Informasi Terpercaya Masa Kini

Biodata KH Imadudin yang Menentang Kesahihah Nasab Keluarga Alawi Penerus Rasulullah

0 16

WARTAKOTALIVE.COM – Berikut ini biodata KH Imaduddin Utsman al-Bantani sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini. 

Gara-gara pernyataan KH Imaduddin Utsman, Pengasuh Pesantren Nahdlatul ‘Ulum yang menantang kesahihah nasab keluarga Alawi bin Ubaidillah sebagai penerus genetika Rasulullah SAW, rombongan Kiai NU dan Banser jadi korban salah sasaran.

Rombongan yang diketahui merupakan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Cikarang, Kabupaten Bekasi itu diserang massa.

Mereka mengira rombongan merupakan KH Imaduddin Utsman.

Dalam video yang beredar di media sosial, ratusan massa terlihat menyerang rombongan Kiai NU di Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang pada Sabtu (10/8/2024) malam.

Meski telah dijelaskan oleh Banser yang mengawal, massa tersebut tetap beringas merusak mobil yang ditumpangi Kiai NU.

Insiden itu mengakibatkan satu mobil Pajero Sport bernopol B 1870 FLS rusak.

Baca juga: Gara-gara KH Imaduddin, Kiai NU dan Banser Jadi Korban Salah Sasaran, Mobil Dirusak-Santri Terluka

Selain itu, satu orang santri dan anggota Banser NU terluka.

“Ada persekusi Tubagus Mogi di Karawang, tolong, tolong,” ucap si perekam video, dilihat dari video yang beredar, pada Minggu (11/8/2024).

“Pengen ancur ini pengen ancur? Pengen ancur?” teriak gerombolan massa sambil terus memukul dan melempar kaca mobil hingga pecah.

Padahal keyakinan bahwa habaib merupakan dzuriat Nabi sudah mengakar di kalangan umat Islam di dunia, khususnya di Indonesia selama ratusan tahun. 

Imaduddin yang mengklaim punya dalil kuat untuk membatalkan nasab ba’alwi sontak membuat geger umat Islam, khususnya para habaib yang merasa terusik hingga dibuat “kepanasan”.

Apalagi, KH Imaduddin tidak sekadar beropini.

Ia mengklaim punya segudang data, dari hasil penelitiannya terhadap manuskrip-manuskrip kuno hingga hasil tes DNA sejumlah habib di dunia yang menunjukkan mereka bukan keturunan Nabi, melainkan bangsa Yahudi. 

Polemik soal nasab habib ini pun sedang ramai diperbincangkan di media sosial dalam setahun terakhir ini, khususnya di Youtube. 

Berikut profil KH Imaduddin Utsman al-Bantani. 

Imaduddin Utsman al-Bantani, lahir di Kresek, Tangerang, Ahad, 15 Agustus 1976 (19 Sya’ban 1396 Hijriah).

Ia pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka Desa Kresek Kecamatan Kresek Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

Utsman sendiri adalah nama kakek dari ibunya yang hidup di tengah-tengah keluarga Bani Utsman di Kresek, Tangerang. 

Sementara “al-Bantani” menunjukan asal daerahnya.

Sejak aktif di kepengurusan Nahdlatul Ulama Tahun 2006-201, ia sempat menjabat Ketua MWCNU Kecamatan Kresek, kemudian Tahun 2018 menjabat Wakil Katib PWNU Provinsi Banten. 

Tahun 2020 sampai dengan sekarang menjabat sebagai Ketua RMI PWNU Banten. Ia juga menjadi penasihat Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Provinsi Banten dan Rijalul Anshor Kabupaten Tangerang.

Berikut Pendidikan Pesantren KH Imaduddin Utsman. 

Pondok Pesantren Ashhabul Maimanah di Sampang, Tirtayasa;

Pondok Pesantren Riyadl al-Alfiyah di Pandeglang;

Pondok Pesantren Daar al-Hikmah di Cakung, Carenang;

Pondok Pesantren At-Thohiriyah di Kaloran, Kota Serang;

Pondok Pesantren Al-Hidayah di Cisantri, Pandeglang;

Pondok Pesantren Cidahu, Pandeglang;

Pondok Pesantren Daar al-Falah, Rengas Dengklok, Karawang;

Pondok Pesantren Al-Wardayani di Sukabumi;

Pondok Pesantren Pertapan di Binuang, Serang;

Pondok Pesantren Gaga di Kronjo;

Pondok Pesantren Buni Ayu di Balaraja;

Ruwaq al-Azhar di Iskandaria, Mesir.

KH Imaduddin bukan kyai kaleng-kaleng.

Ia menghasilkan banyak karya (kitab) yang sebagian berbahasa Arab. 

Berikut karya-karya tulisnya :

Kitab al-Fikrah al-Nahdliyyah fi Ushuli wa Furu’I ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Bahasa Arab: Fikih, Akidah dan ke-NU-an);

Al-Syarah al-Maimun fi Syarh al-Jawhar al-Maknun (Bahasa Arab: Ilmu Balagoh);

Al-Ibanah fi Syarh Matan al-Rahbiyyah (Bahasa Arab: Ilmu Waris);

Al-Jalaliyah fi al-Qowaid al-Fiqhiyyah (Bahasa Arab: Kaidah-Kaidah Fikih);

Talkhis al-Hushul fi Syarh Nadzam al-Waraqat fi Ilm al-Ushul (Bahasa Arab: Ushul Fikih);

Al-Fath al-Munir fi Syarh Nadzam al-Tafsir li al-Syaikh al-Zamzami (Bahasa Arab: Ilmu Tafsir);

Nihayat al-Maqshud fi Syarh Nadzam al-Maqshud (Bahasa Arab: Ilmu Shorof);

Al-Anwar al-Bantaniyah fi Ikhtilaf Ulama al-Bashrah wa al-Kufah (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu);

Al-Burhan ila Tajwid al-Qur’an (Bahasa Arab: Ilmu Tajwid);

Al-Ta’aruf fi Muqaddimat ilm al-Tasawwuf (Bahasa Arab: Ilmu Tasawuf);

Al-Nail al-Kamil fi Syarh Matn al-Awamil (Bahasa Arab: Ilmu Nahwu);

Al-Qawl al-Mufid fi Hukmi al-Mukabbir al-Shaut fi al-Masajid (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Speaker);

Al-Qawl al-Labib fi Hukm al-Talaqqub bi al-Habib (Bahasa Arab: Fikih Tentang Hukum Bergelar Habib);

Tuhfat al-Nadzirin (Bahasa Jawa Pegon: Ilmu Mantiq);

Fath al-Gafur fi Abyat al-Buhur (Bahasa Arab: Wazan syair Arab);

Ilmu Waris Terjemah Matan al-Rahbiyah (Bahasa Indonesia: Ilmu Waris) dan lain-lain.

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Leave a comment