Pasukan Israel Mundur dari Kota-Kota di Lebanon Selatan,Agresi Darat IDF Selesai,Hizbullah Menang?
Pasukan Israel Mundur dari Kota-Kota di Lebanon Selatan, Agresi Darat Selesai, Hizbullah Menang?
TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah media Lebanon melaporkan kalau pasukan Israel telah mundur dari daerah yang mereka tuju di berbagai desa dan kota di Lebanon selatan.
“Tentara pendudukan Israel menarik kendaraannya dari wilayah Lebanon yang dimasukinya sebagai bagian dari serangan darat yang dimulai hampir sebulan lalu,” kata laporan MNA mengutip informasi dari media lokal, dikutip Selasa (29/10/2024) .
Stasiun televisi terafiliasi Hizbullah, Al Manar mengutip UNews menyatakan kalau kalau tentara Israel telah mundur dari kota Houla, Markaba, Mays Al-Jabal, Blida, dan Odaisseh.
Baca juga: Pakar Militer: Perang Israel-Hizbullah Sudah di Level 5, Banyak Tentara IDF Tewas dalam Satu Bulan
Kantor Pers UNews mengutip laporan media yang mengatakan kalau tentara Israel mengerahkan kembali pasukannya di dalam pemukiman Israel, 5 hingga 10 km dari perbatasan Lebanon, pada Senin (28/10/2024).
Apakah Hizbullah Menang?
Apakah langkah Israel menarik kembali pasukannya ke wilayah pendudukannya menandakan kalau Hizbullah menang?
Laporan tersebut menghubungkan aksi mundur pasukan Israel dengan kekhawatiran IDF kalau Kelompok Perlawanan Lebanon akan menargetkan pasukan Israel dengan rentetan roket terkonsentrasi dan pesawat tempur nirawak, yang akan menimbulkan kerugian besar bagi mereka.
Meski begitu, eskalasi diyakini akan tetap terjadi.
Israel dipercaya akan tetap melakukan gempuran melalui serangan udara.
Itu artinya, konteks menang-kalah tidak bisa diukur lewat mundur-majunya pasukan tempur di medan perang.
Satu di antara indikator keberhasilan dalam peperangan adalah apakah target dan tujuan pengerahan kekuatan militer tercapai atau tidak.
Dalam konteks ini, Israel yang melancarkan agresi darat ke wilayah Lebanon mengusung target memukul mundur pasukan Hizbullah dari perbatasan, hal yang jauh dari kata berhasil selama satu bulan belakangan.
Adapun Militer Israel (IDF), melalui Panglima Perangnya, Herzi Halevi menyatakan kalau agresi militer darat mereka mencapai kemajuan berarti dan mengisyaratkan kalau agresi militer darat segera berakhir.
Pun, klaim ini berbanding terbalik dengan situasi di medan pertempuran.
Baca juga: 10 IDF Tewas dalam 24 Jam, Roket Hizbullah Bobol Galilea Atas Saat Panglima Israel Pamer Kesuksesan
Adapun drone Hizbullah melakukan pemindaian udara di wilayah perbatasan di Lebanon selatan, yang mengonfirmasi penarikan pasukan Israel di balik perbatasan.
Foto udara menunjukkan tentara Israel menutup beberapa celah yang telah dibuka untuk menyusup melalui celah tersebut ke wilayah Lebanon.
“Pasukan pendudukan Zionis Israel memaksakan kendalinya atas kota-kota Lebanon yang telah diserbunya karena serangan Hizbullah terhadap para perwira, prajurit, tank, dan kendaraannya,” kata laporan tersebut.
“Ruang Operasi Milisi Perlawanan Hizbullah telah mengeluarkan ringkasan perkembangan terakhir dari konfrontasi dengan musuh Zionis, yang menegaskan bahwa 90 tentara Zionis telah tewas dan 750 lainnya terluka dalam pertempuran darat,” tambah laporan tersebut.
Sergapan Jarak Dekat
Selama sebulan melancarkan agresi militer darat, Perang Lebanon, khususnya dalam konteks penyerbuan darat Tentara Israel (IDF) ke sejumlah wilayah di Lebanon Selatan, terbukti mematikan bagi personel IDF.
Dalam perkembangan terbaru, laporan menyatakan kalau sejumlah tentara Israel tewas dan terluka kena sergap pasukan Hizbullah.
Baca juga: Media Israel: Segera Terjadi Kekurangan Besar-besaran Tentara Cadangan IDF dalam 10 Hari ke Depan
Laporan Anews, mengutip pernyataan Hizbullah mengabarkan kalau pihak kelompok perlawanan Lebanon tersebut menyergap pasukan Israel di dekat desa perbatasan Lebanon pada Senin (28/10/2024).
Ini menjadi sergapan kesekian terhadap pasukan Israel setelah IDF lebih dari sebulan berjibaku dalam perang habis-habisan yang melibatkan pertempuran jarak dekat di Lebanon selatan.
