Informasi Terpercaya Masa Kini

Penjelasan Ahli soal Lubang Misterius ‘Serap’ Air Sungai di Blitar hingga Kering

0 7

Sebuah lubang misterius muncul di Sungai Kalisat Tenggong di Dusun Kaliandon RT 02 RW 10, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.

Lubang itu berdiameter sekitar 1,5 meter dengan kedalaman kurang lebih 10 meter.

Lubang pertama kali diketahui oleh warga bernama Nurudin dan Suyono yang hendak pergi mencari rumput melewati sungai itu pada Jumat (1/11) pagi.

Kemunculan lubang misterius itu menyebabkan air Sungai Kalisat Tenggong mengalir ke arah lubang tersebut. Lubang tidak kunjung penuh oleh air hingga membuat aliran sungai mengering.

Ahli Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Amien Widodo, mengungkapkan munculnya lubang misterius di Sungai Kalisat, Kabupaten Blitar, karena berada di wilayah batuan kapur.

Amien menyampaikan, wilayah batuan kapur itu seringkali membentuk gua atau sinkhole di dasarnya.

“Jadi di daerah Blitar selatan itu kalau geologinya didominasi oleh batu gamping atau kapur seperti di daerah Wonosari. Karena itu satu deretan dengan daerah Wonosari,” kata Amien kepada kumparan, Kamis (7/11).

“Batu gamping itu biasanya di bawahnya ada gua. Gua tadi bisa semakin menipis, sehingga bisa ambles atau (bisa disebut) sinkhole,” tambahnya.

Amien mengungkapkan bahwa terbentuknya lubang misterius itu memang secara alami. Hal ini karena wilayah batuan kapur mudah terkikis atau larut oleh air.

“Alami, jadi gua di daerah batu gamping seperti di Wonosari itu karena dia mudah larut oleh air. Sehingga gua tadi lubangnya semakin membesar. Berarti kan mendekati permukaan makin tipis, guanya semakin membesar. Sehingga guanya semakin bolong,” ungkapnya.

Dengan adanya fenomena itu, kata Amien, bisa berdampak hilangnya sungai yang berada di sekitar lubang tersebut akibat terkikis.

“Karena salah satu fenomena di daerah batu gamping itu sungainya bisa menghilang karena masuk di gua tadi. Fenomena itu (bisa membuat) sungainya hilang. Kalau nggak ada orang, nggak masalah, kalau banyak orang itu yang bermasalah,” katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar dilakukan pemetaan atau mapping luasan dari lubang misterius hingga ke titik muara.

“Jadi lubang tadi apakah hanya sekecil itu. Jangan-jangan luas. Kalau hanya sekecil itu ya bisa ditambal. Ya semua bisa ditambal kalau kita mau memanfaatkan air sungai. Ditambalnya ya dicor dibikin jembatan gitu,” ujarnya.

“Gua tadi mengalirnya di mana penting juga dicari itu ke arah mana. Bisa dicari sampai muaranya,” imbuhnya.

Leave a comment