JAKARTA, KOMPAS.com – Sekelompok orang yang mengatasnamakan Paguyuban Urang Sunda lebih pilih mendukung pasangan calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno dibandingkan cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK).
“Orang Sunda itu tidak sukuisme. Orang Sunda itu nasionalis dan Jakarta banyak orang Sunda yang juga nasionalis,” ungkap Jumhur, salah salah satu perwakilan Paguyuban Urang Sunda, Jumhur Hidayat, saat ditemui di kawasan Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024).
Jumhur mengungkapkan, di Jakarta tidak hanya orang Sunda. Hal itulah yang membuat paguyuban tersebut merasa memilih pemimpin tidak harus berasal dari suku yang sama.
Baca juga: Pramono-Rano Dapat Dukungan dari Paguyuban Urang Sunda
Mendapat dukungan itu, membuat Rano mengaku merasa bersyukur.
“Saya sih bersyukur, cuma saya tidak ingin masuk dalam sebuah suku-suku gini. Tapi, artinya ini kan apresiasi masyarakat kepada saya,” ungkap Rano, Senin.
Rano mengaku, memang sudah memiliki kedakatan secara batin dengan orang-orang Sunda.
Terlebih lagi, ia pernah menjabat sebagai gubernur di Provinsi Banten yang memang tanah Sunda.
Oleh sebab itu, jika menang di Pilkada Jakarta, ia berjanji akan terus berusaha melestarikan semua budaya, termasuk Sunda.
Baca juga: Adu Rayu Pramono Anung dan Ridwan Kamil di Kepulauan Seribu…
Selama ini, kata Rano, dirinya sudah berusaha membantu pelestarian budaya Sunda, terutama saat pandemi Covid-19.
“Pasti kalau kultur Sunda itu dengan keseniannya kuat sekali apalagi di sini ada Miss Tjitjih (gedung kesenian) yang selama ini saya tidak berani mengatakan kami membantu, tapi kami ada pada waktu pandemi waktu itu,” terang Rano.