Informasi Terpercaya Masa Kini

Bagi Pecinta Sejarah,Cagar Budaya di Tana Tidung Bisa Jadi Pilihan Destinasi,Ada Sumber Air Panas

0 7

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG- Bagi anda penikmat sejarah dan suka mengunjungi tempat-tempat sejarah mungkin Cagar Budaya peninggalan Belanda yang ada di Tana Tidung, Kalimantan Utara bisa menjadi salah destinasi pilihan. Ada sumber air panas.

Cagar Budaya peninggalan Belanda ini berada di Desa Buong Baru, Kecamatan Betayau dan berada di dalam kawasan perusahaan PT Adindo Hutani Lestari. Tapi untuk pengelolaan cagar budaya ini sendiri telah dipegang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tana Tidung.

Jika ingin berkunjung ke Cagar Budaya peninggalan Belanda di Desa Buong Baru ini, sebaiknya menggunakan tabir surya terlebih dahulu untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari karena mengingat cuaca sangat panas di Tana Tidung.

Untuk sampai ke lokasi tersebut pun membutuhkan waktu perjalanan yang cukup jauh yaitu berkisar kurang lebih 3 hingga 3,5 jam dari Ibu Kota Tana Tidung di Desa Tideng Pale Kecamatan Sesayap. Artinya untuk durasi perjalanan pulang pulang pergi membutuhkan waktu kurang lebih 6 hingga 7 jam lamanya.

Baca juga: Tingkatkan Daya Saing Wilayah, Pemprov Kaltara Dorong Cagar Budaya jadi Pusat Pendidikan dan Wisata

Tak hanya itu, akses jalan yang harus dilalui pun masih berupa jalan setapak berbatu yang cukup sulit untuk dilewati terutama ketika berada di tanjakan atau turunan ditambah lagi dengan kondisi kondisi jalannya yang tidak rata. Namun tentunya perjuangan itu terbayarkan dengan indahnya pemandangan alam yang dilalui selama perjalanan sebelum sampai di Cagar Budaya peninggalan Belanda tersebut.

Mengingat jauhnya lokasi tersebut, disarankan jika ingin datang ke Cagar Budaya peninggalan Belanda ini pada waktu pagi dengan menggunakan motor trail ataupun mobil yang mampu melewati segala jenis medan jalan.

Saat memasuki kawasan PT Adindo Hutani Lestari pun harus berhati-hati karena banyak kendaraan muatan besar yang keluar masuk melewati kawasan tersebut. Jangan lupa juga menggunakan masker karena jalan setapak yang dilewati akan sangat berdebu akibat dilalui kendaraan lain, khususnya kendaraan bermuatan besar.

Untuk saat ini Cagar Budaya peninggalan Belanda yang telah ditemukan berupa bunker serta struktur dudukan mesin dan beberapa peninggalan lainnya yang lokasinya berpencar satu dengan lainnya.

Berkaitan dengan cagar ini dijelaskan Jainal Abidin juru pelihara Cagar Budaya peninggalan Belanda kepada TribunKaltara.com, Selasa (22/10/2024).

Baca juga: Inginkan Raperda Cagar Budaya Diperluas dan Mencakup Secara Umum, Ini Penjelasan Kadisdikbud Kaltara

“Cagar Budaya ini peninggalan zaman penjajahan Belanda dulu yang ada di Tana Tidung, yang kita datangi ini ada tempat mesin sama gua yang mungkin bekas penjara,” jelasnya.

Ia mengatakan kemungkinan gua tersebut merupakan tempat pengasingan bagi pejuang Indonesia di Tana Tidung saat melawan penjajah Belanda.

“Kemungkinan memang gua itu penjara sebagai tempat pengasingan orang Indonesia pastinya dan bukan orang luar,” katanya.

Ia juga mengungkap tak hanya bunker Belanda yang ada di dekat lokasi tersebut tapi juga ada beberapa cagar lainnya seperti kolam peninggalan Belanda.

“Ada juga beberapa peninggalan lainnya kayak di atas lagi itu ada kolam-kolam, tapi mungkin kita tidak sempat ke sana karena sudah terlalu sore, bagusnya memang pagi kalau mau datang,” ungkapnya.

Belum dapat dipastikan berapa usia dari peninggalan Belanda yang ada di Kabupaten Tana Tidung ini, namun diperkirakan sudah berusia diatas 80 tahun.

“Kita belum tahu berapa usia peninggalan ini tapi kemungkinan diatas 80 tahun karena pastinya sebelum Indonesia merdeka,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan cukup sulit untuk mengulik sejarah tentang masa penjajahan Belanda di Tana Tidung karena kurangnya orang-orang yang paham terkait peristiwa yang terjadi lebih dari 79 tahun silam.

“Kita juga susah mau cari tahu sejarah pastinya seperti apa karena orang-orangnya sudah meninggal semua terus keturunannya juga kurang paham sejarahnya bagaimana,” ujarnya.

Untuk diketahui pengelolaan cagar budaya peninggalan Belanda di Tana Tidung ini baru mulai terbentuk pada tahun 2021 dan keberadaan cagar budaya ini sendiri masih belum banyak diketahui khususnya bagi masyarakat luar Tana Tidung.

Namun beberapa waktu lalu cagar budaya peninggalan Belanda ini sempat dikunjungi budayawan asal Yogyakarta serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ) untuk melakukan penelitian.

“Ini memang belum terlalu dijamah orang luar paling masyarakat sini saja yang tau, dulu juga sempat budayawan dari Yogyakarta sama dari Provinsi untuk meneliti di sini,” paparnya.

Baca juga: Merawat Situs Cagar Budaya, Disbudporapar Tarakan Libatkan Masyarakat di Tiga Wilayah Ini

Di lokasi cagar Budaya ini juga kerap ditemukan benda-benda peninggalan Belanda seperti botol, mangkuk atau benda-benda lainnya.

“Kalau kita gali-gali di sini sering kita dapat barang-barang peninggalan lainnya kayak mangkuk atau piring, sama botol minum begitu kadang ada yang masih utuh kadang ada juga yang sudah pecah,” ungkapnya.

Ia menambahkan pada kunjungan yang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltara juga sempat ditemukan botol minum yang diduga sudah ada sejak zaman perang Belanda.

“Waktu orang Provinsi datang itu sempat juga dapat botol minum dan itu masih bagus, masih utuh jadi dibawa sama mereka untuk diteliti katanya,” tambahnya.

Sayangnya beberapa benda peninggalan Belanda tersebut sudah tidak lagi utuh karena beberapa telah diambil oleh masyarakat lokal yang kurang paham akan nilai sejarah benda tersebut.

“Dulu itu banyak barang-barang di sini tapi sebagian diambil sama masyarakat sini kayak besi di tempat mesin itu, sama di dekat gua ini juga pernah digali karena mereka kita ada emas di dalamnya,” kesahnya.

Bagi kalian yang berkunjung ke destinasi ini juga dapat sekalian menikmati sumber mata air panas yang letaknya tidak terlalu jauh dari cagar budaya peninggalan Belanda ini.

Masuk ke dalam Cagar Budaya ini tidak dipungut biaya apapun dan kunjungan dapat terbuka untuk umum. Namun  Cagar Budaya dan sumber mata air panas tersebut belum masuk destinasi wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Tana Tidung.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Leave a comment