Drama perampokan bank di Baker Street London yang masih jadi misteri
Pada musim gugur 1971, sekelompok pria berkomplot melakukan salah satu perampokan bank paling mencengangkan dalam sejarah.
Ketrampilan, keberanian dan kesabaran, koneksi, sedikit keberuntungan, dan inspirasi dari kisah Sherlock Holmes berkumpul jadi satu pada akhir pekan yang penuh drama dan nyaris sulit dipercaya.
Para perampok beraksi dengan cara membuat terowongan ke dalam brankas penyimpanan dan membawa lari isi ratusan kotak deposit. Selagi aksi berlangsung, suara mereka didengarkan oleh operator radio amatir yang mencoba menyetel radio bajakan.
Ketika para polisi berada di depan pintu brankas yang tertutup, komplotan itu sebenarnya sedang berada di dalam dan tak seorang polisi maupun petugas bank terpikir untuk memeriksa bagian dalam.
Ini adalah kisah perampokan Lloyds Bank cabang Baker Street di pusat kota London, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu lokasi teraman di Inggris. Bahkan hingga kini, sebagian teka-tekinya masih belum terpecahkan.
Yang belakangan terungkap, perampokan itu berjalan sistematis dan direncanakan jauh-jauh hari.
Pada suatu Jumat malam pada September 1971, sekelompok pria berhasil menerobos ke dalam SAC—toko barang-barang kulit di Baker Street—sambil membawa roti lapis dan termos berisi teh.
Empat bulan sebelumnya, toko tersebut dibeli oleh Benjamin Wolfe, seorang pria berusia 60-an tahun.
Dia sangat tertarik dengan tempat itu karena letaknya hanya terpisah dua toko dari Lloyds Bank dan mempunyai ruang bawah tanah yang kedalamannya sama dengan brankas bank tersebut.
Bahkan sebelum itu, pada Desember 1970, seorang pria yang tampaknya kaya raya membuka rekening di Lloyds Bank cabang Baker Street. Dia menyetorkan £500 (sekitar £6.000 saat ini, setara Rp119,6 juta) ke dalamnya.
Kemudian, ia menyewa kotak deposit di cabang tersebut.
Seperti banyak klien kaya lainnya, ia kerap kali membuka kotaknya di brankas bank.
Namun, berbeda dengan klien kaya lainnya, dia menghabiskan waktu mengukur ruangan dengan payungnya.
Kejadian berikutnya murni keberuntungan bagi komplotan tersebut.
Sejumlah konstruksi jalan sedang dilakukan kala itu. Getaran yang disebabkan oleh proses konstruksi itu menyebabkan alarm getar milik berbagai tempat usaha di area itu berbunyi berulang kali.
Jadi, para pemilik toko di kawasan itu menonaktifkan alarm getar mereka.
Semula, komplotan perampok itu diduga diorganisir oleh Brian Reader—yang terlibat perampokan Brinks-Mat dan perampokan Hatton Garden. Akan tetapi, personel geng tersebut sejatinya tidak pernah diketahui secara pasti.
Reader, yang meninggal tahun lalu saat berusia 84 tahun dan diperkirakan memiliki kekayaan senilai £22 juta (sekitar Rp439,9 miliar) dari serangkaian perampokan berisiko tinggi, membantah bahwa ia ikut serta.
Empat orang, termasuk Wolfe dan Anthony Gavin—anak didik Reader—dipenjara pada 1973.
Diperkirakan sedikitnya empat orang lainnya, termasuk seorang perempuan, berhasil lolos.
Pertanyaan lain yang belum terjawab adalah berapa jumlah uang yang diambil.
Dilaporkan bahwa jumlahnya bisa berkisar antara £500.000 hingga £3 juta. Nilainya saat ini setara dengan £6 juta (sekitar Rp120 miliar) hingga £40 juta (sekitar Rp800 miliar).
