Informasi Terpercaya Masa Kini

Bagaimana Pandangan Arkeolog tentang Film Indiana Jones?

0 42

KOMPAS.comIndiana Jones merupakan serial film fiksi yang bercerita tentang pencarian harta karun di berbagai tempat.

Tokoh utama dalam ini film ini merupakan arkeolog bernama Henry Walton Jones yang lebih dikenal sebagai Indiana Jones, Indy, atau dr. Jones.

Dalam alurnya, Indy mencari harta karun berupa artefak atau peninggalan bersejarah dengan tantangan jalur berbahaya atau pertikaian antara ia dan pihak lain untuk mendapatkannya.

Baca juga: Pedang Viking Ditemukan di Halaman Rumah Warga Norwegia, Ini Ceritanya

Lantas, bagaimana pandangan arkeolog di dunia nyata mengenai film tersebut?

Pandangan arkeolog tentang film Indiana Jones

Memang benar cerita film Indiana Jones berfokus pada usaha dalam mendapatkan satu artefak dengan pengorbanan yang harus dilalui.

Kendati demikian, arkeolog mempunyai pandangan berbeda.

Menurut asisten profesor Departemen Anteropologi di University of California Irvine Christopher Lowman, arkeolog tidak pernah mengejar pada satu obyek.

“Arkeolog tidak pernah mengejar satu obyek, terutama ketika obyek itu segera dihapus dari konteks di mana ia ditemukan,” ucap Lowman dikutip dari IFLScience.

“Arkeologi adalah studi tentang materi, masa lalu manusia. Dan melalui itu, cara untuk mencoba memahami orang, budaya, individu, dan komunitas, di waktu dan tempat lain,” lanjutnya.

Ia menuturkan, Indiana Jones hanya mengejar satu harta karun saja, sehingga penonton justru tidak mengetahui banyak tentang seperti apa kehidupan di masa lalu.

Di luar petualangannya yang mengasyikkan, Jones juga seorang dosen di sebuah universitas dengan gelar PhD di dalam cerita.

Hal itu menjadi lebih penting seiring perkembangan serial film ini yang semakin banyak dikaitkan dengan peran akademisnya di universitas tempat dia mengajar.

Indy mendiskusikan praktik arkeologinya dengan para mahasiswa di perkuliahan.

“Saya pikir terutama saat serial film berlangsung, sangat jelas bahwa dia menjalani kehidupan yang, setidaknya dari perspektif musiman, sangat mirip dengan apa yang dilakukan banyak arkeolog akademik hari ini,” kata Lowman.

Namun, saat Indy keluar dari ruang perkuliahan, kesamaan dengan arkeolog dunia nyata berakhir.

“Saya pikir ada kesamaan. Begitu dia sampai di lapangan, apa yang dia lakukan mungkin lebih buruk daripada kebanyakan orang sezamannya di tahun 1930-an dalam hal pelestarian situs.”

Masalah pelestarian situs ini adalah perbedaan utama antara apa yang ingin dilakukan oleh para arkeolog dan apa yang sering dibuat oleh karakter fiksi.

Bagi seorang arkeolog, menemukan situs dan artefak yang menarik harus diimbangi dengan kebutuhan untuk melestarikan dan melindunginya demi mencegah kerusakan.

Ini memastikan bahwa penelitian di masa depan dapat dilakukan dan memungkinkan orang lain untuk memeriksanya.

Baca juga: Arkeolog Jepang Temukan Pedang di Makam Kuno Berusia 1.600 Tahun

  Perbedaan arkeolog dengan pemburu harta karun

Terdapat perbedaan antara arkeolog dengan pemburu harta karun yang dilakukan oleh Indy.

Secara umum, para arkeolog menggali situs-situs yang menarik dan memeriksa semua hal di sekitarnya untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai masa lampau.

Ini adalah praktik membuat pengetahuan baru yang memperhatikan obyek tertentu dan konteks yang ada. Hal itu berguna untuk merekonstruksi kehidupan orang-orang prasejarah.

Terkadang, beberapa artefak adalah satu-satunya petunjuk yang kita miliki tentang seluruh peradaban atau komunitas kuno karena tidak ada catatan tertulis untuk dipelajari.

Dengan demikian, para arkeolog harus menafsirkan petunjuk yang berbeda ini untuk merekonstruksi gambaran seperti apa kehidupan pada saat itu.

Sebaliknya, seorang pemburu harta karun hanya mencari benda berharga secara intrinsik untuk keuntungan pribadi, seringkali dengan tidak memperhatikan kondisi sekitarnya.

Baca juga: Setelah Membuka Makam Mesir Kuno, Arkeolog Ini Menderita Penyakit Misterius

Sementara itu, profesor antropologi di Indiana University Bloomington Anne Pyburn berpendapat bahwa Indiana Jones bukanlah arkeolog.

“(Apa) yang dia lakukan bukanlah arkeologi, itu penjarahan dan jika orang tertarik pada arkeologi karena mereka ingin melakukan itu, mereka akan kecewa,” kata Pyburn dikutip dari LiveScience.

Pyburn bukan satu-satunya arkeolog yang mengkritik penggambaran tersebut. Pendapat sama terlontar dari direktur Fasilitas Arkeologi Publik di Universitas Binghamton Laurie Miroff

“Saya menemukan bahwa Indiana Jones telah membuat banyak orang berpikir bahwa arkeologi hanyalah perburuan harta karun yang berpusat pada obyek dan tidak merekonstruksi cara hidup manusia di masa lalu,” ucap Miroff.

Baca juga: Arkeolog Ungkap Papirus Berisi Mantra Pelet Cinta Mesir, Begini Isinya

Apakah Indiana Jones berdampak positif?

Namun tak dipungkiri, Indiana Jones membawa dampak positif dalam arkeologi. Pada akhirnya film ini mendorong orang-orang untuk mempelajari tentang apa sebenarnya arkeologi itu.

“Dalam budaya populer, arkeologi hampir identik dengan Indiana Jones dan merupakan aset merek terkuatnya,” tutur profesor ilmu budaya di Universitas Linnaeus di Swedia, Cornelius Holtorf.

“Selama bertahun-tahun, karakter Indiana Jones (telah) memotivasi banyak anak muda untuk belajar arkeologi,” lanjutnya.

Kendati demikian, banyak akademisi yang mengkritik film-film tersebut karena penggambaran arkeologi mereka yang tidak realistis, bahkan lebih banyak lagi yang menyesali hubungan menyeluruh dengan hal-hal gaib.

“Saya pikir Indiana Jones memiliki efek positif di bidang arkeologi, sama seperti Jurassic Park memiliki efek yang sangat positif di bidang paleontologi,” jelas Lowman.

Leave a comment