Kali ini, Hizbullah menyergap pasukan IDF di Kfar Kila, sebuah desa di Lebanon Selatan yang dinilai Israel sebagai satu di antara wilayah merah dalam perang ini.
Kelompok yang didukung Iran itu mengatakan pihaknya “menyergap… kendaraan dan tentara musuh Israel saat mereka maju menuju” pinggiran desa perbatasan Kfar Kila menjelang bentrokan mematikan.”
Laporan terbaru itu membuat jumlah korban jiwa IDF di Lebanon bertambah.
Kamis lalu, tentara Israel mengungkapkan bahwa 57 perwira dan tentara tewas di front Lebanon.
Sementara itu, situs lokal pemukim Yahudi Israel melaporkan pada hari Minggu (27/10/2024) kalau 30 tentara IDF dan petugas Israel tewas di Lebanon dan Gaza selama minggu ini.
Pengumuman Israel datang sehari setelah Hizbullah mengumumkan kalau mereka telah menyebabkan 70 kematian warga Israel dan lebih dari 600 orang terluka di antara petugas dan tentara pendudukan.
Hizbullah mengatakan – dalam sebuah pernyataan – kalau para petempurnya menghancurkan 28 tank Merkava, 4 buldoser militer, sebuah kendaraan lapis baja dan pengangkut pasukan, selain menembak jatuh 4 drone.
Hizbullah Belajar dari Perang 2006 Silam
Pakar militer dan ahli strategi asal Yordania, Mayor Jenderal Al-Duwairi mengatakan tingginya angka kematian dan cedera di kalangan tentara Israel di front Lebanon mencerminkan realitas lapangan pada tingkatan tertentu.
Menurut Al-Duwairi, angka kerugian personel tentara Israel menunjukkan kalau pertempuran di sana melewati level 5.
Baca juga: 10 IDF Tewas dalam 24 Jam, Roket Hizbullah Bobol Galilea Atas Saat Panglima Israel Pamer Kesuksesan
Dilansir Khaberni, Al-Duwairi menjelaskan, setelah sebulan, pertempuran darat masih terjadi di sepanjang jalur perbatasan (Garis Biru), dengan pengecualian beberapa penetrasi di wilayah tertentu seperti kota Ramia, Al-Adisa dan Aita Al-Shaab karena terhadap sifat dan kontur tanahnya.
Garis Biru memiliki panjang 120 kilometer, dan garisnya ditarik oleh PBB pada tahun 2000 antara Lebanon, Israel, dan Golan yang diduduki Israel untuk memverifikasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Al-Duwairi menyatakan, dalam analisisnya terhadap situasi militer di Lebanon, bahwa pertempuran di wilayah selatan melewati level 5 pertempuran dengan indikasi sebagai berikut:
- Keterlibatan langsung dengan kekuatan yang ada di titik tempur dan diperkuat oleh pasukan elite bergerak (Pasukan Al-Radwan Hizbullah).
- Membom semua supporting pasukan Israel yang memasuki Garis Biru.
- Pengeboman massal langsung pasukan Israel di Jalur Biru.
- Hizbullah mengumumkan evakuasi 25 pemukiman di Israel utara.
- Pengeboman pawai dan rudal mulai mencapai selatan Tel Aviv.
Pakar militer tersebut meyakini kalau pola pertempuran tersebut terjadi sebagai akibat dari pengalaman sebelumnya pasukan Hizbullah, khususnya Perang Lebanon Kedua pada musim panas 2006.
Dia menilai, tingginya kerugian tentara Israel mengonfirmasi pernyataan Hizbullah kalau mereka sudah menewaskan banyak tentara Israel.
Ada lima divisi militer Israel berpartisipasi dalam operasi serangan darat di Lebanon selatan, yaitu Divisi 210, 98, 91, 36, dan 146.
Divisi ini mencakup lebih dari satu brigade militer, dan menurut standar militer, divisi ini mencakup lebih dari 10.000 tentara.
Al-Duwairi mengatakan kalau video hoopoe yang diterbitkan oleh Hizbullah pada bulan-bulan sebelumnya mengidentifikasi kumpulan target Israel, “yang merupakan target, beberapa di antaranya bersifat strategis dan beberapa di antaranya bersifat ekonomi (industri),”.
Baca juga: Burung-Burung Hoopoe Bawa Kabar ke Hizbullah yang Bikin Israel Meriang, Situs Sensitif Terpetakan
Al-Duwairi menambahkan kalau pengambil keputusan untuk menyerang situs-situs sensitif Israel itu adalah petinggi Hizbullah yang menentukan sifat sasarannya.
Dia menyimpulkan dalam analisisnya bahwa “Hizbullah telah mendapatkan kembali keseimbangan operasional dan taktisnya, dan operasinya membuktikan hal ini.”
(oln/MNA/Anews/khbrn/*)