Tanda Anak Alami Masalah Jantung Dampak Pola Makan Tak Sehat
TEMPO.CO, Jakarta – Kesadaran menjaga kesehatan jantung harus dimulai sejak kanak-kanak. Misalnya memperhatikan jenis makanan, jenis lemak yang terkandung di dalamnya, hingga gaya hidup yang aktif, sebagaimana dilaporkan Hindustan Times.
Akademi Pedriatik Amerika Serikat (AAP) memberi rekomendasi kurang dari 30 persen dari total kalori pada anak usia di atas 2 tahun harus berasal dari lemak. Anak yang lebih muda tidak boleh menjalankan pola makan rendah lemak kecuali mendapat saran dari dokter. Berikut beberapa tanda yang perlu orang tua ketahui apabila pola makan anak dapat membahayakan jantung.
1. Fasilitas kesehatan menyatakan kekhawatiran terkait indeks massa tubuh (BMI) anak yang pertumbuhannya tak sesuai usia. Misalnya, jika BMI meningkat atau anak terus berada dalam kategori obesitas.
2. Anak tampak sesak napas saat melakukan aktivitas normal.
3. Anak mengeluh nyeri dada dan jantung terasa berdebar-debar.
4. Anak mengalami pusing atau pingsan.
5. Kaki atau pergelangan kaki bengkak.
Spesialis anak dan konsultan neonatologi di Cloudnine Group of Hospitals, Dr. Lakshmy Menon, pada wawancara dengan HT Lifestyle mengatakan pilihan yang dibuat untuk anak dapat membantu menentukan kesehatan jantung mereka saat dewasa.
“Ibu disarankan untuk menyusui secara eksklusif selama enam bulan dan terus menyusui jika memungkinkan, setidaknya hingga satu tahun. Memperkenalkan makanan pendamping ASI biasanya dilakukan pada usia 6 bulan kecuali dokter menyarankan sebaliknya,” katanya di Bellandur, Bengaluru.
Menurutnya, memperkenalkan berbagai kelompok makanan dalam urutan yang benar dan mengendalikan ukuran porsi dapat membantu menjaga kesehatan anak. Kemudian memahami tanda-tanda lapar dan kenyang serta membantu anak memahami hal yang sama dan menghargai saat anak tidak mau makan penting untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.
Perhatikan konsep Piringku
Orang tua dapat memperkenalkan konsep “Piringku” untuk membantu anak memiliki waktu makan yang terstruktur dan bisa fokus pada makanannya. Konsep “Piringku” terdiri atas lima kategori makanan, yaitu:
Biji-bijian utuh
Misalnya gandum, beras, tepung jagung, milet pun termasuk di dalamnya. Pastikan setidaknya setengah biji-bijian yang dikonsumsi keluarga berupa biji-bijian utuh.
Sayuran
Konsumsi campuran sayuran berwarna hijau, merah, atau kuning, juga berdasarkan musim untuk mengoptimalkan asupan gizi anak. Setidaknya setengah dari piring harus berisi sayuran.
Buah
Masukkan satu porsi buah dalam makanan harian, variasikan sesuai musim. AAP tidak merekomendasikan jus buah untuk anak di atas 1 tahun dan membatasinya hingga 4 ons antara 1-3 tahun.
Produk susu
Misalnya seperti dadih atau susu fermentasi, susu murni, atau paneer juga termasuk dalam menu ini.
Protein
Bisa vegetarian atau nonvegetarian. Sumber nonvegetarian termasuk daging tanpa lemak atau telur dan sumber nabati, termasuk kacang-kacangan, kacang polong, buncis, dan lain-lain. Tidak ada minyak atau mentega murni dari susu sapi, kerbau, atau unta tetapi mungkin digunakan untuk persiapan dan secukupnya. Total kalori menurut Indian Council of Medical Research (ICMR) sekitar 2.000 kkal per hari untuk anak tanpa masalah medis. Jumlahnya dapat bervariasi menurut aktivitas yang dilakukan dan usia.
Pilihan Editor: Saran Dokter Jantung buat Pelari yang Mau Ikut Lomba Maraton