Informasi Terpercaya Masa Kini

5 Sosok Pengusaha Kopi Tersukses di Indonesia, Terkaya Punya Rp67 Miliar

0 156

Bisnis.com, JAKARTA – Bisnis kopi merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan dan menguntungkan di Indonesia. 

Dengan peminatnya yang tinggi, sejumlah pengusaha kopi di Indonesia dapat meraih kesuksesan bahkan membawa usahanya mendunia. 

Menurut data Badan Pusat Statistik, komoditas kopi menyumbang penerimaan devisa negara hingga US$1,15 miliar pada 2022 lewat volume ekspor yang mencapai 437.560 ton. 

Baca Juga : Simak Khasiat Matcha sebagai Alternatif Kopi

Adapun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kopi di Indonesia mencapai 789.609 ton pada 2023. 

Sementara itu, konsumsinya di dalam negeri mencapai 372.600 ton pada 2023.

Baca Juga : : Nasib Pahit Arabika dan Robusta, Harga Kopi Makin Mahal, Terus Pecah Rekor

Sejalan dengan tingginya tingkat produksi dan konsumsi kopi, toko kopi juga semakin menjamur di Indonesia. Tak jarang para pengusaha kopi tersebut bisa membuka hingga ratusan cabang di Indonesia bahkan membawanya ke luar negeri. 

Berikut ini lima pengusaha yang sukses di Indonesi berkat usaha kopi: 1. James Prananto dan Edward Tirtanata

James Prananto adalah sosok di belakang berdirinya Kopi Kenangan, yang dia dirikan bersama rekannya, Edward Tirtanata. 

Baca Juga : : Bey Dukung Upaya Kabupaten Bandung Dorong Volume Ekspor Kopi

James dan Edward merupakan teman semasa kuliah. Mereka meraih gelar lulusan bisnis (MBA) di salah satu universtas di Amerika. 

Sebelumnya, James dan Edward sempat terjun dalam industry Food and Baverage dan membuka rumah teh premium di Jakarta yang bernama Lewis & Carroll (L&C), namun antusiasme masyarakat dinilai tidak sesuai harapan.

Melihat peluang di pasar kopi Indonesia, dia mengembangkan idenya membangun Kopi Kenangan. Hal ini untuk menangkap potensi dari Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia serta budaya minum kopnya yang kuat. 

Duo ini melihat adanya kesenjangan dalam pilihan antara kedai kopi pinggir jalan dan kafe kelas atas, dan telah mengambil alih pasar dengan alternatif berkualitas tinggi namun terjangkau.  

Kopi Kenangan telah menjadi jaringan kopi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Pada 2021, mereka juga berhasil mengantongi pendanaan seri C dan menyandang status sebagai perusahaan New Reatil F&B Unicorn pertama di Asia Tenggara. 

2. Billy Kurniawan

Turut bersaing di kancah kopi kekinian, ada nama Billy Kurniawan di belakang Kopi Janji Jiwa. Selain bisnis kopi, bisnis ini juga membawahi Jiwa Toast dan Jiwa Tea. 

Jiwa Group berhasil menjadi salah satu merek kopi ternama di Indonesia yang mendapatkan penghargaan bergengsi Brand of The Yeaar dari World Branding Awards pada 2022-2023.

Di balik keberhasilan Jiwa Group, ada peran pendirinya, Billy Kurniawan yang merupakan lulusan Seattle University pada 2017. 

Sebelum sukses dengan Jiwa Group, Billy sudah beberapa kali mencoba berbisnis di berbagai bidang usaha, di antaranya minuman bubble tea dengan merek Calais pada 2017. Kala itu, merek bubble tea tersebut bisa membuka sampai dengan 40 cabang. 

Namun, karena melihat peluang di bisnis kopi, pada 2018 dia mendirikan kopi Janji Jiwa tanpa bantuan investor. Billy merogoh modal Rp70 juta dari kantongnya sendiri, yang merupakan hasil dari usahanya sebelumnya. 

Gerai pertama Janji Jiwa dibuka di ITC Kuningan, kini Janji Jiwa telah membuka lebih dari 700 gerai di seluruh Indonesia

3. Vico Lomar

Vico Lomar adalah Co-Founder dan CEO dari Fore Coffee. Sebelum mendirikan bisnis ini, Vico Lomar telah malang melintang di industri bisnis F&B selama kurang lebih dua puluh tahun. 

Pria lulusan Universitas Trisaksti tahun 1999 ini memiliki beragam pengalaman di industri kopi dan makanan. Dia memulai karirnya sebagai Staf Akuntan di PT Metropolitan Kentjana Tbk. 

Setelahnya, Vico mulai terjun ke industri kopi dan makanan dengan menjabat sebagai General Manager di Jco Donut & Coffee pada 2006 – 2007, kemudian menduduki jabatan yang sama di Krispy Kreme Indonesia pada 2007 – 2009, dan di PT Excelso Multi Rasa di balik merek Excelso pada 2010 – 2013. 

