Akira Kurosawa, Sang Legend yang Mengubah Dunia Perfilman
Akira Kurosawa adalah salah satu sutradara paling berpengaruh dalam sejarah perfilman. Karya-karyanya tidak hanya mengubah wajah sinema Jepang, tetapi juga memberikan dampak besar pada sinema global. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan, karier, dan warisan yang ditinggalkan oleh Kurosawa.
Akira Kurosawa lahir pada 23 Maret 1910, di Tokyo, Jepang. Ia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dalam sebuah keluarga yang menyukai seni. Kurosawa memulai kariernya sebagai pelukis dan kemudian bekerja sebagai asisten sutradara. Film pertama yang disutradarainya adalah Sanshiro Sugata (1943), yang meraih kesuksesan dan membuka jalan bagi kariernya.
Kurosawa memiliki beberapa karya terkenal, antara lain Rashomon (1950). Film ini mengeksplorasi tema kebenaran dan subjektivitas melalui cerita yang diceritakan dari sudut pandang berbeda. Rashomon menjadi film pertama yang memenangkan Penghargaan Oscar untuk Film Berbahasa Asing.
Seven Samurai (1954). Salah satu film paling ikonis yang pernah ada, Seven Samurai menceritakan tentang tujuh samurai yang melindungi desa dari bandit. Film ini mempengaruhi banyak film aksi dan petualangan di seluruh dunia. Sebut saja misalnya The Magnificent Seven (John Sturges, 1960), Star Wars (George Lucas, 1977), Predator (John McTiernan, 1987), Lord of the Rings: The Two Towers (Peter Jackson, 2002), Django Unchained (Quentin Tarantino, 2012), John Wick (Chad Stahelski, 2014), Mad Max: Fury Road (George Miller, 2015), Isle of Dogs (Wes Anderson, 2018), Ocean’s Eleven (Steven Soderbergh, 2001), dan The Avengers (Joss Whedon, 2012). David Desser, yang mengajar film di Chapman University, mengatakan, “Seven Samurai telah memengaruhi lebih banyak film daripada film-film lainnya.”
Yojimbo (1961). Film ini mengisahkan tentang seorang ronin (samurai tanpa tuan) yang tiba di sebuah desa yang dikuasai oleh dua kelompok gangster. Dia memainkan kedua belah pihak untuk kepentingan pribadinya, menciptakan konflik yang dramatis. Film ini sangat berpengaruh dan telah menginspirasi banyak karya, antara lain A Fistful of Dollars (1964), Last Man Standing (1996), The Good, the Bad and the Ugly (1966) dan lain-lain.
Throne of Blood (1957). Adaptasi dari Macbeth karya Shakespeare, film ini menggabungkan elemen tradisional Jepang dengan cerita klasik Barat, menunjukkan kemampuan Kurosawa dalam menjembatani budaya. Ran (1985). Film ini adalah interpretasi bebas dari King Lear oleh Shakespeare, di mana Kurosawa menggabungkan elemen drama dengan visual yang memukau. Pakar film Michael Jeck ketika ditanya tentang Kurosawa mengatakan, “Dia tidak membuat cerita-cerita kecil tentang orang-orang kecil. Semuanya orang besar.” Jeck bilang, “Ini adalah Shakespeare dalam dunia sinema.”
Kurosawa dikenal karena penggunaan teknik visual yang inovatif, seperti Cinematic Composition. Kurosawa sering kali menggunakan komposisi simetris dan framing yang menarik. Editing yang dinamis, ia memperkenalkan teknik editing yang mempercepat alur cerita, menciptakan ketegangan yang tinggi. Penggunaan cuaca, seperti hujan dan kabut, sering kali digunakan untuk meningkatkan suasana hati dalam filmnya.
Kurosawa memiliki pengaruh yang besar pada banyak sutradara. George Lucas mengatakan Kurosawa “telah memberikan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan dan karya saya.” Lucas mengakui bahwa plot film Star Wars aslinya diadaptasi dari film Kurosawa The Hidden Fortress (1958). Steven Spielberg mengagumi “karyanya yang luar biasa yang terus menginspirasi kita semua.” Martin Scorsese mencari inspirasi dari tema kemanusiaan dan karakter kompleks dalam karya-karya Kurosawa. Quentin Tarantino mengutip banyak referensi dari film-film Kurosawa dalam gaya dan cerita. Kill Bill (2003-2004) disebut terinspirasi dari film Yojimbo.
Kurosawa menerima banyak penghargaan sepanjang kariernya, termasuk Academy Award untuk Pencapaian Seumur Hidup pada tahun 1990. Ia juga menjadi peraih Palme d’Or di Festival Film Cannes untuk Kagemusha. Di Venice Film Festival ia memenangkan Golden Lion untuk film Kagemusha. Di Cannes Film Festival ia mendapatkan penghargaan untuk Ikiru dan Rashomon” ditayangkan dalam kategori kompetisi. Ia menerima banyak penghargaan dari Blue Ribbon Awards di Jepang, termasuk untuk film Ikiru dan Seven Samurai. Di Japanese Academy Awards ia meraih beberapa penghargaan, termasuk Best Director untuk Dersu Uzala (1975) dan Kagemusha. Ia juga dianugerahi penghargaan Lgion d’Honneur oleh pemerintah Prancis.
Kurosawa menyutradarai lebih dari 30 film dalam kariernya, yang mencakup berbagai genre. Banyak karyanya diadaptasi dari sastra klasik, menunjukkan kedalaman pemahamannya terhadap cerita dan karakter. Film-filmnya sering kali diakui sebagai beberapa yang terbaik dalam sejarah sinema, dengan banyak yang masuk dalam daftar ‘film terbaik sepanjang masa’. Francis Ford Coppola mengatakan, “Satu hal yang membedakan Akira Kurosawa adalah ia tidak membuat satu atau dua mahakarya; ia membuat, Anda tahu, delapan mahakarya.” Selain Rashomon, Seven Samurai, Throne of Blood, The Hidden Fortress, dan Yojimbo, yang termasuk mahakaryanya adalah Ikiru (1952), Sanjuro (1962), dan Kagemusha (1980).
Akira Kurosawa bukan hanya sekadar sutradara; ia adalah pionir yang mengubah cara kita memandang film. Dengan gaya bercerita yang mendalam dan teknik visual yang inovatif, karyanya tetap relevan dan terus mempengaruhi generasi pembuat film di seluruh dunia. Warisan Kurosawa sebagai salah satu raja perfilman dunia akan selalu diingat dan dihargai.