Informasi Terpercaya Masa Kini

Sosok Syam Permana,Pencipta Lagu Inul Daratista Hidup Sengsara,di Hari Tua Ngamen Mengais Rezeki

0 4

TRIBUNJABAR.ID – Inilah sosok Syam Permana, seorang pencipta lagu yang kini jadi sorotan karena hidup sengsara.

Meski punya kontribusi melambungkan nama penyanyi lewat karyanya, ternyata tak menjamin hidupnya makmur.

Itulah yang dialami oleh Syam Permana alias Syamyudin, seorang pencinta lagu dangdut asal Sukabumi.

Namanya tak asing di dunia musik.

Ia adalah pencinta lagu dangdut kenamaan yang melambungkan nama penyanyi dangdut terkenal.

Sebut saja Meggy Z hingga Inul Daratista.

Baca juga: Nasib Pilu Pencipta Lagu Asal Indramayu, Karyanya Dibayar Beras dan Seharga Cabai, Tak Kenal Royalti

Namun, siapa sangka hidupnya kontras dengan para artis yang telah dibesarkan lewat karya lagunya.

Meski dulu penulis lagu terkenal, kini Syam Permana hidup sederhana.

Kini, ia tinggal di Kampung Babakan Jawa RT 1/RW 18, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Rumahnya berdekatan dengan ujung pesawahan.

Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya di rumah sederhananya tersebut.

Meski menjadi warga biasa, di waktu senggangnya Syam Permana masih bisa memainkan gitar di rumahnya.

Kebiasannya menulis dan menciptakan lagu tak bisa dia tinggalkan begitu saja.

Ia masih bisa memainkan gitar sambil mengulik lagi yang dibuatnya.

Bahkan Syam tetap menjadikan kemampuannya menulis lagu dan bersuara merdu untuk mengamen mengais rezeki.

Dikenal sebagai pencipta lagu, tak jarang Syam masih mengingat dan membayangkan masa kejayaannya di dunia musik.

Saat itu, Syam dikenal sebagai maestro pencipta lagu dangdut.

Sejumlah penyanyi dangdut kenamaan yang membawakan lagunya pun tak main-main.

Di antaranya Meggy Z, Ona Sutra, Asep Irama, Imam S Arifin, Titiek Nur, Intan Ali, Inne Chintya, hingga Inul Daratista sempat dibuatkan lagu dirinya.

Diketahui, Syam Permana mengawali kariernya di bidang musik sejak 1981.

Saat itu ia membuat lagu dan mengirimkannya ke industri musik.

“Alhamdulillah, lagu kita yang keterima,” ucap Syam dikutip dari Kompas.com, Senin (14/10/2024).

Tak hanya menawarkan lagu, ada kalanya Syam juga diminta membuat lagu oleh produser musik yang dikenalnya.

Saat itu, Syam pun pernah bekerja sama dengan Yongki RM membuat lagu Inul Daratista berjudul Terima Kasih.

Ternyata di awal kariernya, Syam pun telah melalui berbagai pengalaman pahit di industri musik.

Sebelum bergabung dengan KCI dan mendaftarkan lagu miliknya, ia tak menerima uang dari lirik yang diciptakannya.

Ia mengaku hanya mendapatkan uang saat awal pembuatan lagu.

Seperti lagu “Biarkan Ku Sendiri” dan “Mengapa Terjadi” yang dijualnya hanya Rp 15.000 di tahun 1982.

“Pertama kali jual lagu itu Rp 15.000 ke pimpinan proyek musik, diambil 2 lagu jadi dibayar Rp 30.000,” ungkap Syam.

Seiring berjalanya waktu dan merasakan manisnya hidup di Ibu Kota, Syam akhirnya terpaksa hijrah ke kampung halamannya di Sukabumi.

Ia menelan pil pahit saat itu karena situasi krisis moneter yang terjadi pada era Soeharto.

Namun, meski sudah pindah ke Sukabumi, saat itu ia masih dicari orang untuk dibuatkan musik.

Baca juga: Kondisi Terkini Pedangdut Senior Hamdan ATT yang Pecah Pembuluh Darah, Istri Berharap Mukijazat

Royalti

Meski sempat terpuruk, karier Syam sebagai pencipta lagu kini terbantu dengan adanya royalti.

Jalan Syam mendapatkan royalti terbuka saat ia bergabung dengan Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI).

Syam mengaku tak tahu detail kapan dirinya bergabung dan lagu-lagunya didaftarkan.

Namun, sejak itulah ia mendapatkan uang setiap tahunnya.

Meski tak seberapa, Syam masih bersyukur.

Ia mengaku dari lagu yang dinyanyikan Inul Daratista pada tahun 2002, ia pernah mendapatkan royalti Rp 3 juta.