Hanya sebagian kecil yang berhasil ditemukan, sisanya tidak terlacak.
Ada rumor bahwa pemerintah saat itu meredam kabar soal perampokan ini dengan alasan yang tak diketahui.
Adapun catatan tentangnya secara resmi disegel di arsip nasional hingga 2071.
Dan apakah benar klaim bahwa satu kotak dalam brankas itu berisi foto-foto Putri Margaret sedang berhubungan intim?
Gavin diduga membuat rencana tersebut setelah membaca kisah Sherlock Holmes, The Red-Headed League.
Di dalamnya, sosok pahlawan ciptaan penulis Arthur Conan-Doyle menunggu di dalam lemari besi untuk mengantisipasi pencuri yang berencana masuk ke dalam terowongan.
Bersama Wolfe, Gavin merekrut Reginald Tucker dan Thomas Stephen.
Dua orang lainnya, Bobby Mills dan Mickey Gervaise, diduga terlibat—kendati setelah itu mereka menghilang begitu saja, menurut hasil penyelidikan polisi.
Termos teh dan roti lapis bukanlah satu-satunya barang yang diangkut ke dalam toko kulit itu.
Stephen, yang direkrut karena kemampuannya menyediakan peralatan, telah memproduksi dongkrak seberat 100 ton, bahan peledak, dan tombak termal, yang memanaskan dan melelehkan baja dengan oksigen bertekanan.
Komplotan itu menghabiskan sekian pekan untuk menggali terowongan sedalam sekitar 12 meter. Puing-puingnya dimasukkan ke plastik saat malam hari.
BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.
Saat tiba waktunya perampokan, Mills, yang dibekali dengan walkie-talkie, naik ke atap di bangungan di dekatnya untuk mengawasi keadaan saat rekan-rekannya melewati terowongan dan berupaya membobol brankas.
Dongkraknya tidak berfungsi, begitu pula tombak termal.
Mereka lantas mengandalkan gelignit—bahan peledak yang juga dikenal sebagai gelatin ledak atau dinamit.
Ledakan diatur sedemikian rupa agar bertepatan dengan suara kendaraan yang lalu lalang untuk menyembunyikan kebisingan.
Dengan cara itu mereka berhasil menerobos bank.
Selagi aksi perampokan berlangsung, seorang pria bernama Robert Rowlands tak sengaja mendengarkan para perampok bercakap-cakap via walkie-talkie melalui radio amatir miliknya.
Pria berusia 35 tahun itu mendengarkan para perampok saat mereka mengoordinasikan gerakan mereka. Dia juga bisa mendengar ocehan pengintai di atap gedung yang mengeluh kedinginan.
Rowlands mendengar komplotan itu berdiskusi apakah mereka akan rehat sejenak karena penggalian menyebabkan ruang brankas bank penuh asap dan debu.
Salah satu dari mereka terdengar meminta secangkir teh dan sepotong roti lapis.
Mereka juga menyebutkan berapa “ribuan” yang mereka dapat dan apa yang akan mereka ambil lagi.
Rowlands berasumsi orang-orang itu sedang membobol toko tembakau dan angka-angka itu merujuk pada rokok.
Beberapa jam kemudian, Rowlands menelepon Scotland Yard. Para detektif tertarik dengan laporan Rowlands.
Mereka memanggil mobil deteksi dari Kantor Pos untuk melacak sinyal walkie-talkie.
Tapi mereka baru melakukannya pada Minggu sore, saat semuanya sudah berakhir.
Surat kabar The Times menerbitkan artikel keesokan harinya: “Para manajer dan pengurus bank dibangunkan dari tidur mereka dan meninggalkan liburan akhir pekan untuk membuka bank.
“Polisi, ditemani petugas keamanan, masuk ke bank, tetapi setelah yakin bahwa ruang penyimpanan uang itu masih utuh, mereka pergi.
