Mogao Grottoes, Situs Wisata Dunia Dalam Konsep Kelola Sustainability Turism
Terletak di persimpangan jalur perdagangan kuno Silk Route. Menghubungkan antara Timur dan Barat. Para biksu penyebar agama Buddha menemukan tempat berbukit strategis yang dijadikan lokasi meditasi. Tempat nyaman, persinggahan bagi para kafilah dagang Jalur Sutra dan juga para peziarah. Sebuah bukit batu pasir (sandstone) yang merupakan bagian dari tebing di sepanjang Sungai Dang, dekat Dunhuang, Provinsi Ganchu, China. Mogao Grottoes, Gua ribu Buddha, yang pada 1987 menjadi situs warisan dunia UNESCO.
Pembuatan kompleks gua yang dihiasi dengan lukisan mural dinding dan patung-patung Buddha, dimulai sejak abad ke-4 dan berlangsung selama seribu tahun berikutnya. Sejatinya situs ini memiliki lebih dari 700 gua. Dihiasi ribuan mural Buddha, patung, dan manuskrip. Seni lukisan dinding yang rumit hingga patung yang detil, menunjukkan evolusi seni Buddha selama berabad-abad. Sebuah situs warisan dunia untuk dapat terus dilihat keberadaanya. Sustainability turism menjadi salah satu solusi jawaban untuk mengatasinya.
Hari ke 5 program semi adventure kami di China telah mengeksplorasi 3 kota di 2 provinsi. Urumqi dan Turpan di provinsi otonomi Xinjiang Uyghur. Serta Dunghuang di provinsi Gansu. Tianshan Tianchi (Heavenly Lake) dan Grand Bazar Internatioal Xinjiang adalah tempat wisata menarik yang kami kunjungi di Urumqi. Di Turpan, Gunung Flaming,Jiaohe Anchient City, Su Gong Mosque (Pagoda), dan Grape Valley menjadi tempat eksotik yang kami eksplorasi. Sementara di Dunhuang, kami terpesona habis dengan keunikan Gunung Pasir Bernyanyi (Mingsha Shan), Crescent Lake, Yumen Pass (Jade Gate Pass), The Yadan Landform (Kota Hantu), dan Mogao Grottoes.
Mogao Grottoes merupakan objek wisata terakhir yang kami kunjungi di Dunhuang sebelum kami berpindah ke kota Jiayuguan dan kota Jiuquan. Merupakan objek wisata warisan dunia UNESCO ke 2 yang kami angkat hasil observasi study sustainability nya dalam artikel perjalanan Silk Route yang sangat menantang adrinalin ini. Dan 28 petualang Silk Route yang berjiwa muda ini (jangan di lihat usianya) terlihat begitu semangat dan antusias mengeksploarsi semua program dalam itinerary. Mantab !
Sustainabillity Turism
Sustainability Turism atau pariwisata berkelanjutan merujuk pada konsep pariwista yang dirancang untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal. Secara cerdas memanfaatkan potensi ekonomi yang ada dan kondisi sosial di sekitarnya. Bertujuan agar pariwisata dapat berkelanjutan dalam jangka panjang dan berkesinambungan tanpa merusak destinasi wisata yang dikunjungi.
Konsep ini memegang prinsip-prinsip utama seperti; Pelestarian Lingkungan, Pemberdayaan Komunitas Lokal, Penghormatan terhadap Budaya dan Warisan Lokal, dan Penggunaan Sumber Daya Berkelanjutan. Yang menjadi pilar utama untuk direalisasikan sebagai indikasi keberhasilan melaksanakan konsep pariwisata berkelanjutan tersebut
Pelestarian lingkungan bertujuan mengurangi dampak negatif terhadap alam melalui praktek ramah lingkungan. Berupa pengelolaan limbah, konservasi energi, dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Pemberdayaan komunitas lokal bertujuan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat local dengan menciptakan lapangan kerja, mendukung usaha kecil, dan memastikan penduduk setempat memiliki suara dalam pengembangan pariwisata di lingkungannya.
Penghormatan terhadap Budaya dan Warisan Lokal dilakukan dengan melestarikan dan menghormati tradisi, budaya, dan warisan local. Memastikan bahwa Pariwisata tidak menggangu atau merusak nilai-nilai budaya setempat.
Penggunaan Sumber Daya Berkelanjutan dilakukan dengan cara mengelola sumber daya alam dan budaya dengan cara yang memastikan mereka tetap tersedia dan dalam kondisi baik untuk generasi mendatang.
