Kata Gus Yahya soal Beda Pertemuan Gus Dur dan 5 Pemuda dengan Israel
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan perbedaan pertemuan mantan Ketum PBNU, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan 5 pemuda Nahdliyin dengan pejabat Israel.
Mulanya, ia bercerita saat dirinya berangkat ke Israel bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada 2018 silam saat dia masih menjabat sebagai Katib Aam PBNU. Ia menjelaskan saat itu tidak membawa embel-embel NU.
“Dari segi status, memang kurang lebih status sama, saya juga ke Israel atas nama pribadi, dan saya mempertanggungjawabkannya secara pribadi, kalau saya waktu ke sana, saya tidak pernah menyebut NU tidak pernah. Kecuali Gus Dur yang saya katakan sebagai guru saya, dan inspirator saya, tapi segala sesuatunya saya pertanggungjawaban secara pribadi,” kata dia.
Dia menuturkan, terdapat beberapa perbedaan saat Gus Dur dan kelima pemuda Nahdliyin hendak berangkat ke Israel. Ia menjelaskan, Gus Dur terlebih dahulu sowan dengan para kiai.
“Nah, memang ada perbedaan-perbedaan, misalnya bahwa pertama Gus Dur sebelum engagement ke Israel, beliau melakukan konsolidasi terlebih dulu, beliau datang ke kiai-kiai untuk bicara dengan kiai-kiai mengenai masalah ini dan upaya peluang yang bisa dilakukan dan sebagainya. Sehingga kemudian kiai-kiai itu merestui keberangkatan beliau,” lanjutnya.
Bahkan, sepulangnya Gus Dur dari Israel, Gus Yahya mengatakan, Presiden ke–4 RI kembali bertemu dengan para kiai untuk menyampaikan hasil pertemuan tersebut.
“Ini yang mungkin jarang diketahui oleh masyarakat luar yah sampai-sampai pada waktu itu ketika ribut sedemikian rupa misalnya bang Fahri Ali waktu saya ingat betul, waktu saya nulis panji masyarakat menjelang muktamar ke 28 di Jogja tahun 89 beliau menulis bahwa Gus Dur sudah habis gitu,” terang dia.
Gus Yahya Ajak Tokoh Yahudi Temui Said Aqil hingga Mustofa Bisri Sebelum Berangkat ke Israel
Gus Yahya menjelaskan, sebelum dirinya berangkat ke Israel pada 2018 lalu, ia mengajak salah satu tokoh Yahudi yang mengajak dirinya untuk bertemu terlebih dahulu dengan Kiai Said Aqil dan Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus).
“Sebelum berangkat [ke Israel] saya sowan ke sana kemari, bahkan saya waktu itu memberi syarat kepada yang mengundang, mereka harus ada yang mau saya ajak untuk ketemu kiai saya, dan saya ajak salah seorang tokoh Yahudi untuk bertemu kiai Maimoen Zubair berdialog lama sekali 4 jam dengan kiai Mustofa Bisri, dan lain-lain,” terang dia.
Dia menuturkan, saat itu ia bertemu dengan Kiai Ma’ruf Amin dan Mantan Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj untuk meminta izin untuk berangkat ke Israel atas nama pribadi bukan dengan embel-embel NU.
“Saya juga sebelumnya saya temui Kiai Maruf Amin, Rais Aam, Kiai Said Aqil Siradj ketum waktu itu, ya saya sampaikan dan saya katakan dengan ini saya akan berjalan atas nama pribadi,” tandas dia.