“Saat mereka menutup pintu depan gedung Lloyds, beberapa perampok berjongkok di balik pintu ruang penyimpanan, menghela napas lega.
“Sedikit saja desahan mungkin bisa mengungkap posisi mereka.
“Tak lama kemudian, para pencuri merangkak kembali melalui terowongan sepanjang 40 kaki. Mereka melarikan diri melalui jendela belakang sambil meninggalkan delapan ton puing penggalian terowongan di belakang.”
Atau, seperti yang dikatakan staf bank, dengan sangat meremehkan saat mereka membuka cabang pada Senin pagi: “Kami menemukan brankas dalam keadaan berantakan.”
Komandan Robert Huntley dari Scotland Yard, berkata: “Tidak dapat dihindari, kami menerima sejumlah kritik dari orang-orang yang mengatakan kami lamban dalam mengambil tindakan.
“Saat kami mendatangi bank bersama staf keamanan Lloyds, kami diberi tahu bahwa ruang penyimpanan itu masih utuh. Tidak seorang pun menduga bahwa gerombolan itu telah masuk di sisi lain.”
Perampokan itu adalah yang terbesar yang pernah dilakukan di distrik Kepolisian Metropolitan London. Sebanyak 120 detektif menangani kasus tersebut.
“Kami mendapatkan informasi tentang siapa otak sebenarnya di balik geng ini”, kata Komandan Hunt.
“Kami pikir ‘Mr Big’ mungkin seorang yang tidak dikenal. Saya tidak mengenalnya.”
Beberapa orang ditangkap di kemudian hari.
Gavin—yang aksi penggalian terowongannya disebut oleh hakim pengadilan sebagai “sebuah karya teknik yang luar biasa”—Tucker dan Stephen dinyatakan bersalah telah memasuki bank sebagai penyusup, mencuri uang tunai, dan perhiasan, serta kepemilikan bahan peledak.
Wolfe dinyatakan bersalah atas tuduhan yang sama.
Saat menjatuhkan hukuman, Hakim Sutcliffe QC berkata: “Anda masing-masing pasti tahu bahwa imbalan untuk kesuksesan akan sangat tinggi dan hukuman untuk kegagalan juga akan tinggi.”
Wolfe dijatuhi hukuman delapan tahun penjara, sementara lainnya divonis 12 tahun penjara.
Hakim Sutcliffe mengatakan kepada Wolfe bahwa dia menjatuhkan hukuman yang lebih ringan kepadanya hanya karena usianya yang sudah lanjut.
“Saya tidak akan membiarkan hati nurani saya terbebani oleh vonis hukuman yang dijatuhkan kepada seseorang dalam jangka waktu yang begitu lama, sehingga kecil kemungkinan dia bisa keluar dari penjara hidup-hidup.”
Wolfe kala itu berusia 64 tahun.
Akibat dari kasus ini terjadi saling tuding.
Scotland Yard mengaku kecewa oleh staf keamanan Lloyds Bank, yang berkilah bahwa alarm mereka “sangat ampuh”.
Kantor Pos menyatakan bahwa mereka bisa menangkap komplotan itu jika dipanggil lebih awal.
Ada pula pertanyaan mengapa polisi tidak memeriksa toko kulit, yang tidak hanya mengungkap terowongan ke dalam brankas, tetapi juga para perampok yang sibuk membuka 286 kotak simpanan brankas.
Perampokan itu menjadi inspirasi film yang dirilis pada 2008, The Bank Job.
Film itu memuat alur cerita saat Badan Keamanan Inggris ingin mengambil beberapa foto Putri Margaret yang diduga disimpan di kotak brankas oleh gangster militan Trinidad, Michael X.
Solusinya adalah mengerahkan komplotan orang untuk membuat terowongan ke dalam brankas tersebut.
Alur cerita tersebut memperkuat rumor yang muncul di surat kabar, bahwa seseorang yang tak diungkap identitasnya mengatakan Reader benar-benar terlibat dalam perampokan tersebut.
