Dari Negara Mana Saja Indonesia Mengimpor Susu?
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) Indonesia tengah menyusun rencana besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor susu.
Berdasarkan peta jalan 2025-2029 yang disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Indonesia berencana mengimpor hingga satu juta sapi perah dari beberapa negara, termasuk Australia, Brasil, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Pada 2029, Mentan memproyeksikan kebutuhan susu segar nasional mencapai 8,5 juta ton, terdiri atas 4,9 juta ton susu reguler dan 3,6 juta ton susu untuk program makan bergizi gratis, salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Dikutip dari Antara, Kementan juga menargetkan produksi susu hingga 8,17 juta ton pada 2029 dengan puncak impor sapi perah pada tahun-tahun pertama program tersebut.
Namun, untuk mengurangi ketergantungan pada impor produk susu secara langsung, Kementan menargetkan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri. Contohnya, investor asal Vietnam, TH Group, berencana membuka fasilitas peternakan di Indonesia untuk mendukung produksi susu lokal yang akan meningkatkan kemandirian pangan di tanah air.
Negara Asal Impor Susu Selama Ini
Saat ini, sebanyak 79 persen susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari impor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kementan, negara asal terbesar impor susu ke Indonesia pada 2021 adalah Selandia Baru, dengan volume impor mencapai 102,97 ribu ton dan nilai 386,78 juta dolar AS.
Selain Selandia Baru, Amerika Serikat juga menjadi pemasok susu utama dengan volume impor mencapai 74,99 ribu ton senilai 208,66 juta dolar AS. Disusul oleh Malaysia yang mengirimkan sekitar 43,32 ribu ton susu senilai 43,92 juta dolar AS, serta Australia yang mengekspor 35,61 ribu ton susu dengan nilai mencapai 117,93 juta dolar AS.
Negara-negara Eropa juga berperan dalam memasok kebutuhan susu di Indonesia, seperti Belgia yang mengekspor sekitar 35,51 ribu ton dengan nilai mencapai 106,84 juta dolar AS, serta Prancis yang mengirimkan 14,75 ribu ton susu senilai 46,94 juta dolar AS. Jerman pun turut menyuplai kebutuhan susu Indonesia sebesar 10,59 ribu ton senilai 34,26 juta dolar AS.
Kendati demikian, pemerintah tetap menghadapi tantangan besar dalam mengurangi ketergantungan impor susu. Berdasarkan data outlook komoditas susu 2022, volume impor susu Indonesia telah mengalami kenaikan dengan rata-rata 1,34 persen per tahun dari 2012 hingga 2021, dengan jumlah mencapai 314.698 ton per tahun.
Kenaikan ini terjadi akibat keterbatasan produksi susu dalam negeri yang belum mampu menutupi kebutuhan konsumsi nasional, sehingga impor tetap menjadi opsi utama untuk menjaga stabilitas pasokan.
Penguatan industri susu lokal menjadi agenda penting agar Indonesia mampu mencukupi kebutuhan susu di masa depan. Pemerintah dan Kementan tengah berupaya memperkuat kapasitas peternakan dalam negeri, termasuk meningkatkan investasi di sektor ini.
Dengan program peningkatan produksi dan investasi pada peternakan sapi perah dalam negeri, ketergantungan Indonesia pada impor susu dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak lokal serta mendukung kemandirian pangan nasional.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | SEPTIA RYANTHIE | ANTARA | PERTANIAN.GO.ID
Pilihan Editor: Wakil Ketua DPR Minta Pemerintah Audit Kebijakan Impor Susu Sapi