Informasi Terpercaya Masa Kini

Siapa Komandan Tertinggi Hizbullah yang Jadi Target Israel di Beirut?

0 13

TEMPO.CO, JakartaFuad Shukr, atau dikenal juga dengan Muhsin Shukr, komandan tertinggi Hizbullah yang menurut Israel tewas dalam serangan udara di Beirut pada Selasa, 30 Juli 2024, merupakan salah satu tokoh militer terkemuka sejak kelompok ini didirikan oleh Garda Revolusi Iran lebih dari empat dekade yang lalu.

Israel mengatakan bahwa Shukr, yang diyakini berusia 60-an tahun, adalah komandan militer Hizbullah yang paling senior dan penasihat pemimpin Sayyed Hassan Nasrallah dalam perencanaan dan pengarahan operasi perang.

Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan mengenai Shukr atau kondisinya. Tak lama setelah serangan itu, dua sumber keamanan di Lebanon mengatakan bahwa Shukr terluka parah dalam serangan di sekitar Dewan Syura Hizbullah di lingkungan Haret Hreik.

Shukr adalah bagian dari generasi Syiah Lebanon yang mendirikan Hizbullah setelah agresi Israel ke Lebanon pada 1982, dan merupakan rekan dari mendiang komandan militer kelompok tersebut, Imad Mughniyeh, yang dibunuh di Damaskus pada tahun 2008, kata sumber-sumber Hizbullah.

Amerika Serikat mengatakan bahwa Shukr memainkan peran sentral dalam pengeboman barak Marinir AS di Beirut pada 1983, yang menewaskan 241 personel militer AS, dan telah memberikan hadiah hingga $5 juta (sekitar Rp 81 miliar) bagi siapa pun yang dapat memberi informasi tentang keberadaannya, menurut situs web Rewards for Justice milik pemerintah AS.

Militer Israel mengatakan bahwa dia adalah komandan yang bertanggung jawab atas serangan roket yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja di sebuah desa Druze di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu, dan juga menewaskan “banyak warga Israel dan warga negara asing selama bertahun-tahun”. Hizbullah membantah berperan dalam serangan hari Sabtu itu.

Sumber-sumber Hizbullah mengatakan bahwa Shukr, yang juga dikenal sebagai Haj Muhsin, menjadi lebih menonjol di Hizbullah setelah pembunuhan Mughniyeh – tokoh bayangan yang dikenang Hizbullah sebagai dalang militer yang masuk dalam daftar teroris yang paling dicari di Amerika Serikat, dituduh merencanakan serangan terhadap kepentingan-kepentingan Barat, termasuk barak-barak Marinir.

Merujuk pada serangan dan penyanderaan di Lebanon pada 1980-an, pemimpin Hizbullah Nasrallah mengatakan dalam sebuah wawancara pada 2022 dengan televisi Arab bahwa serangan-serangan itu dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil yang tidak terkait dengan Hizbullah.

Sumber-sumber Hizbullah mengatakan bahwa Shukr bertempur melawan pasukan Israel selama agresi Israel 1982 bersama dengan Mughniyeh dan Mustafa Badreddine, komandan veteran Hizbullah lainnya yang terbunuh di Suriah pada tahun 2016.

Mengumumkan hadiah atas kepalanya pada 2017, program Hadiah untuk Keadilan AS mengatakan bahwa ia memainkan peran kunci dalam operasi militer Hizbullah di Suriah, di mana kelompok itu mengerahkan pejuang untuk mendukung Presiden Bashar al Assad pada tahun-tahun awal perang saudara Suriah.

Hizbullah pada saat itu menepis tuduhan terhadap Shukr dan anggota Hizbullah lainnya yang informasi tentang mereka diiming-imingi imbalan. Talal Hamiyah, dengan mengatakan bahwa tuduhan itu “ditolak dan tidak berlaku”.

Militer Israel, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa Shukr “bertanggung jawab atas sebagian besar persenjataan Hizbullah yang paling canggih, termasuk peluru kendali yang dipandu dengan tepat, rudal jelajah, rudal anti-kapal, roket jarak jauh, dan pesawat tak berawak.”

REUTERS

Pilihan Editor: Israel Lancarkan Serangan ke Selatan Beirut, Klaim Petinggi Hizbullah Tewas

Leave a comment