Reader juga telah memberitahunya bahwa ia menemukan foto-foto yang menunjukkan seorang politisi terkemuka sedang menyiksa anak-anak.
Reader tampaknya meninggalkan foto-foto itu “berserakan di lantai lemari besi” agar ditemukan oleh polisi.
Tidak ada bukti soal hal ini.
Rumor lain adalah bahwa pemerintah memberlakukan pemberitahuan resmi dari pemerintah Inggris yang meminta editor media massa untuk tidak menerbitkan atau menyiarkan informasi tertentu—mengenai insiden tersebut.
Pemberitahuan semacam ini bisa dikeluarkan pemerintah Inggris untuk mencegah pengungkapan informasi yang dapat membahayakan operasi militer dan intelijen Inggris.
Namun biasanya pemberitahuan tersebut tidak digunakan untuk menghentikan penyebarluasan berita kejadian perampokan.
Akan tetapi kurangnya berita yang dipublikasikan soal kejadian perampokan tidak sepenuhnya benar.
Seiring waktu, minat terhadap berita tersebut menurun. Tetapi perampokan tersebut masih dilaporkan di surat kabar nasional dan regional pada tahun-tahun berikutnya.
Rumor tersebut mungkin bermula dari Rowlands, yang mengatakan polisi telah merampas telepon dari genggamannya saat dia berbicara kepada sebuah surat kabar tentang perannya dalam kasus tersebut.
Rowlands mengatakan, petugas itu telah memberi tahu editor bahwa ia tidak diizinkan menerbitkan apa pun.
Bertahun-tahun kemudian, Rowlands menyatakan polisi mencoba menutupi anggapan bahwa mereka tidak becus.
Satu-satunya misteri yang tersisa adalah apa yang ada di dalam 800 halaman dokumen tersegel di Arsip Nasional. Dokumen-dokumen itu akan dirilis dalam 47 tahun.
Jadi apa yang dikatakan Lloyds Bank tentang rangkaian peristiwa tersebut?
Lloyds Bank menyarankan nasabah untuk mengasuransikan barang berharga yang disimpan dalam kotak pengaman dan menolak segala tanggung jawab.
Lagipula, katanya: “Agak tidak biasa bagi perampok untuk masuk melalui bawah tanah.”
Baca juga:
- Inikah ‘kawanan perampok paling goblok’ dalam sejarah kejahatan?
- ‘Perempuan kecil’ berusia 78 tahun rampok bank tiga kali
- Kesaksian putra buronan kelas kakap yang hidup di bawah bayang-bayang salah satu perampokan tersohor di Inggris
Baca juga:
- Perampokan bank skala besar – model ‘bandit’ tahun 1920-1930 yang muncul lagi
- Perampokan perhiasan senilai Rp64 milyar, pelaku ‘membuang’ hasil jarahan
- Kawanan pencuri membobol bank dengan menggali terowongan di selokan
Baca juga:
- Kawanan maling diterbangkan khusus dari Chile ke Inggris untuk bobol rumah orang-orang kaya
- Rumah Rihanna dan selebritas lain dibobol perampok, seorang remaja diadili
- Pencuri ‘minum sampanye, lalu mabuk dan tertidur pulas’ di ranjang pemilik rumah
Baca juga:
- Terduga perampok tewas setelah terjatuh dari atap rumah
- Aksi kakek 85 tahun hadang perampok bersenjata jadi viral
- Perampokan yang mengubah seorang pria biasa menjadi jenius matematika
- Inikah ‘kawanan perampok paling goblok’ dalam sejarah kejahatan?
- Kesaksian putra buronan kelas kakap yang hidup di bawah bayang-bayang salah satu perampokan tersohor di Inggris
- Perampokan bank skala besar – model ‘bandit’ tahun 1920-1930 yang muncul lagi