“Puluhan lagu lebih didaftarkan ke KCI, pendapatan engga tentu, lagu yang (dinyanyiin) Inul ada dapet 3 juta tahun 2002.”

“Tahun ini 2024 dapet cuman Rp 125.000 terus berjalan dua bulan ada tambahan Rp 250.000, tahun kemarin Rp 400.000. Kita kurang faham pokoknya kita hanya terima transferan saja, itu juga pake rekening menantu,” jelas Syam.

Syam mengaku sarana hiburannya di rumah hanya radio.

Tak jarang ia mendengarkan kembali lagu-lagu yang dibuatnya lewat radio.

Saat lagunya diputar, Syam masih bisa merasakan rasa bangga dalam dirinya. 

Ia bernostalgia, meski sesekali ia meratapi hidupnya yang tak pernah berubah.

Mengais Rezeki dengan Mengamen

Selain menjadi pencipta lagu, kini Syam juga hidup mengais rezeki sebagai pengamen.

Syam tinggal bersama istri yang dikaruniai 6 orang anak.

Satu anaknya sudah meninggal dunia, dan tiga anak lainnya sudah berkeluarga.

Kini, ia dan istri tinggal di rumah bersama dua anaknya yang masih duduk di kelas 11 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tak heran, kini meski usianya beranjak lanjut usia, Syam masih berjuang menafkahi keluarga dan memenuhi kebutuhan hidup.

Perjuangan Syam itu dilakukan dengan mengais rezeki dengan pergi mengamen.

Syam tak setiap hari pergi mengamen.

Biasanya ia berangkat mengamen saat cuaca dirasanya sedang bersahabat.

Ia juga berangkat mengamen mengais rezeki jika kondisi fisiknya sedang fit.

Syam biasanya mengamen setelah zuhur bersama istri dan anaknya yang masih SMP.

Ia mengamen di daerah Kota Sukabumi.

Dalam sehari, setidaknya pria berusia 64 tahun itu harus berjalan 10-15 kilometer untuk mencari nafkah.

Terik panas pun harus Syam hadapi. Tak jarang hujan pun menjadi tantangan ia dan keluarga mengais rezeki. 

Gitar mulai dipetik. Syam bersama sang Isteri mulai menyanyi. 

Jari jemari yang sudah tak muda lagi itu terlihat masih lihai berpindah dari kunci satu ke kunci yang lain.

“Kita muter area Sukabumi tapi engga ke kampung-kampung, kita ke toko-toko, rumah makan,” papar Syam.

Saat mengamen nampak orang-orang mendengarkan lagu yang Syam bawakan, dan kemudian memberikan uang kepada sang Isteri.

Lalu mereka pun pergi berganti tempat. 

Dalam sehari Syam mengamen hingga waktu mendekati petang.

Ia kemudian bergegas pulang ke rumah dan tiba sekira pukul 18.00 WIB hingga 21.00. WIB 

Tak jarang Syam dari lokasi mengamen kembali pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Dari hasil mengamen Syam mendapatkan Rp 50.000-100.000. 

Uang tersebut dalam sekejap habis untuk keperluan sehari-hari. 

“Penghasilan untuk kebutuhan (rumah tangga), belum bekal anak sekolah, ongkosnya,” jelas Syam. 

Tak jarang saat mengamen, Syam mendapat rezeki tak terduga dari orang dermawan. 

Kadang kala ada juga yang memberinya makanan.

Namun, selain mendapatkan kebaikan saat mengamen, tak jarang ia dan isterinya diusir pemilik tempat ketika hendak mengamen. 

Namun hal itu tak menyurutkan Syam dan istrinya menyerah untuk mengais rezeki. 

“Ya pernah dibilang jangan masuk ketika ngamen sama salah satu restoran, keluar aja,” ungkap Syam. 

Sebelum memutuskan mengamen, ia dan isterinya berjualan buah, sayur, dan membantu memanen padi. 

Uang yang dihasilkan dari pekerjaannya berkisar Rp 40.000-50.000. 

Selain mengamen, Syam dan istri juga bekerja menjadi buruh tani di kampungnya.

“Kadang ibu nandur kalo ada yang ngajak. Juga jual buah manggis, pete, apalagi butuh uang buat anak-anak sehari-hari bekel sekolah, belum jajan, dan kebutuhan keluarga,” sambung Syam.

Syam dan keluarga kini menggantungkan hidup hanya pada gitar yang ia gunakan untuk mencari nafkah. Ia berharap ada bantuan dari pemerintah dan bisa tampil dalam event yang digelar pemerintah kota atau kabupaten Sukabumi. “Kalo keinginan mah ada (tampil), tapi belum kesampean. Ya mudah-mudahan (bisa tampil),” pungkas Syam.

Leave a comment