Aksi Boikot Terbukti MANJUR CEO McDonalds Kecewa Pasar Turun,Bantah Punya Hubungan dengan Israel

- Aksi boikot produk yang diduga terafiliasi dengan Israel mulai dikeluhkan oleh para pengusaha. Di saat perang masih terus berlanjut, kegiatan ekonomi dunia mulai bergolak dengan aksi boikot produk yang diduga pro-Israel. Salah satunya yang mulai berbicara adalah CEO McDonalds, Chris Kempczinski. Baca juga: IDF Cekcok dengan Para Menteri saat Rapat Kabinet Israel, Semua Saling Teriak, Bahas Agresi ke Gaza Chris Kempczinski...

Aksi Boikot Terbukti MANJUR CEO McDonalds Kecewa Pasar Turun,Bantah Punya Hubungan dengan Israel

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Aksi boikot produk yang diduga terafiliasi dengan Israel mulai dikeluhkan oleh para pengusaha.

Di saat perang masih terus berlanjut, kegiatan ekonomi dunia mulai bergolak dengan aksi boikot produk yang diduga pro-Israel.

Salah satunya yang mulai berbicara adalah CEO McDonalds, Chris Kempczinski.

Baca juga: IDF Cekcok dengan Para Menteri saat Rapat Kabinet Israel, Semua Saling Teriak, Bahas Agresi ke Gaza

Chris Kempczinski mengakui aksi boikot produk pro-Israel berdampak dan mempengaruhi pasar global di Timur Tengah.

Sejak 7 Oktober, setelah serangan udara dan invasi darat Israel di Jalur Gaza yang tiada henti, seruan boikot beredar luas di berbagai media.

Aktivis pro-Palestina berbondong-bondong mengajak masyarakat untuk membeli produk alternatif, alih-alih barang-barang yang dipasarkan oleh merek-merek barat.

Baca juga: Foto Presenter Berita Israel Bawa Senjata Pistol di Pinggang saat Siaran di Studio, Ini Alasannya

Bahkan, ritel makanan terbesar, McDonalds, terkena dampak parah akibat aksi boikot tersebut.

"Saya menyadari bahwa beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis akibat perang dan misinformasi, terkait yang memengaruhi merek seperti McDonalds," kata CEO McDonalds melalui unggahan LinkedIn.

"Ini mengecewakan dan tidak berdasar," ucapnya.

Dua minggu setelah perang Israel-Hamas terjadi, cabang McDonalds di Israel mengunggah di akun media sosialnya bahwa mereka mengirimkan ribuan makanan gratis kepada personel tentara Israel.

Setengah unggahan itu, waralaba McDonalds di Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Yordania, Mesir, Oman, Arab Saudi, dan Lebanon mengeluarkan pernyataan, yang berisi sangkalan punya hubungan dengan waralaba Israel.

Beberapa di antaranya bahkan menjanjikan memberikan bantuan untuk Gaza.

"Sehubungan dengan pemberitaan bahwa McDonalds di Israel menyumbangkan makanan," terang waralaba McDonalds di Arab Saudi dalam sebuah pernyataan.

"Kami menegaskan bahwa ini adalah keputusan individu mereka," urai pernyataan tersebut.

"Baik McDonalds global, kami, maupun negara lain tidak memiliki peran atau hubungan dengan keputusan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung," tegas waralaba McDonalds di Arab Saudi.

Baca juga: TEGAS! Respon Kemenhub soal Isu Kapal Dagang Israel Berlabuh di Indonesia: Tak Beri Izin & Dilarang!

Bukti nyata boikot berdampak

Bagi Shahed Helmy, warga Kuwait, pernyataan CEO McDonalds menjadi bukti bahwa boikot bisa berdampak dan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kesadaran akan perang Israel di Gaza.

"Saat ini, masyarakat berada pada titik di mana mereka telah menyaksikan kekejaman yang sangat besar di Gaza dan hal ini tidak dapat dimaafkan," katanya.

"Mereka akan mengingat apakah Anda mendukung genosida atau tidak. Jika Anda mendukung genosida, mereka akan memastikan Anda tidak melupakannya, dan itulah tujuan saya," katanya kepada Al Arabiya English.

"Satu-satunya cara untuk menyampaikan pesan kami adalah dengan menyampaikan bahasa mereka, yaitu melalui uang, dan kami memastikan bahwa mereka kehilangan banyak hal," lanjutnya.

"Satu-satunya cara agar mereka dapat mengubah cara hidup mereka adalah jika keadaan terus memburuk. Keberadaan mereka sepenuhnya bergantung pada dukungan kita," imbuhnya.

Dikutip Bloomberg, bagi Jawaher Abdulrahman, warga negara Saudi, keputusan untuk memboikot jaringan burger tersebut adalah keputusan yang mudah diambil.

"Kami akan memboikot karena warga Palestina kelaparan oleh Israel dan McDonalds mengirimkan makanan gratis kepada (tentara Israel)," ungkapnya.

"Merek-merek ini secara terbuka mendukung Israel, jadi kami akan terus melakukannya, kecuali mereka tiba-tiba memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan Israel," bebernya.

Nasib Starbucks

Aksi boikot tidak hanya berdampak pada McDonalds.

Bahkan belum lama ini, CEO Starbucks, Laxman Narasimhan meminta agar masyarakat berhenti memprotes kedai kopi tersebut.

Dikutip dari CNN, Narasimhan memohon agar operasional toko-tokonya tidak lagi diganggu.

Menurutnya, orang-orang telah disesatkan oleh informasi palsu yang tersebar secara luas di media sosial mengenai posisi perusahaan tersebut terkait perang Israel-Hamas.

"Kami melihat para pengunjuk rasa dipengaruhi oleh representasi keliru di media sosial tentang apa yang kami perjuangkan," kata Narasimhan dalam suratnya kepada karyawan dan pelanggan Starbucks.

"Kota dan negara di seluruh dunia, termasuk di Amerika Utara, menyaksikan protes makin meningkat," lanjutnya.

Ia juga mengakui banyak toko Starbucks mengalami kejadian vandalisme.

"Kami telah bekerja sama dengan otoritas setempat untuk memastikan mitra dan pelanggan kami aman," urai Narasimhan.

Surat tersebut merupakan upaya untuk mengurai posisi Starbucks dari kontroversi terkait perang.

Starbucks juga berusaha menjauhkan diri dari posisi pro-Palestina yang diambil oleh Starbucks Workers United, sebuah serikat pekerja Starbucks, yang telah membuat marah beberapa pendukung pro-Israel.

Perusahaan kopi tersebut mengatakan beberapa protes terkait perang di Gaza diakibatkan langsung oleh komentar serikat pekerja.

Artikel diolah dari Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow