Adu Kehebatan Perwira Polri Non Akpol Karier Mentereng,Komjen Ahmad Luthfi Bukan Satu-satunya
TRIBUN-TIMUR.COM – Sosok Ahmad Luthfi kini jadi perhatian lantaran kariernya yang mentereng.
Sosok Ahmad Luthfi cukup dikenal di Jawa Tengah lantaran pernah menjabat sebagai Kapolda di wilayah pertarungan calon gubernur.
Kini Ahmad Luthfi berpangkat Komjen setelah Irjen.
Ternyata bukan hanya Ahmad Luthfi perwira Polri non Akpol yang sukses berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) Pol.
Masih ada dua perwira tinggi polisi lainnya yang non akpol hebat di kepolisian.
Sebagai informasi, pangkat Komjen dalam Polri berada satu tingkat di bawah Jenderal Pol yang diperuntukkan bagi Kapolri.
Bagi sebagian perwira, tidak mudah untuk mencapai prestasi itu.
Terlebih di tengah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) yang masih mendominasi pangkat tersebut.
Namun bukan tidak mungkin, para lulusan sekolah perwira mampu menyandang pangkat Komjen Pol.
Satu di antaranya sudah dibuktikan Ahmad Lutfhi yang kini resmi memiliki emblem bintang 3 di pundaknya.
Rupanya, sebelum Ahmad Luthfi, sudah ada dua lulusan non-Akpol yang mampu menyandang pangkat Komjen Pol.
Siapa saja? Ini sosok mereka:
1. Komjen Ahmad Luthfi
Ahmad Luthfi resmi menyandang pangkat Komjen Pol dalam upacara kenaikan pangkat sejumlah pati Polri, Senin (29/6/2024).
Pangkat jenderal bintang 3 yang disandang Ahmad Luthfi itu seiring dengan penunjukan dirinya sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Sebelumnya Ahmad Luthfi yang berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) menjadi Kapolda Jawa Tengah (Jateng).
Baca juga: Ahmad Luthfi Bukan Satu-satunya, Ini Sosok Lulusan Non-Akpol yang Mampu Berpangkat Komjen
Namun, ia masuk dalam gerbong promosi, rotasi, dan mutasi yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beberapa waktu lalu.
Ahmad Luthfi bukanlah alumnus Akpol. Ia adalah lulusan Sekolah Perwira Militer Sukarela (Sepa Milsuk) tahun 1989.
Kini, Sepa Milsuk berganti nama menjadi Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS).
Meski lulusan non Akpol, tapi Ahmad Luthfi mempunyai karier yang cemerlang di Korps Bhayangkara.
Ia juga pernah menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya bidang Sosbud Baintelkam Polri.
Ahmad Luthfi juga pernah bertugas di kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Wakapolresta Surakarta tahun 2011 dan Kapolresta Surakarta tahun 2015.
Pada 2011, Jokowi masih menjadi Wali Kota Surakarta dan pada 2015, Jokowi telah menjadi Presiden RI.
Ahmad Luthfi lahir di Surabaya, 22 November 1966 sehingga saat ini, usianya 57 tahun.
Sebentar lagi, ia akan memasuki masa pensiun pada November 2024.
2. Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho
Sosok lulusan non-Akpol lainnya yang juga mampu berpangkat Komjen adalah Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho.
Saat ini, Komjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Jabatan itu diemban Rudy sejak 11 Desember 2023 hingga sekarang.
Rudy merupakan alumni Sekolah Perwira Polri tahun 1993 yang berpengalaman dalam bidang reserse.
Sebelum bertugas di KKP, ia sempat memegang tongkat komando menjadi Kapolda Banten.
Rudy juga merupakan alumni Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung.
Di almamaternya, Rudy yang juga menjadi dosen tidak tetap FH Unila dikukuhkan menjadi Guru Besar dalam Bidang Ilmu Mediasi Kepolisian.
