Informasi Terpercaya Masa Kini

Catat, Ini Perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

0 4

TEMPO.CO, Jakarta – Hari Raya Idul Fitri adalah salah satu momen paling dinantikan umat Islam. Dalam kalender Hijriyah, perayaan Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal. Lalu, kapan perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025?

Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa satu bulan penuh. Hari Raya Idul Fitri jatuh pada tanggal 1 Syawal tahun Hijriyah.

Namun, karena kalender Hijriyah dihitung berdasarkan pergerakan bulan, jadi setiap tahunnya Idul Fitri tidak jatuh pada tanggal yang sama di kalender Masehi.

Berdasarkan perhitungan, Idul Fitri 2025 diperkirakan akan jatuh pada hari yang berbeda dari tahun sebelumnya. Berikut adalah perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025 menurut versi pemerintah dan Muhammadiyah.

Perkiraan Idul Fitri 2025 Versi Pemerintah

Pemerintah telah menetapkan perkiraan Idul Fitri 2025 dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Berdasarkan SKB 3 Menteri, 1 Syawal 1446 H atau Idul Fitri 2025 diperkirakan akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025.

Meski begitu, kepastian tanggal Idul Fitri akan diumumkan oleh pemerintah setelah dilakukan rukyat dan sidang isbat.

Jika hilal terlihat pada hari sebelumnya, maka Idul Fitri akan dirayakan pada Minggu, 30 Maret 2025. Kedua tanggal ini masih merupakan perkiraan, sehingga masyarakat perlu menunggu pengumuman resmi dari Kementerian Agama.

Perkiraan Idul Fitri 2025 Versi Muhammadiyah

Muhammadiyah juga telah menetapkan perkiraan Hari Raya Idul Fitri 2025. Menurut Kalender Hijriah Global Tunggal Muhammadiyah, 1 Syawal akan jatuh pada Minggu, 30 Maret 2025.

Perkiraan tanggal Hari Raya Idul Fitri ini bisa berbeda dengan pemerintah karena Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, yang telah lama dijadikan dasar untuk menentukan awal bulan dalam kalender Islam Muhammadiyah.

Metode Penetapan Hari Raya Idul Fitri

Di Indonesia, pemerintah menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri merujuk pada kriteria-kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Dilansir dari brin,go.id, MABIMS merupakan kriteria baru penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang ditetapkan oleh Menteri Agama dari empat negara. Kriteria ini baru dipakai di Indonesia pada tahun 2022, khususnya pada penentuan awal Ramadhan dan hari raya 1443 H.

Pada kriteria baru ini, ketentuan tinggi hilal minimal terlihat 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Hal ini lebih tinggi dari ketentuan sebelumnya yang berdasarkan tinggi hilal minimal 2 derajat dan elongasi atau jarak sudut bulan ke matahari minimal 3 derajat serta umur bulan minimal 8 jam.

Pilihan Editor: Kenapa Awal Ramadan dan Lebaran di Indonesia Sering Berbeda? Ini Penjelasannya

Leave a comment