Intinya, Sustainability Turism atau Pariwisata berkelanjutan berupaya menciptakan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan, lingkungan di mana objek wisata itu berada dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Observasi Study Sustainabillity Turism
Melihat secara langsung bagaimana situs budaya dunia yang menjadi objek wisata dikelola dalam konsep berkelanjuatan (Sustainability) adalah hal yang menarik. Bagaimana pengelolanya menerapkan Strategy Sustainability, yang menyangkut aspek efisiensi, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan limbah, edukasi wisatawan, keberpihakan pada masyarakat, dll pada situs warisan dunia ini. Bagaimana ketiga pilar utamanya, yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial bisa diwujudkan dalam strategy yang diaplikasi.
Mengurangi Jejak Carbon dan Penggunaan Energi Terbarukan
Kebijakan perlindungan pada lingkungan sudah terlihat sejak awal ketibaan wisatawan. Mogao Groto seakan dibuatkan dalam tiga ring perlindungan awal dari pengaruh polusi kendaraan dan mengurangi jejak karbon. Bus wisata dengan bahan bakar bensin atau biosolar berhenti dititik kumpul yang telah disediakan. Bus Parkir dan dilarang menghidupkan mesin. Selanjutnya wisatawan akan menggunakan shuttle bus berenergi listrik untuk menuju titik lokasi dropping. Berjarak sekitar 3,5 — 4 Km dari area parkir bus wisata.
Wisatawan diturunkan sekitar 250 meter dari gedung pusat penerimaan wisata. Dari Gedung penerimaan, wisatawan akan menggunakan (Odong-odong) angkutan kecil terbuka berenergi batere yang bisa memuat maksimal 20 orang. Berjarak sekitar 1,5 — 2 Km menuju Mogao Grottoes berada.
Digedung penerimaan dan edukasi ini terjadi filtrasi awal pengelola terhadap wisatawan. Pengelola hanya memberi izin maksimal 6.000 orang wisatawan mengunjungi Mogao Grottoes setiap harinya. Pengunjung pun harus melakukan pemesanan dengan online minimal 7 hari sebelum kunjungan. Pengunjung rata-rata setiap harinya bisa mencapai 6.000 — 7.000 orang.
Edukasi Wisatawan
Protokol pengaturan, pengawasan, dan pengelolaan wisatawan mengikuti ketetapan otoritas wisata Dunhuang. Penggunaan barcode pada tiket saat masuk dan keluar. Screening barang bawaan. Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman ke dalam goa.
Di Gedung ini wisatawan di edukasi dalam 2 buah theather yang berisi sejarah pembuatan Mogao Grottoes oleh para biksu di theatre 1. Sementara detil film dokumentasi isi beberapa gua yang dianggap memiliki sejarah tinggi di theather ke 2. Di Theather ke 2 ini edukasi wisatawan dilakukan dalam bentuk film 3 dimensi. Theathernya berbentuk bulat. Sehingga penonton seakan merasakan pengalaman masuk dan melihat dari dekat semua mural lukisan dan patung di dalam gua. Memberikan pengalaman pribadi yang mengesankan. Didukung ruang theather yang sejuk membuat semua wisatawan terkantuk-kantuk.
Edukasi wisatawan digedung penerimaan ini juga dilakukan dalam beberapa bentuk selain 2 theather yang telah disebutkan di atas. Masih ada Prototipe area Mogao Grottoes, Film singkat berupa triller, Poster, dan Pamflet. Semua mengedukasi wisatawan agar terlibat dalam proses keberlanjutan menjaga kelestarian situs budaya dubia ini.e
Pengelolaan Limbah
Praktis tidak ditemui sampah di seluruh area Moga Grottoes. Objek wisata ini terlihat bersih dan tertata apik dengan pohon-pohon besar yang terawat rapih. Menjadi paru-paru area wisata dan memfiltrasi polusi dan panas gurun yang cukup menyengat. Keberadaannya membuat sejuk dan segar.
Pengelolaan toilet sudah sangat baik. Penggunaan air dilakukan dengan system sensor untuk melakukan penghematan penggunaan air. Baik di washtafel maupun di urinair. Dengan Tingkat kebersihan yang relatif baik. Hal yang tak terhindari adalah aroma khas toilet di China, karena terkait dengan bau khas urin penduduk lokal. Semua terkait dengan asupan makanan mereka setiap harinya.
Mogao Groto Gua Dengan Seribu Buddha
Dikenal dengan Gua seribu Buddha. Mogao Grottoes merupakan situs kompleks gua yang dihiasi dengan lukisan mural di dinding dan patung-patung Buddha. Gua ini dibangun oleh para biksu Buddha. Dalam penyebaran agama mereka, Para Biksu menemukan lokasi yang strategis di dekat Sungai Dang, dekat di kota Dunhuang. Kemudian mereka memahat bukit batu pasir (sandstone), yang menjadi bagian tebing Sungai Dang, dekat kota Dunhuang.
