Informasi Terpercaya Masa Kini

Peneliti Temukan Prasasti di Batu Besar, Diduga Dibuat Sahabat Nabi Muhammad

0 16

Studi baru menyebut, sebuah prasasti Paleo-Arab yang diukir pada batu besar dekat masjid terbengkalai di Arab Saudi kemungkinan besar dibuat oleh Hanzalah bin Abī ʿĀmir, sahabat nabi Muhammad SAW.

Meski banyak prasasti di era awal Islam yang diketahui, namun siapa pembuat prasasti tersebut masuk belum ditentukan, kecuali satu prasasti yang berada di al-Bahah di Arab Saudi yang dikaitkan dengan sahabat nabi Muhammad.

Prasasti itu dianalisis oleh para peneliti dan studinya terbit di Journal of Near Eastern Study pada April 2024. Benda tersebut menjadi prasasti kedua yang dikonfirmasi memiliki hubungan dengan Muhammad. Tidak seperti teks sebelumnya, prasasti kedua ini diukir pada awal abad ketujuh sebelum Islam mendominasi Arabia, menjadikannya saksi penting bagi sejarah pra-Islam dan latar belakang agama Islam.

Namun, tidak semua orang yakin ukiran itu dibuat oleh Hanzalah bin Abī ʿĀmir. Yang pasti, menurut peneliti temuan ini memberi gambaran sekilas tentang masa awal Islam berdiri.

“Bertentangan dengan kepercayaan populer bahwa Islam lahir dalam sejarah dideskripsikan secara rinci, kita tidak tahu banyak tentang kebangkitan Islam dari sumber-sumber kontemporer,” kata Ahmad Al-Jallad, prosesor studi Arab di The Ohio State University dan rekan penulis studi.

“Periode waktu diselimuti misteri. Prasasti-prasasti ini memberikan dasar yang dapat diverifikasi untuk penulisan sejarah berbasis bukti dari periode ini.”

Adapun prasasti ditemukan oleh Yusef Bilin, kaligrafer Turki yang sedang mengunjungi masjid kuno di kota Taif yang diyakini dibangun oleh Ali bin Abi Talib, Khalifah Islam keempat. Dia melihat dua prasasti di sebuah batu besar yang jauhnya sekitar 100 meter.

Pada 2021, ia menyampaikan hal tersebut kepada para peneliti. Prasasti ditulis dalam aksara Paleo-Arab, menggambarkan fase pra-Islam dalam alfabet Arab. Penulis prasasti di bagian atas dan bawah mengidentifikasi mereka sebagai Hanzalah, putraʿAbd-ʿAmr-w dan Abd al-ʿUzzē, putra Sufyān.

Tulisan tersebut jika diterjemahkan berbunyi:

Dengan nama-Mu, Tuhan Kami, aku adalah Hanzalah putra Abd-ʿAmr, aku mengajak engkau untuk bertakwa kepada Allah dan Dengan nama-Mu, Tuhan kami, aku adalah Abd al-’Uzzē putra Sufyān, aku mengaku engkau untuk bertakwa kepada Allah.”

Para peneliti lantas mempelajari biografi Musim tradisional Muhammad dan catatan silsilah orang Arab. Mereka menemukan bahwa kombinasi nama-nama ini sangat langka. Satu orang dengan nama Hanzalah, yang ayahnya adalah ʿAbd-ʿAmr, cocok dengan kriteria yang tertulis dalam prasasti. Orang ini berasal dari suku Aws–yang bermukim di Yathrib, sekarang dikenal Madinah– dan diidentifikasi sebagai sahabat nabi Muhammad dalam literatur Islam awal.

Penggunaan bahasa Paleo-Arab dengan mudah menunjukkan bahwa prasasti ini dibuat pada akhir abad keenam atau awal abad ketujuh, dan sangat cocok dengan garis waktu Hanzalah sang sahabat Nabi yang tewas dalam pertempuran perang Uhud pada 625 M. Nama orang kedua, Abd al-ʿUzzē, merujuk pada dewi pagan Arab al-Uzza, yang semakin mendukung gagasan bahwa prasasti ini dibuat oleh orang yang bukan dari pengikut Muhammad atau setidaknya belum jadi pengikutnya.

Penelitian ini mengarah pada kesimpulan bahwa Hanzalah kemungkinan besar adalah sahabat Muhammad dan ia mengukir kata-kata ini dalam perjalanan melewati Taif, mungkin dengan seseorang bernama Abd al-ʿUzzē sebelum ia masuk Islam.

“Pada dasarnya, tidak masuk akal kalau prasasti ini dibuat setelah Muhammad melalui dakwahnya, karena orang-orang di Taif sangat memusuhi dia, dan tidak mungkin salah satu pengikutnya pergi ke sana dan meninggalkan prasasti ini,” kata Hythem Sidky, penulis studi dan direktur International Quranic Studies Association di Washington, DC, sebagaimana dikutip Live Science.

Al-Jallad menambahkan, patina prasasti dan pola pelapukan menunjukkan bahwa prasasti ini sudah ada di sana sejak lama, sehingga kecil kemungkinan ini adalah tulisan yang dibuat di zaman modern.

“Tulisan tersebut merupakan karya ilmiah yang sangat mengesankan,” kata James Montgomery, profesor Studi Arab dan Timur Tengah di University of Cambridge yang tidak terlibat dalam penelitian. “Penelitian ini cermat, teliti, dan berhati-hati dalam penggunaan bukti, dengan setiap klaim didukung dengan benar melalui referensi ke semua bukti yang relevan dan memang ada.”

Leave a comment