Respons Demokrat Usai Andi Arief Ditunjuk Jadi Komisaris PLN
Bisnis.com, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk politisi Partai Demokrat Andi Arief sebagai Komisaris Independen PT PLN (Persero).
Merespons hal tersebut, Koordinator Juru Bicara Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menyatakan bahwa partai mengapresiasi dan menilai Andi merupakan sosok yang tepat dan mumpuni untuk mengisi jabatan tersebut.
“Bagus, alhamdullilah. Dia [Andi] punya pengalaman panjang. Banyak hal yang bisa diberikan oleh beliau dengan pengalaman dan pemahamannya selama ini,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/7/2024).
Baca Juga : Profil Andi Arief, Politisi Demokrat yang Ditunjuk Jadi Komisaris PLN
Herzaky juga berharap PT PLN bisa semakin berkembang dengan keberadaan Andi Arief di jajaran komisaris.
Adapun, pengangkatan Andi bersamaan dengan Burhanuddin Abdullah yang ditunjuk menjadi Komisaris Utama menggantikan Agus Martowardojo.
Baca Juga : : Perjalanan Burhanuddin Abdullah dari Gubernur BI, Rektor IKOPIN, hingga Komut PLN
“Iya, betul. Andi Arief sebagai komisaris [independen] diangkat bersama Komisaris Utama Bapak Burhanuddin Abdullah menggantikan Bapak Agus Martowardojo,” kata Deputi Balitbang Demokrat, Syarial Nasution melalui pesan singkat kepada Bisnis, Selasa (23/7/2024).
Profil Andi Arief
Andi Arief adalah seorang politikus dari Partai Demokrat. Dia pernah menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak 2015 dan terkini menjabat Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu).
Baca Juga : : Burhanuddin Abdullah Resmi Jadi Komut PLN Gantikan Agus Martowardojo
Karier politik Andi melejit usai berkontribusi dalam kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Jusuf Kalla di Pilpres 2004. Dia pun dipercaya menjadi Komisaris PT Pos Indonesia (Persero).
Kemudian pada 2009 dia ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam oleh SBY.
Sebelum terjun ke dunia politik, Andi dikenal sebagai aktivis prodemokrasi pada masa mudanya. Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dikenal vokal dan menjadi aktivis mahasisa di peristiwa Reformasi 1998.
Pernyataan Andi yang kerap blak-blakan dan menohok sebagai politisi, membuatnya beberapa kali berurusan dengan pihak kepolisian atas pengaduan orang-orang yang merasa tersinggung.