Oleh karena itu, gelar lengkap Rudy adalah Komjen Pol Prof Dr Rudy Heriyanto Adi Nugroho SH, MH, MBA.
Rudy lahir di Jakarta pada 17 Maret 1968 sehingga saat ini, umurnya 56 tahun.
3. Komjen (Purn) Muhammad Syafii
Jauh sebelum Ahmad Luthfi dan Rudy Heriyanto Adi Nugroho, ada sosok lulusan non Akpol yang sukses menyandang Komjen.
Bisa dibilang, ia adalah lulusan non-Akpol pertama yang berpangkat Komjen. Tak lain Komjen (Purn) Muhammad Syafii.
Muhammad Syafii adalah lulusan Sepa Milsuk angkatan 1988 atau satu tingkat di atas Ahmad Luthfi.
Ia merupakan purnawirawan Polri yang berpengalaman dalam bidang Reserse. Nama Syafii juga dikenal sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88.
Bahkan, Muhammad Syafii adalah satu-satunya perwira polisi yang dua kali menjabat sebagai Kadensus yaitu pada 2010 dan 2017.
Jabatan terakhir pria kelahiran Bungo, Jambi itu sebelum pensiun adalah Analis Kebijakan Utama Bidang Informasi Kriminal Nasional Badan Reserse Kriminal Polri.
Prestasi lain yang pernah diraih Muhammad Syafii adalah menjadi salah satu polisi yang mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.
Saat itu, Syafii tergabung dalam Satgas Bom Bareskrim Polri dan Tim Walet Hitam Pasgegana Korbrimob Polri yang dipimpin Bekto Suprapto bersama Arif Wachyunadi.
Mereka melumpuhkan buronan tindak pidana terorisme yaitu Dr Azahari bin Husin sehingga Azahari tewas di Kota Batu pada Rabu, 9 November 2005.
Atas keberhasilan itu, Syafii mendapatkan penghargaan luar biasa dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto.
Penghargaan luar biasa tersebut juga diraih para rekannya yang berasal dari Tim Kobra Bareskrim Polri, yaitu Muhammad Tito Karnavian (kini Menteri Dalam Negeri), Petrus Reinhard Golose (mantan Kepala BNN), Idham Azis (mantan Kapolri), hingga Rycko Amelza Dahniel (Kepala BPNT).
Syafii lahir pada 15 Mei 1962 sehingga saat ini umur 62 tahun. Syafii merupakan putra dari Haji Ibrahim yang menghibahkan tanahnya untuk dibangun Mako Brimob Jambi.
Ahmad Luthfi Bukan Lagi Jagoan Jelang Pilgub Jateng versi Lembaga Survei, Dulu Geser Hendrar Prihadi
Komjen Ahmad Luthfi bukan lagi jagoan di Jawa Tengah (Jateng) di Pilkada 2024.
Pesaing Ahmad Luthfi muncul setelah geser posisi Mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dari posisi puncak bakal calon gubernur Jateng 2024.
Sosok pesaing ketat Ahmad Luthfi tersebut adalah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep.
Kaesang masuk di bursa papan atas calon gubernur.
Kaesang bahkan menggeser Hendrar Prihadi yang sebelumnya mendominasi.
Survei ini dilakukan oleh tiga lembaga yakni, Litbang Kompas, Indikator Politik dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Bagaimana hasilnya?
Hasil Survei Pilkada Jateng 2024
1. Litbang Kompas
Survei Litbang Kompas juga mengukur tingkat elektabilitas sejumlah tokoh yang diperkirakan bakal diusung dalam Pilkada Jateng 2024.
Elektabilitas anak bungsu Presiden Jokowi sekaligus Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep menjelang Pilkada Jawa Tengah 2024 mencapai 7 persen.
Sedangkan elektabilitas Kapolda Jateng Ahmad Luthfi berada pada posisi kedua dengan 6,8 persen.
Luthfi juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Jokowi.
Hubungan keduanya terbina pada 2011 ketika Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo dan Luthfi berdinas sebagai Wakil Kapolres Solo.
