Pemerintah tidak akan Impor Susu untuk Makan Bergizi Gratis, Tapi Impor Induk Sapi
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan tidak akan mengimpor susu untuk program makan bergizi gratis yang bakal mulai dilaksanakan pada era presiden terpilih Prabowo Subianto. Namun, mereka terlebih dahulu bakal mengimpor induk sapi hidup selanjutnya dilakukan inseminasi dengan harapan dapat mempercepat produksi susu.
“Kita tahu bahwa akan ada program makan bergizi disediakan salah satu menunya susu, maka susunya yang dimaksud bukan impor susu tapi mendatangkan sapi hidup, ini lagi diatur skemanya,” ucap dia saat mengunjungi Balai Inseminasi Lembang, Sabtu (27/7/2024) malam.
Setelah mendatangkan induk sapi, ia merencanakan bakal dilakukan inseminasi dengan teknik sexing. Dengan harapan, sapi betina yang lahir menghasilkan produksi susu yang banyak.
“Ada teknologi sexing dipilah sperma jantan atau betina, kenapa penting kalau produksi susu yang lahir betina karena dia menghasilkan susu,” kata dia.
Pihaknya tengah menyusun skema untuk mendatangkan induk sapi tersebut yang cocok di Indonesia. Lebih jauh Sudaryono berharap Indonesia dapat mengurangi impor dan swasembada susu dan daging.
“Kita capai dengan milestone yang panjang,” kata dia.
Namun, Sudaryono mengatakan, jumlah akseptor atau resipien untuk dilakukan inseminasi masih kurang. Oleh karena itu, pihaknya mendorong pimpinan untuk dapat mempercepat kebijakan itu.
“Saya tanya (ke kepala balai) yang diperlukan nggak ada tapi pak kami butuh akseptor resipien banyak supaya maksimal melakukan percepatan kelahiran,” kata Sudaryono.
Saat ini, ia menambahkan Balai Inseminasi Lembang memiliki teknologi dan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang inseminasi. Bahkan, ia menyebut total cadangan semen beku di Balai Inseminasi Lembang dan Malang mencapai 10,4 juta inseminasi.