Ciut Nyali Farhat Abbas Didatangi Denny Sumargo Rumahnya,Koar-koar di Medsos Mau Hajar Youtuber
Reaksi Farhat Abbas Saat Denny Sumargo Mengunjungi Rumahnya
TRIBUNJAMBI.COM – Pengacara arhat Abbas sebelumnya sempat mengeluarkan ancaman di media sosial, menyatakan ingin menghadapi Denny Sumargo.
Dalam sebuah langkah yang menunjukkan keseriusan ucapannya, Denny Sumargo pun mendatangi kediaman Farhat Abbas di kawasan Kemang Utara, Jakarta Selatan, setelah menerima pesan WhatsApp dari Farhat.
Dalam tayangan di YouTube Intens Investigasi, Denny Sumargo mengonfirmasi kedatangannya ke rumah Farhat Abbas.
“Sesuai dengan yang saya katakan, saya langsung ke Farhat setelah mendapat pesan,” ungkap Denny.
Namun, saat tiba, Denny Sumargo tidak langsung diperbolehkan masuk.
Baca juga: Download Lagu MP3 DJ Remix Super Bass Jungle Dutch Terbaru 2024, Ada Juga DJ Boxing 4 Jam Nonstop
Baca juga: Daftar 35 Album Dina Mariana Lagu Lawasnya Legendaris dan Digemari Sejak 1980 hingga Kini
Seorang pria yang juga berdarah Makassar menghalangi Denny, memicu adu mulut menggunakan bahasa Makassar.
Denny meminta izin untuk membawa dokumentasi, mengingat dia ingin memiliki bukti dari pertemuan tersebut.
“Saya butuh barang bukti, jadi mau bawa dokumentasi,” jelas Denny.
Dia menjelaskan bahwa kedatangannya adalah untuk menghadapi tantangan dari Farhat, yang merasa terprovokasi oleh komentar Denny di media sosial.
Denny menegaskan bahwa sebagai orang Makassar, dia merasa harus memenuhi tantangan tersebut.
“Jika kita ditantang, mundur sama saja dengan kehilangan harga diri,” katanya.
Dia menambahkan bahwa tujuan kedatangannya bukan untuk memukul, melainkan untuk melihat bagaimana Farhat ingin menyelesaikan masalah ini.
Denny menjamin bahwa dia hanya ingin berdialog dan bersumpah tidak akan melakukan kekerasan.
“Kita bicara baik-baik, saya hanya ingin bertemu, bukan untuk berkelahi,” ucapnya.
Kedua pihak akhirnya bertemu di dalam rumah Farhat, di mana percakapan berlangsung dengan lebih santai.
Farhat menyatakan bahwa tidak ada masalah pribadi antara mereka. Menurutnya, Denny hanya berupaya untuk memediasi perselisihan antara Agus dan Novi.
Dalam pertemuan tersebut, Denny menjelaskan maksud dari komentar ‘tae’ yang ditujukan kepada Farhat.
Ia menambahkan bahwa kata tersebut memiliki berbagai konotasi dalam berbagai bahasa.
“Tae dalam bahasa Korea artinya hebat, sedangkan dalam bahasa Bugis artinya tidak,” ungkap Denny.
Denny juga menegaskan bahwa dia tidak ingin namanya diseret dalam konflik antara Agus dan Novi.
“Saya merasa tidak setuju jika nama saya dipakai dalam permasalahan ini. Saya hanya ingin menjadi mediator, bukan berpihak ke salah satu kubu,” jelasnya.
Kemudian, Denny bertanya kepada Farhat apakah dia masih ingin menghadapi tantangannya.
Farhat menjelaskan bahwa istilah “hajar” yang digunakannya lebih merujuk pada nama LSM-nya, yang bertujuan untuk membela rakyat, bukan berarti ingin melakukan kekerasan.
Setelah diskusi yang cukup panjang, Denny memutuskan untuk pulang, mengingat pertemuan tidak menghasilkan konfrontasi seperti yang sempat diduganya.
“Kalau tidak jadi dihajar, saya pulang saja,” tutup Denny.