Informasi Terpercaya Masa Kini

Komentar Buya Yahya,UAS dan Derry Sulaiman Soal Dali Wassink Mualaf Tapi Dikremasi Keluarga

0 4

TRIBUNBENGKULU.COM – Inilah komentar Buya Yahya, Ustadz Abdul Somad dan Derry Sulaiman soal Dali Wassink yang dikremasi keluarga padahal mualaf.

Seperti diketahui, Dali Wassink tewas setelah mengalami kecelakaan tunggal di Kuta, Bali pada Kamis (18/7/2024) dini hari.

Dali Wassink sempat dibawa ke Rumah Sakit BIMC Kuta, namun nyawanya tidak tertolong.

Setelahnya pihak keluarga mengkremasu jenazah Dali Wassink di Krematorium Kertha Semadi, Kuta Selatan, Badung, pada Jumat (19/7/2024) malam.

Abunya lantas dilarung ke laut pada Minggu (21/7/2024).

Perlakuan keluarga terhadap Dali Wassink lantas menuai kontroversi.

Bukan tanpa alasan, pasalnya Dali Wassink diketahui merupakan seorang mualaf setelah menikah dengan Jennifer Coppen pada 2023 lalu.

Tidak terkecuali sejumlah pemuka agama seperti Buya Yahya, Ustadz Abdul Somad dan Derry Sulaiman.

Simak rangkumannya yang dihimpun TribunBengkulu.com berikut ini.

1. Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad dalam salah satu ceramahnya mengatakan, tidak seharusnya mengkremasi jenazah seorang muslim meski ia baru mualaf.

Menurut Ustadz Abdul Somad yang biasa dipanggil UAS, ada fardhu kifayah yang harus dilakukan pada jenazah seorang muslim sebelum dikuburkan.

“Bila ada seorang muslim di mana orang tuanya tidak tahu bahwa dia sudah muslim tetapi jenazahnya dikremasi, itu satu kampung kena dosanya,” kata ustadz Abdul Somad.

“Itu yang dinamakan fardhu kifayah. Kifayah artinya kalau sudah dilakukan satu orang maka gugur yang lain.”

Oleh karena itu, kata ustadz Abdul Somad, setiap mualaf sebaiknya dicatat lengkap identitasnya agar kelak bisa dilakukan prosesi pemakaman secara Islam.

“Hati-hati perhatikan kalau sudah syahadat saya selalu tanya tinggal di mana, saudaranya siapa, dan itu harus dimasukkan ke mualaf center,” ujarnya.

2. Buya Yahya

Pendakwah Buya Yahya memberikan penjelasan soal kontroversi jenazah Dali Wassink, suami Jennifer Coppen yang dikremasi usai meninggal dunia karena kecelakaan motor. Netizen mempermasalahkan jenazah pria 22 tahun itu dikremasi dan abunya dilarung ke laut.

Hal ini menjadi pergunjingan karena Dali Wassink diketahui telah menjadi mualaf saat menikah dengan Jennifer Coppen.

Mengawali ceramahnya, Buya Yahya meminta agar netizen tidak lagi memperdebatkan karena sudah jelas bahwa Dali Wassink adalah mualaf.

Buya kemudian menyebut jika yang terpenting adalah mualaf tersebut meninggal dalam keadaan sudah memeluk agama Islam, selengkapnya simak penjelasan Buya Yahya berikut.

Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube AL BAHJAH TV, Selasa (23/7/2024), Buya Yahya mengatakan, jika seseorang sudah memeluk agama Islam, kemudian dia tidak terbukti keluar dari iman, tidak keluar dari Islam, tidak murtad, selagi dia tidak melakukan sesuatu yang membuatnya keluar dari iman, maka bagaimana pun orang tersebut adalah seorang muslim.

“Kenapa harus diperdebatkan? permasalahan itu sangat jelas. Kalau orang sudah memeluk agama Islam, kemudian tidak terbukti keluar dari iman, tidak keluar dari Islam, tidak murtad, biarpun dia tidak shalat misalnya,

Karena dalam jumhur ulama dan menurut Imam Ahmad bin Hambali, selagi dia tidak melakukan sesuatu yang menjadikan dia keluar dari iman, maka dia adalah seorang muslim,” kata Buya Yahya.