Posisi di bawah Luthfi ditempati oleh mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen (3,2 persen), artis Raffi Ahmad (2,8 persen), Bupati Kendal Dico Ganinduto (2,6 persen).
Taj Yasin adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan.
Sedangkan Raffi Ahmad adalah salah satu pesohor yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 lalu.
Dico berlatar sebagai kader Partai Golkar yang berada dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung Prabowo-Gibran.
Kaesang Pangarep Maju Pilgub Jakarta atau Jateng? Cek Hasil Survei Elektabilitas Terbarunya
2. Indikator Politik
Hasil simulasi 10 nama:
Kaesang Pangarep 22,8 persen
Irjen Ahmad Luthfi 18,7 persen
Taj Yasin Maimoen 12,7 persen
Bambang Wuryanto 9,1 persen
Dico Ganinduto 6,5 persen
Sudaryono 4 persen
M Yusuf Chudlori 3,5 persen
Hendrar Prihadi 2,5 persen
Abdul Wachid 2,2 persen
Sudirman Said 1,7 persen
Tidak jawab 16,4 persen.
3. LSI
Nama Kaesang Pangarep mendadak merangsek masuk ke dalam bursa Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2024.
Tak hanya sekedar masuk bursa, namun Kaesang juga berhasil mengungguli para pesaingnya.
Bahkan Kaesang mendapatkan angka elektabilitas paling tinggi berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Survei tersebut bertajuk ‘Pilkada di Daerah Kunci: Siapa Unggul di Jawa Tengah?’.
Anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini unggul dalam simulasi 21 nama dan 6 besar.
Hal ini dijabarkan oleh Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.
“Kalau kita kerucutkan dengan memberi daftar 21 nama, nama ini yang beredar di masyarakat,
baik di media bakal-bakal calon ini, yang sementara unggul ini nama Kaesang Pangarep disusul oleh Ahmad Luthfi, Abdul Wachid, Raffi Ahmad juga ada di situ, Pak Bambang Wuryanto Pacul, Sudaryono, Hendrar Prihadi mantan walikota Semarang,” kata Djayadi saat menyampaikan hasil surveinya secara daring, Minggu (30/6/2024).
Djayadi lantas membeberkan perolehan tingkat elektabilitas Kaesang jika simulasi 21 nama itu terjadi di Pilkada Jawa Tengah tahun ini.
Dimana hasilnya, Kaesang memperoleh 15,9 persen suara, disusul Kapolda Jateng Irjen pol Ahmad Luthfi 12,9 persen, Abdul Wachid 7,8 persen, Raffi Ahmad 6,8 persen, Bambang Wuryanto 5,8 persen dan Sudaryono serta Hendrar Prihadi masing-masing 4,7 persen.
Ketika hasil itu kembali dikerucutkan menjadi 6 nama, Kaesang kembali unggul dan justru elektabilitasnya makin melejit.
Perolehan suara Kaesang dalam simulasi ini mencapai 20 persen lebih dan ungguli Ahmad Luthfi hingga mantan Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen.
“Jika dikerucutkan menjadi 6 nama, tempat teratas masih ditempati Kaesang Pangarep (25,6 persen), diikuti oleh Ahmad Luthfi (16,1 persen) lalu, Taj Yasin Maimoen (13,4 persen),” kata dia.
Baca juga: Pengamat Ungkap Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Mulai Magang di Pemerintahan Jokowi
Setelahnya, baru ada nama pentolan PDIP Jawa Tengah Bambang Pacul hingga Sudaryono.
“Bambang Pacul 9,7 persen, Abdul Wachid 6,2 persen Sudaryono 6,0 persen. Tidak tahu tidak jawab Rahasia 22,9 persen,” kata Djayadi.
Bahkan Djayadi menyatakan, keunggulan Kaesang dalam simulasi 6 nama kandidat ini cenderung signifikan. (TribunNewsmaker)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com