Informasi Terpercaya Masa Kini

Apa Itu Intermittent Fasting yang Bikin Berat Marshanda Turun 17 Kg?

0 5

KOMPAS.com  – Aktris Marshanda membagikan rahasianya menurunkan berat badan hingga 17 kilogram (kg).

Pemeran dalam serial Induk Gajah season 2 mengaku, berat badanya turun berangsur-angsur saat menjalani pola diet dengan metode intermittent fasting.

Intermittent fasting merupakan salah satu diet yang populer, karena dipercaya cukup efektif menurunkan berat badan dengan berpuasa.

Namun, cara melakukan intermittent fasting berbeda dengan puasa pada umumnya.

Lantas, apa itu intermittent fasting, dan bagaimana praktiknya?

Baca juga: Cara Intermittent Fasting yang Ampuh Menurunan Berat Badan

Mengenal intermittent fasting

Dikutip dari Healthlineintermittent fasting adalah pola makan yang berselang-seling antara puasa dan makan.

Berbeda dengan diet pada umumnya, metode intermittent fasting tidak berfokus pada apa yang harus dimakan, melainkan kapan waktu memakannya.

Oleh karena hanya bisa makan pada waktu tertentu, cara ini juga disebut sebagai jendela makan.

Penelitian pernah menunjukkan, melakukan puasa dengan cara selang-seling sama efektifnya dengan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan. 

Cara melakukan intermittent fasting

Anda bisa melakukan intermittent fasting dengan beberapa cara. Namun, yang pasti setiap memasuki periode puasa, Anda harus menahan untuk tidak makan.

Meski begitu, metode ini biasanya masih melibatkan konsumsi minuman seperti air putih, teh herbal, kopi hitam tanpa gula atau minuman dengan nol kalori.

Menurut Medical News Today, cara melakukan intermittent fasting yang populer antara lain:

  •  Puasa selama 12 jam per hari

Metode ini adalah cara yang paling mudah dan mungkin akrab dilakukan oleh sebagian orang, sehingga cocok untuk pemula yang ingin mencoba intermittent fasting.

Melakukan puasa 12 jam sehari juga bisa melibatkan waktu tidur. Misalnya, Anda memilih waktu puasa antara pukul 19.00 dan 07.00.

Berarti sebelum tidur, Anda harus makan malam sebelum pukul 19.00 dan menunggu sampai pukul 07.00 besok hari untuk sarapan kembali.

Puasa dengan metode seperti ini terbukti efektif untuk menurunkan berat badan. Penelitian menunjukkan, berpuasa selama 10-16 jam bisa mengubah simpanan lemak dalam tubuh menjadi energi dengan melepaskan keton dalam aliran darah.

  • Metode 16/8

Dengan metode ini, Anda memiliki waktu makan selama delapan jam. Setelah itu, dilanjutkan dengan puasa 16 jam.

Biasanya, sebagian orang biasanya melakukan ini dengan melewatkan sarapan, karena sudah makan pada malam hari sebelumnya.

Misalnya, Anda makan malam pada pukul 20.00, maka sampai dengan pukul 12.00 besoknya harus puasa. 

Namun, jika tidak terbiasa melewatkan sarapan, Anda bisa melakukan sebaliknya dengan tidak makan malam.

  • Makan-berhenti-makan

Apabila menggunakan cara ini, Anda biasanya puasa selama satu hari penuh daam seminggu atau dua hari.

Namun, sebaiknya cara tersebut dilakukan bagi Anda yang sudah terbiasa berpuasa. Sebab, dalam beberapa kasus ditemukan efek berupa kelelahan, sakit kepala, dan mudah marah.

  • Puasa 5:2

Puasa 5:2 berarti dalam seminggu, Anda membagi waktu lima hari makan dan dua hari puasa.

Metode ini biasanya dilakukan oleh mereka yang berpuasa pada Senin dan Kamis atau puasa serupa lainnya.

Menurut jurnal terbitan dari National Library of Medicine, puasa 5:2 disebut mampu menurunkan berat badan. Studi itu juga menemukan, pola makan ini bisa mengurangi kadar insulin dan meninkatkan sensitivitas insulin dalam tubuh.

Baca juga: Bantu Turunkan Berat Badan Prilly hingga 12 Kg, Apa Itu Diet Clean Eating?

Manfaat intermittent fasting

Selain disebut efektif menurunkan berat badan, intermittent fasting juga memberikan manfaat kesehatan lainnya. Dikutip dari John Hopkins Medicine, berikut manfaat intermittent fasting:

  • Meningkatkan kognitif dan daya ingat
  • Memperkuat daya tahan tubuh
  • Mencegah diabetes dan obesitas

Efek samping intermittent fasting

Umumnya, kebanyakan puasa ini aman dilakukan oleh kebanyakan orang. Kecuali, bagi mereka yang sedang hamil atau menyusui, berusia di bawah 18 tahun, dan memiliki riwayat kelainan makan (eating disorder).

Dilansir dari Verry Well Health, kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, antara lain:

  • Bau mulut
  • Sulit konsentrasi
  • Mudah marah
  • Insomnia
  • Sakit kepala
  • Dehidrasi
  • Mengantuk di siang hari
  • Risiko gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia)
  • Gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia).

Baca juga: Menilik Olahraga-Diet Taylor Swift, Bantu Tubuh Lebih Bugar dan Langsing

Leave a comment