Bagaimana Sebuah Galaksi Mati?
KOMPAS.com – Pada akhirnya, semua galaksi, termasuk Bima Sakti akan menemui ajalnya.
Tapi bagaimana galaksi bisa mati? Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan itu terjadi. Apa saja, berikut seperti dikutip dari Space.
Baca juga: Berapa Banyak Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Setiap Tahun?
Monster lubang hitam
Di jantung hampir setiap galaksi terdapat lubang hitam supermasif. Dalam kasus Bima Sakti, kita memiliki Sagitarius A* yang berukuran lebih dari 4,5 juta matahari.
Biasanya, lubang hitam raksasa ini diam dan tidak aktif, hanya menyedot gas atau bintang yang berkeliaran terlalu dekat.
Namun kadang-kadang mereka menyedot jauh lebih besar. Ketika melakukannya, gas berputar di sekeliling lubang hitam dan memadat, mencapai suhu lebih dari satu miliar derajat.
Temperatur yang sangat tinggi tersebut menyebabkan gas mengeluarkan sejumlah besar radiasi yang kemudian membanjiri seluruh galaksi, memanaskan cadangan gas dan mencegah pembentukan bintang-bintang baru.
Meskipun keadaan biasanya menjadi tenang setelah itu, dalam kasus terburuk, radiasi dari sekitar lubang hitam dapat mengeluarkan sejumlah besar gas dari galaksi.
Hal ini tidak sepenuhnya menghancurkan sebuah galaksi, namun secara efektif membunuhnya dengan mencegah terbentuknya bintang-bintang baru dalam waktu yang sangat lama dan dalam beberapa kasus selamanya.
Baca juga: Ada Berapa Lubang Hitam di Galaksi Bima Sakti?
Masuk ke dalam gugus galaksi
Gugus galaksi biasanya menjadi rumah bagi ribuan galaksi atau lebih.
Namun gugus galaksi berisi lebih dari sekedar galaksi tetapi juga menyimpan reservoir besar gas panas dan tipis yang dikenal sebagai media intracluster (ICM)
ICM sangat tipis namun ketika galaksi-galaksi berkumpul menjadi sebuah gugus, mereka tetap harus melewatinya.
Awalnya hal tersebut mengarah pada pembentukan bintang dalam putaran singkat karena gelombang kejut menekan awan gas di seluruh galaksi.
Namun pada akhirnya, tekanan dari gas tersebut akan mengambil potongan-potongan gas dari galaksi seperti puing-puing yang beterbangan dari meteorit.
Meski sebagian besar galaksi bertahan saat melewati ICM, beberapa galaksi yang lebih kecil dapat menguap seluruhnya.
Tabrakan dengan galaksi lain
Tabrakan galaksi mewakili salah satu pelepasan energi terbesar di alam semesta, dan itu berarti ini bukanlah pemandangan yang indah.
Bima Sakti kita akan bertabrakan dengan galaksi tetangga kita Andromeda dalam waktu sekitar 5 miliar tahun.
Baca juga: Kelahiran Galaksi Paling Awal Diamati untuk Pertama Kali
Tabrakan tersebut dapat menimbulkan gelombang pasang surut yang sangat besar yang terdiri dari aliran bintang-bintang yang terpecah dan gas yang mengelilingi galaksi.
Selama tabrakan dan penggabungan, banyak sekali bintang yang hilang akibat interaksi acak. Dan ketika masing-masing lubang hitam supermasif bertemu, putaran radiasi baru menghantam galaksi yang baru bergabung tersebut.
Kehancuran gabungan ini menghabiskan cadangan gas di galaksi, sehingga secara efektif menghentikan pembentukan bintang untuk selamanya.
Masuk ke galaksi yang lebih besar
Jika galaksi yang lebih kecil dan galaksi pendamping yang jauh lebih besar bergabung, hal ini dapat berarti akhir dari galaksi yang lebih kecil.
Para astronom sendiri telah mengidentifikasi lusinan kumpulan, aliran, gumpalan, dan sisa-sisa lainnya. Itu merupakan sebuah tanda sejarah penggabungan dari galaksi berukuran kecil ke besar .
Baca juga: Ada Berapa Macam Bentuk Galaksi di Alam Semesta?