Kereta Tanpa Rel IKN Mau Dikembalikan ke China, Kenapa?
KOMPAS.com – Rangkaian trem otonom alias kereta tanpa rel di IKN diketahui bermasalah setelah hasil penilaian Proof of Concept (PoC) menunjukkan teknologi sistem otonom pada trem tersebut belum memenuhi standar yang diharapkan.
Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN (OIKN), Tonny Agus Setiono membeberkan, karena adanya masalah tersebut maka pihaknya berencana mengembalikannya ke China selaku produsennya.
“Insha Allah, pengembalian dilakukan tahun 2024 ini,” jelas Tonny dikutip dari Tribun Kaltim, Rabu (13/11/2024).
Namun demikian, waktu pengembalian rolling stock yang didatangkan langsung oleh Norinco International Cooperation Ltd melalui Pelabuhan Semayang itu masih dikoordinasikan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Baca juga: Beda Jauh, Investasi Apple di Vietnam Vs Indonesia
Sementara itu mengutip laman resmi OIKN, penilaian PoC dilakukan di area Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara dengan dua rute pengujian yang mencakup area di sekitar Kemenko 1–4 dan Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Timur.
Pengujian dilakukan pada jalur khusus yang bersifat mixed traffic di mana ART berbagi jalan dengan kendaraan lain.
Meski kondisi kawasan masih dalam pembangunan, tim penilai PoC telah selesai melaksanakan evaluasi, dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dan jalur jalan yang memungkinkan untuk dilakukan penilaian uji coba.
Berdasarkan hasil evaluasi, tim penilai PoC menyimpulkan bahwa teknologi otonom ART direkomendasikan untuk dapat dimanfaatkan di Indonesia sebagai transportasi publik, dengan catatan untuk dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan teknologi lebih lanjut.
Hal ini diperlukan untuk mencapai performa optimal sistem otonom sesuai dengan standar yang dipersyaratkan, karena sejauh ini sistem otonom belum dapat difungsikan.
Baca juga: Apple Raup Rp 30 Triliun dari RI, tapi Tak Kunjung Investasi
Kinerja ART dalam kegiatan PoC pada kondisi lingkungan saat ini di IKN belum menunjukkan sistem kendali otonom yang reliabel sebagaimana ditunjukkan pada sarana serupa di China.
Rekomendasi penilaian juga termasuk perlunya penyempurnaan operasional trem secara otonom, peningkatan fitur adaptasi dan keselamatan pada situasi mixed traffic, dan pembaruan sistem komunikasi agar sejalan dengan persyaratan keamanan siber di IKN.
Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, menyatakan rekomendasi tim penilai ini akan diberikan kepada para pihak terkait.
OIKN akan meminta pihak Norinco dan CRRC untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan operasional terutama pada sistem otonom trem sesuai dengan nota kesepahaman yang menyatakan kerja sama PoC dilakukan dalam penyediaan Trem Otonom Terpadu.
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2 tahun 2024, maka setelah kegiatan pelaksanaan PoC akan dilanjutkan kegiatan unjuk kerja (showcase) Trem Otonom oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan November–Desember, sesuai dengan koordinasi yang dilakukan antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dan Kedeputian bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN.
Baca juga: Ramai soal Pemasangan Baut Emas di IKN Disebut Tradisi Munggah Molo, Apa Itu?