Lebih lanjut sambung Buya, kalau dia adalah seorang mualaf dan meninggal dunia, dia adalah orang yang kelak akan selamat.

Maka dalam hal ini, seharusnya umat Islam memiliki kewajiban dalam mengurus jenazahnya, mulai memandikan, mengkafani hingga menguburkan.

“Kalau dia seorang muslim, maka wajib bagi kita yang hidup, bukan dia, dia yang mati mah sudah beres, baik yang meninggal dunia itu mau dikubur, tidak dikubur, dibakar, dikremasi semacam itu bukan urusan yang meninggal dunia tetapi urusan kita yang hidup.

Orang (mualaf) jika meninggal dunia, dia ahli iman, dia adalah orang yang kelak akan selamat. Jadi urusan memandikan, merawat jenazah, ini kewajiban bagi kita yg hidup wahai hamba Allah,” tegas Buya Yahya.

Adapun mualaf yang sudah meninggal dunia itu dia tidak ada urusan lagi terhadap dirinya sendiri.

Maka dalam hal ini, anda yang masih hidup tidak perlu kasihan dengan nasib jenazahnya semisal pun dia dikremasi atau bahkan tidak dikubur.

“Dan jangan katakan ‘kasian dia dikremasi, kasian dia dibakar’, dia gak ada urusan dia sudah meninggal dunia dan insyaallah dia meninggal dunia dalam keadaaan membawa iman,” imbuh Buya.

Lalu soal almarhum pernah meminta dikremasi jika meninggal dunia.

Dalam hal ini, Buya mengatakan, perlu ditelusuri bahwa permintaaan tersebut apakah diucapkannya sebelum dia memeluk agama Islam atau sesudah dia menjadi seorang mualaf.

Jika permintaan tersebut diucapkan sebelum masuk Islam, sangat jelas permintaan yang tidak perlu dituruti.

Jika permintaan tersebut diucapkan setelah ia masuk Islam, dalam hal ini mungkin dia belum mengerti caranya kalau meninggal harus dibagaimanakan.

Kalau seandainya dia menyuruh untuk dikremasi, bagi kita seorang muslim yang mengerti tidak boleh melakukannya.

“Itu kan termasuk wasiat yang salah tapi bukan berarti dia keluar dari iman,” timpal Buya.

Lalu jika jenazahnya sudah dikremasi, dalam hal ini umat Islam berarti belum melaksankan fardu kifayah, kalau memang kita tidak melakukannya berarti kita berdosa.

3. Derry Sulaiman

Derry Sulaiman turut buka suara mengenai hukum seorang mualaf dikremasi. Bersama ucapan bela sungkawa, Derry membahas tentang agama Dali sebelum Islam.

“Ternyata sebelum Islam, Papa Dali itu seorang monk, biksu Buddha yang betul-betul sudah melepaskan kecintaannya kepada dunia,” ujarnya seperti dikutip pada Selasa (23/7/2024).

“Jadi, basic spiritualnya Papa Dali ini memang baik ya. Semoga Allah SWT mengampuni semua khilaf dan dosanya Papa Dali, dan dimuliakan Allah nanti di surga dan berkumpul dengan anak istrinya.”

“Kami sekeluarga ingin menguburkan almarhum secara Islam, tapi ternyata teman-temannya mengatakan almarhum ini berwasiat di agama sebelumnya, kalau dia harus dibakar, dikremasi, dan ingin abunya dibuang di lapangan golf tempat dia main golf di Uluwatu.”

“Apa kekuatan hukum itu? Sertifikat tanda ke-Islam-an.”

Derry Sulaiman lantas mempertanyakan sertifikat mualaf Dali Wassink.

“Saya nggak tahu Papa Dali punya sertifikat atau tidak. Atau dia mungkin punya sertifikat, tapi karena lemahnya pengetahuannya tentang Islam sehingga dia mengatakan dia ingin dikremasi,” tuturnya.

Terlepas dari perdebatan yang terjadi, Derry Sulaiman menegaskan bahwa setiap manusia harus kembali ke tanah karena sejatinya mereka diciptakan oleh Allah SWT dari tanah.

“Semoga Papa Dali dan orang-orang Islam yang dikremasi, Allah ampunkan dosa-dosanya,” ujarnya. (**)

Leave a comment