Informasi Terpercaya Masa Kini

Sersan Badri Menyamar Jadi Penjual Durian,Penyamaran Kopassus Kelabui Lawan dan Kawan Sendiri

0 6

TRIBUNJAMBI.COM – Ini satu di antara kisah Kopassus yang lucu namun mengagumkan.

Anggota pasukan elite TNI bukan hanya ahli pertempuran, tapi juga penyamaran. 

Banyak kisah Komando Pasukan Khusus yang heroik. Namun kali ini, penyamaran Sersan Badri sangat calm, hingga tak terdeteksi musuh, bahkan teman  sesama anggota TNI sekalipun.

Ini kisah Kopassus saat memasuki wilayah Aceh tengah berkonflik.

Konflik di Aceh oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) terjadi antara tahun 1976 hingga 2005.

Konflik di Aceh mendapat perhatian dunia internasional.

Proses dialog dilakukan, dari yang dilakukan Pusat Dialog Kemanusiaan pada 1999 hingga kesepakatan damai.

***

Kala itu, ada gerakan yang mengganggu keamanan Indonesia sehingga TNI mengirim misi rahasia ke sana, termasuk di antaranya ikut ke sana Sersan Badri.

Dalam sejarah panjangnya, Kopassus menjadi pasukan yang mampu menangani tugas-tugas berat.

Beberapa operasi yang dilakukan, di antaranya Operasi Penumpasan DI/TII, Operasi Militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur.

Catatan gemilang Kopassus memang sudah tak dipertanyakan lagi.

Sebagai prajurit komando, anggota Kopassus dibekali berbagai keahlian khusus. Seperti kemampuan intelijen yang mumpuni.

Satu di antaranya kisah Sersan Badri (bukan nama sebenarnya).

Dia anggota satuan intelijen Kopassus atau Sandhi Yudha.

Melansir buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, menuliskan kisah Sersan Badri ditugaskan untuk masuk ke lingkaran utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 2003.

Sebelum ditumpas habis, GAM sempat beberapa kali melancarkan aksinya di Aceh. 

Posisi basis militer GAM berada di Lhokseumawe.

Sebelum memasuki wilayah GAM, selama satu tahun, Sersan Badri memetakan situasi lapangan Aceh terlebih dahulu.

Itu bukan perkara yang mudah bagi Sersan Badri untuk memasuki lingkaran lawan.

Misi yang dilakukan Sersan Badri bisa dibilang top secret alias super rahasia.

Hanya pimpinannya saja yang mengetahui misi tersebut.

Sersan Badri memutuskan menyamar sebagai seorang pedagang buah durian.

Awalnya, dia mengirim dagangannya dari Medan ke Lhokseumawe.

Setelah berhasil menyusup masuk, Sersan Badri mendapat tantangan.

Dia beberapa kali harus mengecoh patroli TNI agar GAM tidak bisa disergap.

Dalam posisi itu, baik kawan dan lawan sama-sama tidak mengetahui penyamaran Sersan Badri.

Bahkan, dalam penyamaran itu, Sersan Badri pernah diminta meloloskan anggota GAM ke Malaysia.

Yang paling mengejutkan adalah ketika Sersan Badri diminta menyembunyikan istri panglima GAM.

Tapi, ada pengalaman unik yang dialami Sersan Badri.

Dia pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan yang meminta buah durian.

Bukan hanya itu, karena misinya yang sangat rahasia dan sedikit yang mengetahui penyamaran, dia kerap ditembaki temannya sendiri ketika GAM dikepung prajurit TNI.

Peristiwa 2004

Setelah Idul Fitri, pada 2004, turun perintah penangkapan hidup atau mati tiga pimpinan GAM, yaitu Muzakir Manaf, Sofyan Dawood dan Said Sanan.

Sersan Badri memberikan informasi keberadaan tokoh-tokoh penting GAM itu.

Dia memberitahu kepada induk pasukan bahwa ketiganya berada di Cot Girek. 

Kemudian, Kopassus menyamar itu juga menginformasikan tanggal dan jam penyerbuan yang ditetapkan.

Kopassus menyerbu markas GAM di rawa-rawa Cot Girek.

Said Adnan dan ajudannya, seorang desersi TNI, berhasil dilumpuhkan. 

Mereka tewas akibat tembakan di dada dan perut.

Namun, dua target lainnya berhasil lolos, yakni Muzakir Munaf dan Sofyan Dawood. 

Keduanya  lolos karena menyingkir ke kawasan Nisam.

Kendati demikian, Sersan Badri berhasil menemukan senjata yang digunakan dan sumber dana GAM.

Tim intelijen Kopassus menemukan bongkar muat sebanyak 125 pucuk senapan milik GAM yang berhasil diselundupkan dari Thailand ke Malaysia.

Sumber dana GAM berasal dari perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara. 

Ganja tersebut dikirim melalui kapal kecil dari jalur laut ke Malaysia.

Selain itu, GAM juga menyedot dana dari perusahaan besar yang beroperasi di Aceh dan warga setempat.

Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM, mulai dari hewan ternak, sawah dan kebun dikenakan pajak. 

Itulah kisah-kisah penyamaran Kopassus, pasukan elite TNI AD. (*)

Klik ini untuk baca berita-berita di Google News

Baca juga: Mardi Rambo Kopassus yang Selalu Loncat dari Pesawat Saat Misi, Senyum Bisa Mendarat Duduk di Kursi

Baca juga: Daftar 37 Danjen Kopassus Sejak 1952 s/d Sekarang, Ada Lelaki Kelahiran Belanda

Leave a comment