Informasi Terpercaya Masa Kini

Iran Sebut Ismail Haniyeh Tewas akibat Proyektil Jarak Pendek,Tuduh AS Dukung Serangan Israel

0 11

TRIBUNNEWS.COM – Garda Revolusi Iran mengatakan, proyektil jarak pendek berada di balik pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Iran menuduh Amerika Serikat (AS) mendukung serangan yang disalahkannya pada Israel.

Pernyataan yang disiarkan di televisi itu menegaskan kembali seruan untuk pembalasan.

Garda Revolusi Iran mengatakan, sebuah roket dengan hulu ledak tujuh kilogram (sekitar 15 pon) digunakan untuk menargetkan kediaman pemimpin politik Hamas di ibu kota Iran, Teheran, Rabu (31/7/2024).

Iran menambahkan, serangan itu menyebabkan kerusakan besar.

Namun, pernyataan itu tidak menyebutkan rincian lokasi kediaman Ismail Haniyeh tersebut.

Haniyeh diketahui berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian.

“Tindakan itu dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh AS,” kata pernyataan Garda Revolusi, Sabtu (3/8/2024), dilansir AP News.

“Rezim Zionis yang suka berperang dan teroris akan menerima hukuman berat di waktu, tempat, dan kapasitas yang tepat,” tambahnya.

Israel belum mengonfirmasi atau membantah perannya dalam pembunuhan Haniyeh.

Namun, Israel sebelumnya berjanji akan membunuhnya dan para pemimpin Hamas lainnya atas serangan kelompok itu pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang di Gaza.

Baca juga: Dari Jet F-15E hingga Kapal Serbu Amfibi, Daftar Bantuan Tempur AS untuk Bantu Israel Hadapi Iran Cs

Pembunuhan tersebut telah memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas dan konfrontasi langsung antara Israel dan Iran jika Teheran melakukan pembalasan.

Iran Menahan Puluhan Orang

Sementara itu, Iran telah menahan puluhan orang, termasuk perwira militer dan intelijen.

Hal tersebut sebagai bagian dari penyelidikan Iran atas pembunuhan kepala politik Hamas Ismail Haniyeh.

Staf wisma tamu di Teheran tempat Ismail Haniyeh dibunuh pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu setempat, juga ditahan.

Hal ini sebagaimana dilaporkan The New York Times, yang mengutip dua warga negara Iran yang ‘akrab’ dengan investigasi tersebut.

Petugas keamanan menyerbu wisma tamu, yang dimiliki oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan menempatkan semua staf dalam karantina.

“Menangkap beberapa orang dan menyita semua perangkat elektronik, termasuk telepon pribadi,” kata sumber kepada surat kabar tersebut, Sabtu (3/8/2024), dikutip dari Al Jazeera.

Para agen juga tengah menyorot bandara-bandara Iran dalam perburuan para pelaku, yang mereka yakini adalah anggota intelijen Israel dan masih berada di negara tersebut.

Baca juga: Mau Balas Dendam, Iran Justru Diserang Duluan, Hacktivis Israel: Ganti Bendera Merah dengan Putih!

Sebelumnya, pada bulan April, Iran meluncurkan ratusan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, yang diklaim berhasil mencegat 99 persen.

Serangan itu terjadi kurang dari dua minggu setelah dugaan serangan Israel di Suriah menewaskan dua jenderal Iran, dan itu menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel meskipun telah terjadi permusuhan selama beberapa dekade sejak Revolusi Islam negara itu tahun 1979.

Iran tidak mengakui Israel dan mendukung kelompok militan anti-Israel termasuk Hamas dan Hizbullah Lebanon.

Update Perang Israel-Hamas

Pasukan Israel mengebom sekolah lain yang menjadi tempat penampungan warga Palestina yang mengungsi di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza, menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai 60 lainnya.

Sebagian besar korban adalah anak-anak.

Hamas mengatakan pihaknya telah memulai proses konsultasi luas untuk memilih pemimpin baru menyusul pembunuhan kepala politiknya Ismail Haniyeh di ibu kota Iran, Teheran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan Haniyeh terbunuh oleh proyektil “jarak pendek” yang ditembakkan dari luar kediamannya dan kembali menjanjikan respons “keras” atas pembunuhannya.

Setidaknya sembilan orang, termasuk dua komandan Hamas dan Jihad Islam Palestina, tewas dalam serangan Israel di dekat Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki.

Baca juga: Garda Revolusi Iran Sebut Kapan akan Serang Israel, Haniyeh Dibunuh Rudal Seberat 7 Kg

Para negosiator Israel kembali ke Israel tanpa ada terobosan dalam perundingan gencatan senjata, sementara para pengunjuk rasa berunjuk rasa di Tel Aviv dan Yerusalem menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemilihan umum.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan bahwa ia menyabotase perundingan gencatan senjata.

Para pengunjuk rasa berunjuk rasa di kota-kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, London dan Rawalpindi, dalam solidaritas dengan warga Palestina termasuk mereka yang dipenjara oleh Israel, menuntut diakhirinya perang di Gaza.

Setidaknya 39.550 orang tewas dan 91.280 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Leave a comment