Saat Misa Agung

Pastor Markus bertugas di Vatikan

Setelah melalangbuana ke berbagai sekolah dan perguruan tinggi, Pastor Markus diberi tugas baru sebagai staf Penasehat pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue, PCID) di Vatikan.

Pastor Markus secara resmi bergabung dengan dewan kepausan ini pada 2007 dan bertugas menangani Desk Dialog Katolik-Islam di Asia dan Pasifik.

Sebagai orang Indonesia pertama yang duduk di Kuria Takhta Suci Vatikan sejak 2015, Pastor Markus juga diberi tanggung jawab sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate.

Itulah profil Markus Solo Kewuta, putra asli NTT dan ahli Islamologi yang ditunjuk sebagai penerjemah Paus dalam kunjungannya ke Indonesia.

Leave a comment