Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.

Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

TEMPO.CO, Jakarta - Gagal ginjal merupakan kondisi ketika terjadi gangguan pada sistem ekskresi ginjal dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.

Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Muhammad Hafiz Aini, mengatakan saat ini kondisi gagal ginjal tertinggi di Indonesia dialami pasien di bawah usia 50 tahun dan harus segera ditangani oleh dokter agar tidak memperparah kondisi ginjal.

“Berdasarkan survei di Indonesia, ternyata nomor satu atau tertinggi kejadian gagal ginjal terjadi pada pasien di bawah 50 tahun dan bisa kita anggap sebagai pasien usia muda,” kata Hafiz dalam gelar wicara daring, Selasa, 26 Maret 2024.

“Penyebabnya banyak, bisa karena penyakit dari tubuh (diabetes), gangguan pembuluh darah (hipertensi), kerusakan pada ginjal itu sendiri, seperti radang ginjal dan penyakit polikistik yang berhubungan dengan genetik, dan batu ginjal yang menyumbat saluran kemih,” tambah lulusan Universitas Indonesia itu.

Hafiz mengatakan penyebab utama gagal ginjal yang dialami pasien usia muda (18-45 tahun) saat ini didominasi diabetes, hipertensi, radang ginjal, dan gangguan struktur pada ginjal (kista, dll). Pemicunya sejumlah faktor, antara lain gaya hidup tidak sehat, obesitas, hingga gangguan genetik sehingga gagal ginjal juga banyak dialami pasien berusia muda. Namun, sebagian besar pasien masalah ginjal tidak mengalami gejala khusus sehingga perlu keawasan pasien saat mengalami sejumlah gejala yang merujuk pada kondisi tersebut.

“Gejalanya bervariasi, dari yang ringan sampai yang berat. Namun, sebagian besar pasien tidak bergejala,” jelas Hafiz.

Waspadai tanda berikut

Ada sejumlah tanda yang perlu diwaspadai sebagai kondisi gagal ginjal jika dialami pasien, antara lain urine berbusa dan berwarna merah, tekanan darah naik, mual dan muntah, merasa lemas dan letih, anemia, gangguan penurunan urine, sesak napas, hingga pingsan. Meski demikian, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak mengalami kondisi tersebut. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup sehat dan minum air putih sesuai anjuran dokter.

“Pengobatannya dengan cara pencegahan. Bagaimana kita bisa mencegah ginjal untuk tidak mengalami penurunan fungsi dan jika sudah mengalami penurunan fungsi (kondisinya) tidak semakin parah,” paparnya. “Pertama, jalani gaya hidup sehat. Lalu, hidrasi tubuh yang cukup dengan 2-3 liter air putih sehari (untuk orang dengan kondisi kesehatan normal), diet seimbang dan sehat, mengatur pengobatan faktor risiko, dan deteksi dini.”

Jika sudah mengalami penurunan fungsi ginjal maka pasien wajib melakukan evaluasi rutin dan pengobatan komplikasi penyakit yang mungkin terjadi. Meskipun tidak bisa disembuhkan, dengan melakukan evaluasi dan pengobatan setidaknya kondisi ginjal pasien tidak semakin parah. Namun, jika kondisi gagal ginjal sudah di tahap akhir atau ginjal tidak lagi dapat membuang limbah dengan sendirinya dan telah gagal berfungsi maka pasien perlu melakukan sejumlah terapi untuk menghilangkan limbah dari darah dengan dialisis hingga transplantasi ginjal.

“Kalau sudah tahap akhir maka harus dilakukan terapi yang disebut terapi pengganti ginjal, yaitu hemodialisis, peritoneal dialisis, dan transplantasi ginjal,” papar Hafiz.

Pilihan Editor: Gejala Gagal Ginjal Kronik yang Sering Diabaikan

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow