Kisah Taufan Soekarnoputra Putra Sulung Soekarno and Hartini Wafat di Usia Muda,Idap Penyakit Serius
TRIBUNTRENDS.COM – Inilah sosok Taufan Soekarnoputra, putra Presiden Soekarno dengan istrinya yang bernama Hartini.
Taufan Soekarnoputra meninggal di usia muda yakni 31 tahun.
Sebelum meninggal, Taufan Soekarnoputra didiagnosis menderita penyakit serius.
Berikut ini profil Taufan Soekarnoputra selengkapnya.
Taufan Soekarnoputra memiliki nama lengkap Mohammad Taufan Soekarnoputra.
Dia lahir di Paviliun Amarta, Istana Bogor, Jawa Barat, Indonesia pada 27 Maret 1955.
Taufan Soekarnoputra memiliki adik kandung bernama Bayu Soekarnoputra.
Baca juga: Presiden Soekarno Hobi Pakai Jam Tangan, Punya Merek Patek Philippe hingga Rolex, Intip Koleksinya!
Dia juga memiliki lima saudara tiri dari pihak ibunya dan 11 dari pihak ayahnya.
Taufan Soekarnoputra menghabiskan masa kecilnya di Paviliun Amarta, Istana Bogor bersama Hartini.
Setiap akhir pekan pada hari Jumat, Soekarno akan mengunjungi mereka dan kembali ke Jakarta pada hari Sabtu atau Minggu sore.
Taufan Soekarnoputra pertama kali bertemu dengan calon istrinya, Iryani Levana Danubrata (lahir di Bandung pada 5 Januari 1958), ketika dia masih berkuliah pada tahun 1973.
Levana, anak kedua dari empat bersaudara, merupakan putri tunggal dari pasangan Sidik Danubrata yang berasal dari Sunda dan Linda Grave, yang memiliki darah campuran Rusia dan Jepang.
Saat pertemuan tersebut, Levana masih duduk di bangku SMP.
Mereka baru menjalin hubungan yang lebih serius pada tahun 1977.
Setelah Taufan Soekarnoputra menyelesaikan studinya di Fakultas Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung, dengan fokus pada Desain Industri, dan Levana meraih gelar sarjana muda dari Fakultas Sastra Prancis di Universitas Padjadjaran, mereka bertunangan pada 25 April 1981.
Pernikahan mereka dilangsungkan pada Minggu, 18 Oktober 1981, di kediaman keluarga Levana, di Jalan Dr. Setiabudhi 261-263 Bandung.
Setelah menikah, Taufan Soekarnoputra melanjutkan pendidikan di California State University, Amerika Serikat, dan berhasil meraih gelar Master of Arts (M.A.) dalam bidang Desain Industri.
Namun, di akhir tahun 1985, Taufan didiagnosis menderita kanker usus besar dan penyakit liver yang diperkirakan telah dideritanya selama 3-4 tahun sebelumnya.
Baru tiga bulan sebelum wafat, penyakit tersebut terdeteksi.
Bersama istrinya, Taufan Soekarnoputra menjalani perawatan di St. Mary Hospital, Long Beach, Los Angeles.
Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa penyakit yang diderita Taufan Soekarnoputra sudah dalam tahap akut.
Meskipun sempat menjalani operasi liver, tim medis akhirnya menyatakan bahwa mereka tidak dapat lagi merawatnya lebih lanjut.
Pada 25 Desember 1985, Taufan Soekarnoputra dan Levana kembali ke Jakarta.
Setibanya di Jakarta, Taufan Soekarnoputra segera dirawat di RSPAD Gatot Subroto oleh tim dokter kepresidenan.
Namun, karena kondisi kesehatannya tidak kunjung membaik, keluarganya memutuskan untuk merawat Taufan Soekarnoputra di rumah mereka, di Jalan Proklamasi 62, Jakarta Pusat.
Menjelang ajalnya, Hartini dan Levana hampir selalu berada di sisinya.
Taufan Soekarnoputra wafat di kediamannya di Jalan Proklamasi 62, Jakarta Pusat, pada hari Jumat, 17 Januari 1986, pukul 14.40. Hingga saat itu, ia dan istrinya belum memiliki anak.
Kakak iparnya, Kris, menyatakan bahwa Taufan Soekarnoputra meninggal dengan tenang tanpa meninggalkan pesan apa pun.
Jenazah Taufan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat, tidak jauh dari makam ibu tirinya, Fatmawati Soekarno.
(Tribun Trends/ Amr)