Informasi Terpercaya Masa Kini

Hari Guru Nasional, Ini 5 Guru Perempuan yang Jadi Pahlawan Nasional

0 7

KOMPAS.com – Sejarah Hari Guru Nasional (HGN) yang dirayakan pada tanggal 25 November ini tak lepas dari banyaknya sosok guru sejak sebelum Indonesia merdeka.

Perjuangan bangsa Indonesia dalam hal pendidikan salah satunya dikenal dari sosok Ki Hadjar Dewantara.

Meski sejarah Hari Guru berawal dari pembentukan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1945, namun banyak tokoh perempuan yang turut menjadi guru bahkan saat zaman Belanda.

Para guru perempuan ini ikut memberantas buta huruf, mendukung agar perempuan bisa memiliki keterampilan dan pendidikan tinggi. Seluruhnya sosok yang mendukung emansipasi wanita.

Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912

Tercatat ada lima guru perempuan yang menjadi Pahlawan Nasional. Atas jasa mereka, saat ini para perempuan di Indonesia berani bersuara, mendapatkan hak pilih, pendidikan, dan akses kehidupan lainnya.

5 guru perempuan yang jadi pahlawan nasional

Seluruh guru perempuan di bawah ini berjuang saat era kependudukan Belanda dan

1. Siti Walidah

Nyai Ahmad Dahlan atau Siti Walidah juga seorang pengajar dan guru bagi perempuan pada zamannya.

Saat mendampingi suaminya, ia mengajarkan pengajian, kursus dan pendidikan perempuan melalui Sopo Tresno.

Meski awalnya Sopo Tresno dibentuk untuk mewadahi perempuan belajar mengaji, namun perkembangan ke depan organisasi ini ikut memberantas buta huruf.

Pada tahun 1917, perkumpulan wanita ini berubah nama menjadi Aisyiyah. Dilansir dari laman Suara ‘Aisiyah, Siti Walidah berkomitmen untuk mengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasi terhadap perempuan pada masa itu.

Ia juga memperjuangkan hak dasar mereka dalam bidang pendidikan. Siti Walidah ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 10 November 1971 melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 42/TK/1971.

2. R. A. Kartini

Pahlawan nasional lain yang juga seorang guru, adalah R. A Kartini. Selain memperjuangkan emansipasi wanita, ia mendirikan Sekolah Wanita di Rembang untuk wanita pribumi supaya bisa merasakan pendidikan.

Raden Adjeng Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 108 Tahun 1964 yang ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada 2 Mei 1964.

3. Dewi Sartika

Sosok lain yang bisa diteladani saat Hari Guru Nasional, ialah Dewi Sartika. Dewi Sartika juga pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan.

Baca juga: Profil 10 Guru Indonesia yang Jadi Pahlawan Nasional

Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal. Seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.

Raden Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 252 Tahun 1966 pada 1 Desember 1966

4. Rohana Kudus

Pahlawan nasional Rohana Kudus tak cuma sosok jurnalis perempuan yang handal. Rohana Kudus mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah keterampilan khusus ini diperuntukkan bagi perempuan.

Mereka diajarkan baca-tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti, dan bahasa Belanda.

Sejak 7 November 2019, pemerintah Indonesia mendeklarasikan Roehana Koeddoes sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 120/TK/2019 dan diberikan kepada cucunya sebagai ahli waris pada hari berikutnya.

5. Rasuna Said

Hj. Rangkayo Rasuna Said merupakan politikus Indonesia yang dikenal karena usahanya dalam emansipasi perempuan.

Ia adalah anak dari Muhamad Said, seorang saudagar Minangkabau, aktivis pergerakan, dan guru yang menjadi tokoh Taman Siswa.

Sebelum menjadi politikus dan jurnalis, Rasuna pernah menjadi guru pada tahun 1923. Ia menjadi asisten guru di Sekolah Diniyah Putri yang baru didirikan, namun hanya beberapa tahun saja.

Ia juga menyebar-luaskan gagasan-gagasannya, ia membuat koran mingguan bernama Menara Poeteri. Saat aktif menjadi anggota Permi, Rasuna juga mendirikan sekolah yang memberantas buta huruf dan kursus keputrian.

Pemerintah RI menghargai jasa-jasanya. Dengan SK Presiden RI No: 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974 almarhumah Hajjah Rasuna Said dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Demikian profil 5 guru perempuan yang jadi Pahlawan Nasional dan patut diteladani saat Hari Guru Nasional atau HGN 2025.

Leave a comment