Pertama Kali dalam Sejarah, Al Jawf Arab Saudi Diselimuti Salju
KOMPAS.com – Hujan salju jatuh dan menyelimuti wilayah gurun di Al Jawf, Arab Saudi bagian utara untuk pertama kalinya.
Fenomena cuaca tak biasa ini mengubah pemandangan gurun kering menjadi “negeri ajaib musim dingin”.
Hujan salju terjadi setelah serangkaian hujan lebat dan hujan es yang menarik perhatian penduduk setempat dan ahli meteorologi.
Pemandangan salju di atas gurun ini salah satunya dapat dilihat dalam unggahan media sosial X @mededov_nurlan, Minggu (3/11/2024).
Baca juga: Gurun Sahara Berubah Hijau Tak Lagi Gersang, Pertanda Buruk bagi Bumi?
Salju turun di Arab Saudi bagian utara untuk pertama kali
Dilansir dari AAJ News, Rabu (6/11/2024), beberapa wilayah di Arab Saudi mengalami cuaca dingin di tengah hujan lebat dan hujan es.
Menurut Saudi Press Agency, sejak Rabu (30/10/2024), hujan lebat disertai hujan es dalam jumlah besar melanda sebagian wilayah Al Jawf.
Fenomena yang sama juga mengguyur Riyadh dan wilayah Mekkah, serta memengaruhi wilayah Asir, Tabuk, dan Al Bahah.
Pada hari berikutnya, warga Al Jawf untuk pertama kalinya terbangun dan melihat pemandangan serba putih yang menakjubkan, dengan gunung-gunung dan lembah tertutup salju.
Guyuran hujan deras juga melahirkan aliran air mirip air terjun, yang menyegarkan lembah-lembah kering.
Pejabat setempat memperkirakan, kondisi ini dapat menyebabkan musim semi yang akan datang di kawasan tersebut lebih semarak.
Selama musim semi, Al-Jawf biasanya ditumbuhi bunga-bunga liar musiman, seperti lavender, krisan, dan sejumlah besar tanaman aromatik.
Lanskap Al-Jawf yang dipenuhi dengan keindahan alam musim semi itu pun tampak akan disempurnakan oleh curah hujan baru-baru ini.
Namun demikian, Departemen Cuaca Arab Saudi memperingatkan potensi badai petir di sebagian besar wilayah Al-Jawf.
Otoritas setempat juga memprediksi hujan lebat dan hujan es diiringi angin kencang, yang dapat mengurangi jarak pandang.
Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Salju?
Mengapa turun salju?
Departemen Cuaca menghubungkan fenomena ini dengan meluasnya sistem tekanan rendah di Laut Arab, yang bergerak menuju Oman.
Arab Saudi tidak sendirian dalam menghadapi tren cuaca yang tidak biasa ini. Negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA), juga telah melaporkan kondisi serupa.
Diberitakan Khaleej Times, Minggu (3/11/2024), Pusat Meteorologi Nasional UEA (NCM) mengeluarkan peringatan tentang curah hujan pada 14 Oktober lalu.
Peringatan tersebut mengindikasikan bahwa hujan, badai petir, dan potensi hujan es memengaruhi beberapa wilayah.
Menurut NCM, peristiwa alam itu disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang terbentuk di Laut Arab.
Sistem ini membawa gelombang udara yang mengandung uap air, dan bertabrakan dengan panas gurun, sehingga menghasilkan guntur, hujan es, dan salju.
Hujan salju di wilayah gurun Al Jawf menandai momen luar biasa dalam sejarah iklim Arab Saudi.
Fenomena ini turut memberikan kesempatan langka bagi penduduk maupun pengunjung untuk merasakan pemandangan musim dingin di negara yang populer dengan lingkungan gurunnya.
Di tengah persiapan menghadapi hujan yang terus turun dan suhu yang lebih dingin, banyak yang berharap hujan salju ini akan mengantarkan pada musim semi yang lebih indah.