Ada beberapa pertimbangan mengapa bukit tebing sepanjang Sungai Dang ini dijadikan lokasi ideal pembuatan gua oleh para biksu dan mampu bertahan hingga sekarang. Secara komposisi geologis, tebing ini terdiri dari batu pasir (Sandstone) yang relatif lunak. Membuat para biksu mudah untuk memahat dan mengukirnya. Semua menciptakan kesimbangan yang baik antara kekuatan dan kemudahan dalam penggalian.
Berada di lokasi semi-gurun dengan iklim yang kering membuat gua-gua dengan karya seni di dalamnya relatif terjaga. Kelembaban yang rendah mengurangi risiko kerusakan akibat air dan pertumbuhan jamur.
Para biksu dan pengrajin menggunakan teknik kontruksi yang cerdas. Untuk menstabilitaskan posisi gua, mereka menggunakan balok kayu atau penopang tambahan lain. Pada patung-patung yang dibuat, untuk memperkokoh bagian-bagian tertentu, mereka menggunakan ranting bambu atau pohon sebagai tulang buatan.
Pembangunannya didukung oleh berbagai penguasa dan orang-orang kaya yang menyumbang untuk dekorasi dan pemeliharaannya. Pembuatan gua ini sudah dimulai sejak abad ke-4 dan berlangsung selama seribu tahun berikutnya. Para bikshu memahat tebing pasir dan dihiasi dengan lukisan serta patung yang menggambarkan dan cerita Buddha.Gua-gua tersebut berfungsi sebagai tempat meditasi, pemujaan, dan pusat perdagangan serta persinggahan di jalur sutra kuno.
Teknik pewarnaan mural dan patung di Mogao Grottoes sangat kaya dan kompleks. Mencerminkan keterampilan seniman yang tinggi serta pengaruh budaya yang beragamdari sepanjang jalur sutra. Para seniman menggunakan berbagai pigmen alami yang dihasilkan dari tanah, daun, dan bebatuan. Bahan-bahan tersebut dihaluskan dan mencampurnya dengan bahan pengikat seperti lemak atau air.
Teknik pelukisan dinding biasanya menggunakan pigmen yang dicampur minyak atau air yang kemudian dicampur dengan bahan poengikat lainnya untuk menghasilkan warna yang tahan lama. Sama halnya dengan teknik pelukisan patung, hanya ada penekanan pada detil dan tekstur yang kaya saja.
Teknis pewarnaan dinding dan patung tersebut juga ada yang dikenal dengan Teknik Plakat, yang meberikan sapuan kuas yang kuat dan warna yang tebal. Berbeda dengan Teknik akuarel yang lebih halus dan lembut.
Ada beberapa bagian mural atau patung yang diberi warna emas. Beberapa orang bertanya apakah itu emas asli atau hanya sekedar pigmen warna emas? Sebenarnya pigmen yang menyerupai emas sangat umum dalam seni pewarnaan kuno. Meski beberapa Teknik pewarnaan mungkin saja menggunakan emas asli dalam detil tertentu. Namun kebanyakan karya seni di Mogao Grottoes lebih mungkin menggunakan pigmen warna emas untuk menghasilkan efek berkilau. Karena sejatinya teknologi dan metode kuno sangat canggih dalam menciptakan warna-warna yang tahan lama dan mencolok.
Akademi Dunhuang yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Mogao Grottoes, telah banyak melakuan penelitian untuk memahami Teknik dan bahan yang digunakan dalam pewarnaan mural dan patung. Mereka telah berhasil mengidentifikasi pigmen utama dan bahan pengikaat yang digunakan, serta mengembangkan pendekatan analtis untuk memeihara karya seni tersebut.
Semua Teknik-teknik ini sejatinya bukan hanya semata hasil sebuah karya pada masanya, tetapi mencerminkan kekayaan budaya dan seni dari masa lalu yang juga menunjukan komitment terhadap pelestarian dan pemeliharaan budaya untuik generasi mendatang.
Aplikasi Strategy Sustainability di Lokasi Gua Mogao
Penerapan standar efisiensi menjadi basis utama dalam mengelola jumlah wisatawan yang mencapai ribuan pengunjung setiap harinya. Pembatasan jumlah wisatawan menjadi kata kunci. Dengan teknologi terkini mampu monitor dan mengelola dampak wisatawan
Terkait dengan pengelolaan wisatawan yang datang setiap hari,maka setiap wisatawan dikelompokkan dalam group tour, untuk masuk ke dalam gua. Bagi wisatawan yang datang secara pribadi atau kelompok kecil maka mereka akan digabungkan, sehingga membentuk kelompok dengan jumlah standar.
