Waktu yang Tepat Mengonsumsi Vitamin D, Agar Tidak Keracunan
Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa orang pernah mengalami keracunan akibat konsumsi terlalu banyak vitamin d untuk itu wajib mengetahui waktu yang tepat agar tidak mengalami kondisi serupa.
Vitamin D sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan mulai dari kesehatan tulang hingga meningkatkan kinerja jantung.
Dilansir dari eatingwell.com, Rabu (24/4/2024) vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak sehingga dapat membantu hormon yang diproduksi pada kulit sebagai respons terhadap paparan sinar matahari.
Baca Juga : Vitamin dan Suplemen yang Sebaiknya Jangan Dikonsumsi Berbarengan
Simak waktu terbaik konsumsi vitamin D 1. Pagi atau sore
Jika Anda ingin mengonsumsi vitamin D maka harus mengetahui terlebih dahulu kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh, akan tetapi direkomendasikan untuk mengonsumsinya saat pagi atau sore hari.
Sebagian orang memerlukan asupan vitamin sebelum menjalani aktivitas agar tubuh tidak mengalami masalah selama berkegiatan untuk itu salah satu waktu terbaik untuk megonsumsinya yakni pada pagi hari.
Baca Juga : : Ini 9 Vitamin dan Nutrisi yang Baik Bagi Kesehatan Rambut
Namun adapun sebagian orang lainnya yang tidak terbiasa mengonsumsi vitamin saat pagi hari untuk itu alternatif lain yang dapat dilakukan yakni dengan mengonsumsinya saat sore hari. Mengonsumsi vitamin D saat sore hari juga dapat membantu tubuh untuk mendapatkan energinya kembali.
2. Setelah makan
Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak untuk itu lebih baik mengonsumsi vitamin jenis ini setelah makan agar dapat membantu memaksimalkan penyerapan vitamin pada tubuh.
Baca Juga : : Empat Tanda Tubuh Anda Kekurangan Vitamin D,
Namun perlu diperhatikan untuk tidak mengonsumsi vitamin D setelah makan roti, kacang almond dan kenari. Makanan tersebut sama-sama mengandung jenis lemak sehat sehingga akan berbahaya untuk tubuh, akan tetapi apabila Anda sangat menyukainya cobalah untuk mengonsumsi vitamin D setelah makan agar kinerjanya tetap bisa berjalan dengan maksimal.
Anjuran takaran konsumsi vitamin D
1. Orang dewasa berusia 19 hingga 70 tahun: 15 mikrogram (mcg) atau 600 IU
2. Orang hamil dan menyusui: 15mcg atau 600 IU
3. Orang dewasa berusia 70+: 20mcg atau 800 IU
Kenali gejala keracunan vitamin D
1. Mual
2. Muntah
3. Kelemahan otot
4. Kehilangan selera makan
5. Sembelit
6. Penurunan berat badan
7. Detak jantung tidak teratur
8. Kerusakan pembuluh darah
9. Kerusakan ginjal
10. Kerusakan jantung
Manfaat mengonsumsi vitamin D: 1. Menjaga kesehatan tulang
Mengonsumsi jumlah vitamin D yang tepat dapat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan tulang sejak dini untuk itu wajib memperhatikan takaran vitamin yang akan dikonsumsi.
Menurut Nutrients, orang dewasa yang mengonsumsi vitamin D dikombinasikan dengan kalsium dapat menurunkan risiko patah tulang pinggul dan tulang belakang.
2. Mendukung sistem kekebalan tubuh
Orang yang mengkonsumsi vitamin D akan mendapatkan beberapa manfaat untuk kesehatan tubuhnya seperti dapat meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh sehingga bisa menurunkan risiko terkena serangan penyakit.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kekurangan vitamin D dalam jangka panjang dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti autoimun, radang usus dan multiple sclerosis.
3. Menurunkan risiko diabetes
Mengonsumsi vitamin D dengan tepat dapat membantu dalam upaya menurunkan risiko diabetes yakni melalui kinerjanya yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi vitamin D lebih kecil kemungkinan terkena penyakit diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
4. Mengurangi gejala Irritable Bowel Syndrome Symptoms (IBS)
Penderita Irritable Bowel Syndrome Symptoms (IBS) atau sindrom iritasi usus besar biasanya akan mengalami masalah pada sistem pencernaannya, kondisi tersebut disebebakan karena kurangnya konsumsi vitamin D untuk itu dalam upaya pencegahan terkena penyakit ini cobalah konsumsi vitamin D dalam takaran dan waktu yang tepat.
Sebuah penelitian yang dilakukan kepada 572 peserta menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi vitamin D lebih kecil kemungkinan mengalami gejala penyakit IBS. (Nur Afifah Azahra Aulia)