Dia juga pernah bekerja di grup Dunkin’ Donuts sebagai International Business Manager untuk membantu mitra membuka cabang toko di beberapa negara seperti Baskin Robins di Filipina dan Indonesia, membuka Dunkin’ Donuts di Filipina dan Indonesia serta memperkenakan menu-menu baru dari AS ke Indonesia. 

Vico juga sempat bekerja di toko kopi milik Group Lippo, Maxx Coffe Prima sebgai Commercial and Development Director dan sempat menjadi Chief Operation Officer. 

Setelah itu Vico mengasah pengalamannya di bidang kopi dengan menjadi Founder PT Jokopi Sukses Jaya di balik merek “Kopi Alumni” sejak Desember 2018 – Desember 2019 sebelum akhirnya turut membantu membangun dan mengembangkan Fore Coffee.

Pada awal 2024 Fore sudah memiliki 175 gerai yang berlokasi di 33 kota di Indonesia. Dia juga menganarkan Fore Go Internasional dengan membuka 1 gerai di Singapura yang sudah dibuka sejak November 2023. 

Sepanjang tahun ini, Fore Coffee menargetkan akan membuka kurang lebih 240 gerai, tak hanya di Indonesia tapi juga dua gerai baru di Singapura. 

4. Jogi Hendra Atmadja

Kiprah bisnis kopi di Indonesia juga tak bisa lepas dari kehadiran kopi bubuk. Salah satu taipan yang sukses di bidang kopi kemasan adalah Jogi Hendra Atmadja yang ada di balik PT Mayora Indah Tbk.

Dia merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir di Jakarta pada 1946. Setelah lulus SMA, Jogi melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti. 

Meskipun memiliki gelar kedokteran, selepas lulus S1, Jogi justru memulai kariernya dengan mengembangkan bisnis usaha biskuit keluarganya yang sudah dirintis sejak 1948. 

Pada 1977, dia lantas mendirikan PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group bersama sahabatnya, Raden Soedigdo dan Darmawan Kurnia

Beberapa produk andalan Mayora di awal berdirinya adalah biskuit Roma yang sudah menjadi andalan bisnis keluarganya. Selain itu, ada permen Kopiko yang dirilis pada 1980-an. 

Seiring dengan kesuksesan perkembangan bisnisnya, Jogi mengantarkan PT Mayora Indah menjadi perusahaan terbuka dan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1990 dengan kode MYOR. 

Kini, beberapa produk Mayora Group makin banyak yang tenar termasuk kopi Torabika dan produk minuman lainnya seperti Energen, Teh Pucuk Harum, dan Le Minerale. 

Berdasarkan data Forbes, dia sempat menjadi orang terkaya di Indonesia pada 2023 dengan kekayaan hingga mencapai US$4,4 miliar atau setara dengan Rp67 miliar. 

5. Soedomo Mergonoto

Bicara soal kopi, juga tak lengkap rasanya jika tak menyebut Kopi Kapal Api. Di belakang kopi bubuk yang legendaris itu ada nama Soedomo Mergonoto.

Dia merupakan keturunan Tionghoa – Indonesia yang lahir pada Juni 1950 dari ayahnya bernama Go Soe Loet dan ibunya Poo Guan Can yang sudah merintis usaha kopi sejak 1927. 

Mengutip berbagai sumber, awalnya Go Soe Loet berjualan kopi bubuk dengan cara keliling memanggul kopinya dari kampung ke kampung di Surabaya. 

Hidup di keluarga yang pas-pasan, Soedomo harus bekerja serabutan sejak muda. Dia mencari penghasilan tambahan untuk keluarhanya mulai dari jadi tukang vulkanisir ban dan menjadi kernet bemo sembari membantu ayahnya berbisnis kopi di hari kerja. 

Perkembangan bisnis kopinya berkembang pesat setelah Soedomo mulai berinovasi membuat kopi kemasan dan dengan nekat mengiklankan kopi keluarganya di televisi pada 1978, bekerja sama dengan seorang pelawak. 

Kopinya dinamai Kopi Kapal Api, terinpirasi dari tempat jualannya yang penuh kapal di Pelabuhan Tanjung Perak. 

Dengan strategi pemasarannya yang berani, dia berhasil membesarkan usahanya hingga kemudian mendirikan PT Santos Jaya Abadi agar kopinya bisa diekspor ke mancanegara. 

Pada 1985, perusahaannya mulai mengekspor kopi bubuk Kapal Api ke Arab Saudi, lalu ke Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia. Kini bisnisnya berkembang dari kopi bubuk keliling hingga punya ribuan karyawan di berbagai wilayah di Indonesia.

Leave a comment