Informasi Terpercaya Masa Kini

Viral Kisah Riska Damayanti Buka Jastip Naik Gunung,Penghasilannya Mencapai Rp 11 Juta

0 91

WARTAKOTALIVE.COM – Kisah inspirasi ini mungkin bisa ditiru, adalah Riska Damayanti membuka jasa penitipan (jastip) naik gunung.

Akibat Jastip berbeda ini membuat Riska Damayanti jadi viral.

Riska seorang mahasiswa asal Makassar, Sulawesi Selatan.

Kecintaannya naik gunung membuat perempuan 22 tahun mendirikan usaha jastip naik gunung melalui layanan Riska Outdoor.

Riska pun seringkali membagikan pengalamannya dalam menjalankan usaha jastip naik gunung melalui akun Instagram pribadinya @riskdmyantii.

Riska menceritakan, dirinya mulai suka mendaki gunung ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekitar tahun 2016-2027.

“Kalau lagi banyak masalah, aku hilangkan stres dan pusing itu naik gunung. Awalnya enggak pernah izin sama orangtua,” kata Riska saat dihubungi, Sabtu (13/7/2024), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Cara Angela Gilsha Menyenangkan Diri Saat Mumet, Pergi ke Curug di Sentul hingga Naik Gunung Rinjani

Saat naik kelas ke jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), ia mulai berjualan kue keliling di sekolah.

Uang hasil jualannya itu pun dipakai untuk membeli alat-alat kegiatan outdoor.

“Dari hasil jualan kue, aku belikan alat. Setiap hari sepulang sekolah, aku pergi ke tempat jualan tenda dan alat lain (untuk beli alat outdoor),” jelas dia.

Setelah mempunyai beragam alat kegiatan outdoor, Riska pun membuka penyewaan alat dengan nama Riska Outdoor di Makassar.

Usahannya itu pun kini cukup laris.

Kondisi itu pun membuat orangtuanya senang dan memberikan dukungan kepadanya untuk meneruskan usahan tersebut.

Saat melanjutkan pendidikan di Yogyakarta pada 2021, naik gunung masih menjadi hobi Riska.

Ia juga mulai mengenalkan diri sebagai pendaki gunung dan traveler melalui Instagram.

“Apalagi di Jawa ada banyak banget gunung. Jadi aku manfaatkan selagi masih di Jogja, aku manfaatkan naik gunung dekat-dekat sini, di Jawa Tengah, Jawa Timur,” ujarnya.

Usaha jastipnya dimulai saat naik gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2021.

Mulanya, Riska hanya iseng membuka jastip naik gunung dan mengumumkan jasanya itu melalui media sosial.

Kemudian ada beberapa orang yang membalas pesannya dan berminat dibuatkan foto atau video dengan latar belakang tempat pemandangan Gunung Rinjani olehnya.

“Dari situ, dapat uang main ke Bali, Gunung Agung. Di sana, buka jastip lagi, ternyata ada (orang yang mau jastip),” tutur mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pariwisata API Yogyakarta ini.

Riska pun melanjutkan usaha jastip naik gunung dengan membuka jastip foto, tulisan atau nama, ucapan, video, paket lengkap, maupun keperluan produk.

Tarif jastip naik gunung

Dalam pendakian gunung Rinjani, jastip foto dikenai biaya Rp 50.000, jastip tulisan Rp 60.000, jastip ucapan Rp 70.000, dan video Rp 120.000.

Biaya itu bisa naik tergantung lokasi gunung yang didaki.

Nantinya, dia akan mengambil foto atau video dengan latar pemandangan gunung yang bebas digunakan klien untuk keperluan apa pun tanpa memberi kredit kepadanya.

Setiap Riska naik gunung, dia juga memerhatikan gunung apa yang didaki dan seberapa besar minat publik terhadap lokasi tersebut.

Dari semua gunung yang didakinya, gunung Rinjani memiliki peminat terbanyak.

Riska bahkan empat kali mendaki Rinjani untuk memenuhi jastip klien.

“Setiap aku naik Rinjani, pasti biayanya dari jastipan. Setiap perjalanan, pasti dari jastipan, termasuk uang makan dan transportasi, dari Banda Neira dan Bromo pasti jastipan,” tambahnya.

