Undang Investor Asing ke Indonesia, Prabowo: Kami Memerlukan Investasi Sekitar 600 Miliar Dollar AS
JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia memerlukan investasi sekitar 600 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 9,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.687).
Hal itu disampaikannya saat berbicara pada APEC CEO Summit di Peru pada Rabu (14/11/2024) waktu setempat.
Menurut Prabowo, besaran investasi itu diperuntukkan bagi hilirisasi sumber daya alam Indonesia, khususnya untuk 26 komoditas.
“Kami bertekad untuk melakukan industrialisasi dengan melakukan hilirisasi sumber daya, mengolah sumber daya (alam) kami. Kita punya 26 komoditas yang kita dorong untuk industri pengolahannya. Kami menghitung bahwa kami memerlukan investasi sekitar 600 miliar dollar AS,” ujar Prabowo dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (15/11/2024).
Baca juga: CEO Nvidia ke Jakarta, Prabowo Video Call dari Peru
“Dan kami mengundang para peserta (investasi) asing untuk datang dan mengambil bagian dalam kesempatan ini,” lanjutnya mengajak para investor.
Prabowo melanjutkan, selama bertahun-tahun, banyak perusahaan global sudah terlibat dalam ekonomi Indonesia.
Ia pun mendorong lebih banyak eksplorasi minyak dan gas di Tanah Air yang bisa dilakukan para investor global.
“Jadi, hadirin sekalian, Indonesia terbuka untuk bisnis yang lebih besar,” ucap Prabowo.
Selain itu, investasi juga diperlukan untuk industri maritim dan perikanan di Tanah Air.Seb ab, menurut Prabowo, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan laut. Sehingga, pemerintah sedang mendorong industri perikanan dan pengolahan hasil perikanan yang lebih baik.
Sejalan dengan itu, Kepala Negara menegaskan akan melindungi seluruh investasi yang masuk ke dalam negeri.
Selain itu, juga memberikan dukungan iklim ekonomi yang menguntungkan bagi para investor.
Dalam pemaparannya, Prabowo pun menyatakan kepercayaannya kepada peran bisnis swasta dalam suatu negara.
Prabowo mengungkapkan bahwa sebelum masuk pemerintahan, ia merupakan seorang pengusaha. Sehingga, ia mengaku memahami tantangan yang dihadapi bisnis swasta.
“Saya sangat percaya pada peran bisnis swasta. Sebelum saya masuk pemerintahan, saya juga seorang pengusaha. Jadi saya memahami dari kedua sisi kekhawatiran dan tantangan yang dihadapi oleh bisnis swasta,” kata Prabowo.
“Saya kira dunia usaha swasta menginginkan kepastian sistem hukum. Dunia usaha swasta menginginkan iklim ekonomi yang mendukung, iklim politik, stabilitas, keamanan, dan kondisi yang baik, serta insentif yang menguntungkan, dan hal ini sedang kami tangani. Kami telah me-liberalisasi hukum kami,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo Bakal Hadiri KTT APEC, Ini yang Jadi Bahasan
Presiden Prabowo berada di Peru sejak Rabu (13/11/2024). Kehadiran Presiden di Peru adalah dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2024.
Rencananya, Prabowo juga akan menghadiri KTT G20 di Brasil setelah menghadiri KTT APEC di Peru.
Sebelum mengunjungi Peru, Presiden Prabowo terlebih dulu berkunjung ke China dan Amerika Serikat. Di China, Presiden Prabowo menyaksikan penandatanganan komitmen investasi sebesar 10,07 miliar dollar AS atau Rp 157,64 triliun.
Sementara itu, sejumlah perusahaan top Amerika Serikat menyatakan minat untuk berinvestasi di bidang energi saat Prabowo bertemu mereka.
Baca juga: Demi Peluang Ekonomi, Alasan Prabowo Ingin Indonesia Gabung OECD Sekaligus BRICS Plus