Garin Nugroho Garap Film Musikal Sejarah, Dibintangi Nicholas Saputra
TEMPO.CO, Jakarta – Sutradara kenamaan Garin Nugroho mengumumkan proyek film terbarunya. Ditemui usai gelaran Malam Anugerah Piala Citra 2024 di ICE BSD, Tangerang pada Rabu, 20 November 2024, Garin mengungkapkan bahwa ia tengah mempersiapkan sebuah film musikal berjudul Siapa Dia. Menggandeng aktor Nicholas Saputra, Garin menjelaskan bahwa film ini akan menggunakan pendekatan melodrama.
Eksplorasi Garin Nugroho dalam Film Musikal
Garin memang dikenal dengan pendekatan unik pada seni visual, termasuk dalam film Setan Jawa (2017) dan Samsara (2024) yang menggunakan format bisu dan perpaduan musik tradisional. Kini, melalui Siapa Dia, Garin ingin menghidupkan kembali sejarah perfilman Indonesia melalui alunan musik dan tarian.
“Film musikal tentang sejarah film Indonesia, dari era 1.0 sampai era 4.0. Judulnya Siapa Dia dan melodrama,” ujar Garin. Film ini akan menjadi pengalaman baru bagi Nicholas Saputra, yang akan menampilkan kemampuan bernyanyi dan menarinya. Jadi bagi anda yang kesengsem Nicholas, tolong nonton,” ungkapnya, sambil berkelakar. Sutradara kelahiran 1961 itu juga akan melibatkan sembilan penyanyi perempuan dalam film ini, termasuk Amanda Rawles dan Monita Tahalea.
Garin Nugroho Jadi Sutradara Terbaik FFI 2024
Proyek Siapa Dia menjadi babak baru dalam perjalanan Garin Nugroho setelah keberhasilannya meraih penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia atau FFI 2024. Karyanya, Samsara–sebuah film bisu dengan gaya hitam putih yang memadukan elemen musik tradisional, memboyong banyak penghargaan pada malam anugerah tersebut. Ia pun berhasil unggul dari empat sutradara lain di nominasi yang sama; Edwin dengan film Kabut Berduri, Joko Anwar dengan karya Siksa Kubur, Tumpal Tampubolon dengan film Crocodile Tears serta sutradara Yandy Laurens dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-film.
“Saya tidak terlalu yakin film bisu dengan hitam putih, mengambil tema tradisi musik gabungan bisa meraih sutradara terbaik,” kata Garin dalam pidatonya. Samsara memenangkan 4 dari 6 nominasi. Selain kategori Sutradara Terbaik, film bisu yang dibintangi Ario Bayu dan Juliet Burnett itu juga memenangkan penghargaan untuk Pengarah Sinematografi Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Sebelumnya, pidato Garin saat menerima penghargaan di malam FFI juga sempat menarik perhatian ketika ia menyinggung soal politik dinasti. “Saya takut dikira politik dinasti,” ujarnya, mengundang tawa hadirin. Pernyataan tersebut merujuk pada Ifa Isfansyah, menantu Garin, yang membacakan pengumuman kemenangannya di atas panggung. Ifa menikah dengan anak Garin, Kamila Andini pada 2012. Kemudian ia menegaskan bahwa penghargaan yang diterimanya tidak berkaitan dengan hal-hal seperti nepotisme atau politik.
Garin juga mengklaim penghargaannya itu tidak ada hubunganya dengan Undang Undang Negara, atau Keputusan Hukum serta politik lainnya. “Jadi ini bukan politik dinasti ya,” kata dia, menambahkan. Kehadiran keluarga Garin dalam industri film memang mencolok. Putrinya, Kamila Andini, juga dikenal sebagai sineas berbakat dengan karya-karya seperti Before Now and Then (Nana) dan Yuni. Tahun ini, Kamila bahkan menjabat sebagai Duta FFI 2024.
Pada ajang penghargaan Piala Citra ke-44 tahun ini, Festival Film Indonesia (FFI) 2024 mengusung tema ‘Merandai Cakrawala Sinema Indonesia’. Selain penghargaan Piala Citra, FFI 2024 juga menghadirkan kembali Piala Antemas, yang pertama kali diperkenalkan pada FFI 1974 hingga 1992, sempat vakum untuk beberapa waktu, dan kemudian kembali diperkenalkan pada awal 2000-an sebelum dihentikan lagi. Kini, penghargaan ini kembali digelar sejak FFI 2023, yakni Komite FFI 2021–2023 yang dipimpin oleh Reza Rahadian.
Pilihan Editor: Raih Gelar Sutradara Terbaik FFI 2024, Garin Nugroho Takut Dibilang Politik Dinasti