Achtung! Dampak AI pada Dunia Kerja dan 20 Pekerjaan yang Terancam Punah

Penting untuk dicatat bahwa sementara beberapa pekerjaan dapat terancam, teknologi AI juga dapat menciptakan peluang baru.

Achtung! Dampak AI pada Dunia Kerja dan 20 Pekerjaan yang Terancam Punah

Pengaruh teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin terasa signifikan dalam dunia kerja, mengubah cara individu dan perusahaan menyelesaikan tugas sehari-hari. Meskipun AI telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan, namun dampaknya terhadap lapangan kerja global menjadi perhatian serius, seperti yang disampaikan oleh Kristalina Georgieva, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF).

Menurut Georgieva, AI dianggap akan mempengaruhi hingga 40 persen lapangan kerja global di masa depan. Hal ini menciptakan ketidakpastian di kalangan pekerja yang khawatir pekerjaan mereka dapat digantikan oleh teknologi. IMF mencatat bahwa hampir 40 persen pekerjaan di seluruh dunia telah terpapar oleh penggunaan AI, dengan prediksi peningkatan yang lebih besar di negara-negara maju.

Namun, sejauh mana kecanggihan AI dapat mempengaruhi pekerjaan bergantung pada sektor dan lokasi geografis. Pekerja kantoran dianggap memiliki risiko lebih besar terdampak AI dibandingkan dengan pekerja sektor kasar. IMF juga mencatat bahwa negara-negara maju lebih rentan terhadap pengaruh AI, di mana lebih dari separuh pekerjaan dapat dijalankan oleh teknologi ini.

Namun, situasi di Indonesia saat ini masih tergolong minim dalam adopsi teknologi AI. Managing Partner Skystar Capital, Abraham Hidayat, menekankan bahwa perusahaan di Indonesia masih dalam tahap pencarian bentuk AI yang sesuai dengan konteks lokal. Meskipun demikian, Indonesia sebagai pemakai AI harus bersiap menghadapi dampaknya terhadap lapangan kerja, meskipun perkembangannya masih membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun.

Dalam konteks global, IMF memberikan peringatan terkait potensi AI dalam memperburuk kesenjangan masyarakat. Pekerja yang mampu mengembangkan dan memahami penggunaan AI akan lebih mampu bertahan dalam pasar kerja, sementara yang hanya memiliki pemahaman dasar atau bahkan tidak mengikuti perkembangan akan berisiko menjadi pekerja kelas bawah.

Melihat potensi dampak negatif AI, IMF memberikan beberapa saran kepada pemerintah dan masyarakat. Pelatihan keterampilan dasar bagi tenaga kerja dianggap perlu untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. IMF juga menekankan pentingnya regulasi yang kuat terkait aplikasi AI agar dapat diintegrasikan dengan baik dalam konteks masing-masing negara.

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) memang memberikan kemajuan dalam berbagai bidang, namun juga dapat mempengaruhi beberapa jenis pekerjaan yang cenderung terotomatisasi. Berikut adalah 20 jenis pekerjaan yang berpotensi terancam punah dengan adanya teknologi AI:

1. Pekerjaan Rutin Administratif: Tugas-tugas administratif yang bersifat rutin dan dapat diotomatisasi, seperti pengisian formulir dan pengarsipan data.

2. Operator Pabrik: Pekerjaan operator mesin dan pabrik yang dapat digantikan oleh sistem otomatisasi dan robotika.

3. Teller Bank: Pekerjaan teller yang melibatkan transaksi keuangan sederhana dapat tergantikan oleh layanan perbankan digital.

4. Pekerjaan di Pabrik Manufaktur: Pekerjaan di lini produksi yang dapat diotomatisasi dengan penggunaan robot dan teknologi AI.

5. Pegawai Pelayanan Pelanggan: Pekerjaan pelayanan pelanggan yang bersifat rutin dan dapat diatasi dengan chatbot dan asisten virtual.

6. Pekerjaan Penyortiran Barang di Gudang: Tugas penyortiran barang yang dapat diotomatisasi dengan teknologi robot dan sistem pengenalan gambar.

7. Pekerjaan Pengemudi: Seiring dengan perkembangan kendaraan otonom, pekerjaan pengemudi dapat terancam di sektor transportasi.

8. Pekerjaan Pemrosesan Data: Pekerjaan yang melibatkan pemrosesan data besar-besaran dapat terotomatisasi dengan cepat oleh AI.

9. Kasir: Pekerjaan kasir di toko dan supermarket yang dapat digantikan oleh sistem pembayaran otomatis.

10. Pekerjaan di Bidang Pertanian: Pekerjaan di bidang pertanian yang dapat diotomatisasi dengan penggunaan drone dan teknologi sensor.

11. Pekerjaan Pengujian Kualitas: Pekerjaan yang melibatkan pengujian kualitas produk secara manual dapat digantikan oleh sistem AI.

12. Pekerjaan Penyiar Berita: Proses penulisan dan penyiaran berita yang dapat diotomatisasi dengan teknologi AI dan pengolahan bahasa alami.

13. Pekerjaan di Bidang Penelitian: Pekerjaan penelitian yang melibatkan analisis data besar-besaran dapat terotomatisasi dengan kecerdasan buatan.

14. Pekerjaan Pemrosesan Faktur: Pekerjaan yang terkait dengan pemrosesan dan verifikasi faktur dapat diotomatisasi dengan sistem AI.

15. Pekerjaan Fotografi Rutin: Fotografi rutin seperti pemotretan produk untuk e-commerce dapat diotomatisasi dengan teknologi AI.

16. Pekerjaan Pembuat Laporan Keuangan: Pekerjaan yang melibatkan penyusunan laporan keuangan rutin dapat digantikan oleh sistem otomatisasi.

17. Pekerjaan Desain Grafis Sederhana: Desain grafis yang sederhana dan rutin dapat dihasilkan secara otomatis oleh program AI.

18. Pekerjaan Pengelola Stok: Pekerjaan pengelolaan stok yang melibatkan pemantauan dan pengelolaan persediaan dapat diotomatisasi.

19. Pekerjaan Operator Telepon: Tugas-tugas operator telepon yang dapat diatasi oleh sistem respon suara otomatis.

20. Pekerjaan Pengepakan Barang: Pekerjaan pengepakan barang di gudang atau pabrik yang dapat diotomatisasi dengan penggunaan robotik.

Penting untuk dicatat bahwa sementara beberapa pekerjaan dapat terancam, teknologi AI juga dapat menciptakan peluang baru dan menghasilkan pekerjaan di sektor-sektor yang berkembang.

Saya sendiri membuktikan, tanpa kemampuan dan bantuan ahli, saya sendirian bisa mengerjakan satu video pendek dengan bantuan AI secara penuh. Sesuatu yang dua tahun lalu saja mugkin belum terpikirkan!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow