Bertemu Anak Yatimnya di Palestina, Orang Tua Asuh Hanya Bisa Berderai Air Mata
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Yayasan Amanah Kemanusiaan Global (Amal) berhasil menyelenggarakan pertemuan virtual (Zoom Meeting) antara orang tua asuh dengan anak yatim asuhannya di Palestina pada Kamis (9/10/2024). Pada kesempatan tersebut hadir sekitar 50 orang tua asuh yang dipertemukan dengan 20 anak yatim Palestina. Suasana haru langsung terasa ketika satu per satu orang tua asuh berkomunikasi secara daring.
Membuka Zoom Meeting, Ust. Ridwan Kamaludin, S.Hum selaku Ketua Yayasan AMAL dan mutarjim menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh orang tua asuh yang telah setia menyantuni anak-anak yatimnya di Palestina. Beberapa orang tua asuh bahkan sudah menyantuni anak yatimnya sejak tahun 2017. Pada kesempatan itu pula, Ustadz Ridwan menyampaikan permohonan maafnya terkait acara Zoom Meeting yang sempat tertunda karena alasan keamanan. Seperti kita ketahui, saat ini eskalasi perang di Palestina terus meningkat, terlebih dengan bergabungnya Iran memerangi Israel. Ya, meski Tepi Barat tempat anak-anak yatim Palestina melakukan Zoom Meeting berjarak 75 KM dari Tel Aviv, namun suara dentuman roket-roket yang dilancarkan dari Iran ke Ibu Kota Israel tersebut.
Salah satu orang tua asuh yang hadir adalah Ibu Rislina perwakilan dari komunitas umahat Lampung akhirnya dapat bertegur sapa dengan anak yatim yang diasuhnya yang bernama Ibrahem Sadi. Membuka percakapan, Ibu Rislina berderai air mata sambil menyampaikan pesan kepada Ibrahem. “Ibrahem yang sabar ya… Doa kami selalu panjatkan Ibrahem sekeluarga senantiasa aman dan selamat,” ujarnya.
Ibu Rislina juga menyampaikan rasa bangganya dapat bertatap muka dan berinteraksi dengan Ibrahem, meski via Zoom. Dari mulutnya, Ibrahim yang berumur 8 tahun itu mengundang orang tua asuhnya untuk datang ke Palestina.
Orang tua asuh lainnya adalah Ibu Asih Fatimah yang mengasuh dua anak yatim sekaligus, yaitu Kinda Salah (7 thn) dan Yousef Mahmoud (11 thn). Kepada keduanya, Ibu Asih berpesan agar mereka kuat, tabah, dan meneruskan perjuangan meraih kemerdekaan Palestina. Kepada AMAL, secara khusus Ibu Asih menyampaikan rasa terima kasihnya karena telah menjadi jalan atau wasilah pertemuan daring antara beliau dan anak-anak asuhnya di Palestina.
Sejak 2017, AMAL telah mengadakan program orang tua asih untuk anak-anak yatim di Palestina. Dalam situasi perang di Gaza, Ust. Ridwan mengakui bahwa AMAL belum dapat mengkonfirmasi keberadaan mereka saat ini, apakah telah syahid atau terluka terkena serangan roket-roket Israel. 20 anak yatim yang dihadirkan pada Zoom Meeting kali ini adalah anak-anak yatim di Tepi Barat yang masih dapat dikonfirmasi keberadaannya. Selain 20 anak yatim tersebut, tentu masih banyak anak-anak yatim Palestina yang membutuhkan bantuan.
Dalam salah satu laporannya, Biro Pusat Statistik Palestina menyatakan bahwa ada 43.349 anak hidup di Jalur Gaza tanpa salah satu atau kedua orang tua mereka. Pada tahun 2020, terdapat 26.349 anak berusia 0-17 tahun yang menjadi yatim piatu (kehilangan salah satu atau kedua orang tua) di Jalur Gaza. Namun, perkiraan yang disusun oleh UNICEF menunjukkan bahwa sekitar 17.000 anak di Jalur Gaza menjadi yatim piatu setelah kehilangan salah satu atau kedua orang tua sejak 7 Oktober 2023. Oleh karena itu, Ust. Ridwan mengajak kepada seluruh dermawan di Indonesia untuk ambil bagian dalam program “Orang Tua Asuh” yang akan meng-cover kebutuhan hidup anak yatim Palestina, dari keperluan sekolah, uang makan, dan lain sebagainya. Untuk diketahui, program “Orang Tua Asuh” ini adalah program dalam jangka waktu minimal setahun dan benefit yang akan diterima oleh orang tua asuh adalah kesempatan Zoom Meeting, surat dari anak asuh/wali, update laporan perkembangan anak yatim, dan tentu saja keberkahan dari doa-doa anak yatim kepada orang tua asuhnya.
Ke depannya, AMAL akan menggelar acara serupa untuk dapat memperluas sebaran program “Orang Tua Asuh” dan menyantuni lebih banyak anak-anak Yatim Palestina. Program ini terbuka untuk umum, baik itu perorangan, lembaga, komunitas, atau instansi pemerintah dapat bergabung dan menyantuni satu atau lebih anak yatim Palestina. Semoga ikhtiar kecil ini dapat sedikit meredakan isu-isu kemanusiaan yang setiap hari terjadi di Palestina. Amin.