Riska mengungkapkan, dia bisa mendapatkan lebih dari 100 klien jastip saat mendaki Rinjani pada 2024, dengan penghasilan mencapai Rp 11 juta.

Sebelum mendaki gunung, Riska biasanya memberi tahu klien jika kondisi gunung tidak menentu.

Namun, dia mengharuskan klien untuk menerima pesanannya meski tidak sesuai ekspektasi. Sebab, uang yang dibayarkan sudah digunakan sebagai biaya perjalanan.

Jika Riska kelupaan membuat pesanan klien atau ada kendala lain, dia akan menawarkan pengembalian uang klien.

Alternatif lain, klien itu ditawarkan akan dibuatkan pesanannya dalam pendakian berikutnya.

“Ada (rentang waktu memberi foto ke klien). Kalau ada perubahan jadwal, buat status WhatsApp saja,” lanjut dia.

Bekerja sendiri demi jastip

Lebih lanjut, Riska mengatakan ia menjalankan jastip naik gunung ini sendirian.

Riska bertugas membalas pesanan klien, mencetak foto atau membuat tulisan lewat Canva, dan mengambil konten-konten di atas gunung.

Ia pun beralasan, lebih mudah mengatur pesanan jika dikerjakan sendiri.

Baca juga: Heboh, Balita Diajak Naik Gunung Kerinci Oleh Ortunya, Bohongi Petugas Pos Jaga

Hal tersebut juga akan mencegah terjadinya miskomunikasi dengan mereka.

“Sebelum mendaki, aku cek dulu. Bahkan di tenda sebelum tidur, aku cek lagi, takut ada yang kelupaan. Setelah itu, aku kirimkan satu-satu,” jelas dia.

Sementara, penyewaan alat outdoor di rumahnya masih tetap berjalan dengan bantuan adik dan ibunya.

Riska kadang ditemani teman pendaki lain maupun porter atau pemandu saat mendaki gunung.

“Sepanjang jalan, aku cuma mikirin jastipnya orang-orang karena uangnya sudah dipakai. Capek tapi ini kerjaan dan amanah dari orang-orang jadi harus diselesiakan juga,” ceritanya.

Meski lelah dalam perjalanan, Riska berusaha menguatkan dirinya untuk menyelesaikan perjalanan.

Dia bersyukur pendakian maupun pesanan klien berhasil diselesaikan.

Usaha jastip dan perjalanannya pun tak selalu mulus.

Riska pernah kehilangan foto klien yang terbang saat berada di Rinjani. Padahal, jastip yang diminta belum dikerjakan.

Untungnya, klien tersebut bersedia pesanannya dikerjakan pada pendakian selanjutya.

“Semuanya suka banget kak. Meski ada badai, mereka juga tetap suka,” tambah perempuan yang sebulan bisa naik gunung sampai tiga kali ini.

Mau selesaikan kuliah

Mahasiswi jurusan Manajemen Pariwisata angkatan 2021 ini menambahkan, dia akan mulai mengerjakan skripsi di tengah hobi dan pekerjaan jastip naik gunung.

“Utamakan kuliah dulu karena aku ke sini kan kuliah. Kalau ada waktu luang, baru naik gunung. Kalau sibuk, ya jangan, tahan dulu,” lanjutnya.

Pada Senin (15/7/2024), Riska mulai membuka jastip mendaki ke Gunung Kerinci di Sumatera Barat.

Karena biaya perjalannya mahal, ia pun menaikkan tarif jastipnya. Untungnya, seluruh biaya perjalanan sudah terpenuhi dari jastip.

Hingga Sabtu (13/7/2024) malam, dia telah mendapat lebih dari 60 orang klien.

“Bisa juga membiayai hidupku di Jogja, kan anak rantau. Apalagi sekarang ekonomi keluarga lagi ini (kekurangan). Alhamdulillah dapat rezeki yang banyak itu,” imbuh dia.

Ke depan, Riska berharap bisa mengembangkan penyewaan alat outdoor miliknya di Makassar setelah lulus kuliah. Dia juga berkeinginan bisa membuka jasa travel sendiri.

 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Leave a comment