Setiap kelompok akan dipandu oleh seorang pemandu wisata berseragam serta memiliki ID khusus. Tentunya yang bersangkutan telah mendapat serifikasi khusus sebagai pemandu. Group wisatawan asing akan mendapat pemandu yang mahir bercakap dalam bahasa Inggris. Masing-masing pemandu akan membawa masuk ke dalam 6 atau 7 gua untuk masing-masing group. Mereka akan saling bergantian memasuki gua sehingga tidak berbenturan satu dengan group lainnya.
Setiap gua , saat ini telah dibuatkan pintu dalam posisi selalu terkunci. Hanya bisa dibuka oleh petugas yang berwenang. Di dalam Gua wisatawan dilarang melakukan pemotretan baik dengan camera maupun dengan smartphone. Juga dilarang menyalakan senter dengan smartphone. Semua dilakukan sebagai upaya perlindungan terhadap lukisan mural dan patus yang ada di dalam gua.
Efek sinar camera dan lampu smartphone diindikasi dapat mempengaruhi kualitas lukisan dan pewarnaan dalam gua tersebut.
Dengan mekanisme ini efisiendi kerja dalam pengelolaan jumlah wisatawan yang jumlahnya ribuan akan semakin efektif. Wisatawan bergerak dengan alur yang teratur dan rapih. Semua kegiatan ini dalam rangka Pendidikan dan kesadaran wisatawan akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan.
Penggunaan system penerangan energi bertenaga surya dan angin sudah teraplikasi di area Mogao Grottoes ini. Sebagai daerah gurun dengan panas yang tinggi serta angin yang kencang menjadikan Dunhuang sebagai ladang energi terbarukan bagi province Gansu ini.
Menjaga kesimbangan ekologis dan meminimalkan dampak negatif dari aktivitas wisata dengan pengelolaan ekosistem yang baik telah dilakukan pengelola objek wisata ini. Pemeriharaan dan restaurasi karya seni dan arkeologis di Mogao grottoes sangat penting untuk menjaga nilai sejarah dan budaya. Hal ini melibatkan penggunaan material yang tepat untuk memastikan keberlanjutan karya seni . Karenanya, Gua-gua di Mogao Grotto yang dibuka untuk umum dirotasi setiap tahunnya untuk mengurangi tekanan pada gua-gua tertentu dan memastikan bahwa semua gua mendapat waktu istirahat dari kunjungan wisatawan.
Mempertahankan Mural dan Patung Mogao Grottoes
Berbagai strategi untuk mempertahankan mural dan patungnya yang berharga dilakuan dengan mengontrol lingkungan. Suhu dan kelembaban di dalam gua dikontrol secara ketat untuk mencegah kerusakan pada mural dan patung. Sistem ventilasi dan pengaturan iklim digunakan untuk menjaga kondisi mikroklimat yang stabil.
Jumlah pengunjung dibatasi dan diatur melalui sistem reservasi untuk mengurangi dampak fisik dan lingkungan. Pengunjung juga diharuskan mengikuti tur yang dipandu untuk memastikan mereka tidak merusak artefak. Pemantauan dan Penelitian oleh Tim konservasi secara rutin memantau kondisi mural dan patung. Penelitian dilakukan untuk memahami proses degradasi dan mengembangkan teknik konservasi yang lebih efektif.
Proyek restorasi dilakukan oleh para ahli untuk memperbaiki kerusakan yang ada dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Teknik konservasi modern digunakan untuk memastikan bahwa restorasi tidak merusak keaslian karya seni.
Program edukasi bagi pengunjung dan masyarakat lokal dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian situs ini. Informasi tentang sejarah dan nilai budaya Gua Mogao disampaikan melalui berbagai media.
Gua Mogao bekerja sama dengan berbagai institusi internasional, seperti Getty Conservation Institute, untuk mengadopsi praktik terbaik dalam konservasi dan manajemen situs bersejarah.
Keberhasilan pengelola Mogao Grottoes dalam mengelola destinasi budaya ini merupakan keberhasilan mengelola Sustainabiliy Turism. Secara cerdas mereka telah memanfaatkan destinasi wisata sebagai potensi ekonomi yang terus dikembangkan dengan meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan dan buidaya lokal. Sehingga tujuan utama menjadikan destinasi wisata sebagai tujuan wisata berkelanjutan tetap terlaksana tanpa merusak destinasi wisata yang dikunjungi.
Pembelajaran ini seyogya juga bisa menjadi bahan rujukan pengelolaan destinasi wisata di seluruh Indonesia. Dengan pendekatan prinsip “amati, tiru dan modifikasi (ATM)” secara perlahan konsep-konsep Sustainability Turism dapat diaplikasi. Sehingga Inti konsep Sustainability Turism atau Pariwisata berkelanjutan yang berupaya menciptakan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan, lingkungan di mana objek wisata itu berada dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya dapat diwujudkan. Semoga. In syaa Allah.
Jkt/15102024/Ksw/107