Sejenak Mampir ke Museum Seni Terapan di Tashkent
Menjelajahi Tashkent dengan berjalan kaki adalah cara yang sangat menyenangkan untuk merasakan perpaduan arsitektur era Soviet, perkembangan modern, dan kekayaan budaya Uzbek.
Siapa sangka, Rute dari Stasiun Metro Kosmonavtlar ke Museum Seni Terapan menawarkan pemandangan sekilas tentang kota dinamis ini, dan perjalanan ini cukup nyaman serta dipenuhi berbagai pemandangan menarik.
Dari Stasiun Metro saya langsung menggunakan aplikasi Yandex Map karena sangat akurat dan lengkap di negara-negara eks Soviet.
Dalam perjalanan sekitar 10-15 menit dengan santai ini saya melewati kawasan yang tenang dan dipenuhi gedung-gedung pemerintahan, museum dan juga tempat tinggal. Kaki lima yang nyaman dipenuhi pepohonan an membuat perjalanan cukup menyenangkan walaupun cuaca Yashkeny lumayan panas menyengat sekalipun waktu belum menunjukkan pukul 9 pagi.
Gedung pemerintahan pertama yang saya jumpai adalah National Centre Bureau of Interpol yang terlihat cukup angker sesuai namanya. Di jalan Yunus Rajabi ini juga ada petunjuk menunu House Museum of Yunus Rajabi.
Yunus Rajabi adalah seorang komposer, musikolog, dan maestro musik tradisional Uzbekistan yang terkenal, khususnya karena kontribusinya dalam melestarikan dan mempromosikan Shashmaqom, sebuah genre musik klasik Asia Tengah. Lahir pada tahun 1897 di Tashkent, Rajabi memainkan peran penting dalam mendokumentasikan dan menghidupkan kembali bentuk-bentuk musik tradisional, terutama selama era Soviet.
Tidak lama kemudian saya berbelok ke kiri dan menemukan sebuah kedung carik yang ternyata a merupakan Pusat Kebudayaan dan Sains Rusia. Bendera Rusia dan Uzbekistan berkibar dengan gagah di depan gedung
Tidak lama kemudian saya Setelah melewati Jalan Rakatboshi, tempat museum yang dituju berada. Jalan ini lebih sepi dan berlokasi di kawasan yang lebih tenang.
Yang pertama menyambut adalah banyaknya lukisan mosaik yang cantik di tembok luar gedung museum.
Waktu menunjukkan beberapa menit sebelum pukul 9 pagi sejingga museum belu buka dan saya duduk santai di kursi di depan museum sambil memperhatikan suasana sekitar. Di di dinding samping kiri museum ada gambar mural yang cantik dengan hiasan bunga bunga warna punk bertuliskan Yunus Rajabi Mahalaga, dan Xush Kelibsiz yang bernakna Selamat Datang dalam bahasa Uzbek.
Tidak lama kemudian museum pun dibuka dan saya membeli tiket seharga 25 ribu som yaitu harga untuk turis sementara untuk warga Uzbek sendiri hanya 4000 Sum.
Museum ini tidak terlalu besar dan lebih mirip rumah tinggal dengan berbagai ruangan. Namun kita berkunjung ke sini, kita dapat mengenal berbagai aspek seni dan budaya Uzbek.
Menurut sejarahnya museum ini adalah kediaman seorang diplomat Rusia yang kaya, dan dengan sentuhan artis rektor tradisional Izbek yang kenta dan dibangun pada awal abad ke-20.
Tidak mengherankan jika gedung museum ini sendiri memiliki daya tarik dan pesona magis dengan fasad berwarna-warni dan detail kayu yang diukir dengan rumit.
Masuk ke dalam museum, saya disambut dengan koleksi kerajinan tangan Uzbek yang kaya, termasuk keramik, tekstil, bordir, ukiran kayu, karya logam, dan perhiasan.
Setiap ruangan dikhususkan untuk jenis kerajinan yang berbeda, dengan beberapa bagian berfokus pada karya bersejarah dan yang lainnya pada karya kontemporer.
Ruang Pamer ini disusun dengan baik, dan deskripsi dalam bahasa Uzbek, Rusia dan Inggris sehingga kita bisa mengetahui sedikit tentang kisah artifak yang dipajang..
Salah satu koleksi museum yang menarik adalah berbagai jenis topi khas Uzbek yang cantik dan khas lengkap dengan penjelasannya. Yang paling menarik adalah Dobbi yang mungkin kemudian menjadi bahasa Indonesia Topi .
Museum ini tidak hanya menampilkan koleksi permanen tetapi juga sering mengadakan pameran sementara, lokakarya seni, dan acara budaya, menjadikannya pusat budaya yang hidup.
Museum Seni Terapan menawarkan kesempatan unik untuk menjelajahi warisan seni Uzbekistan yang kaya, dengan koleksi kerajinan tangan yang mengesankan yang mencerminkan keahlian dan kreativitas para pengrajin Uzbek selama berabad-abad.
Dan ketika. Meninggalkan museum ini saya baru memperhatikan bahwa di dinding luar tertulis namanya dalam bahasa Uzbek yaitu Amaly San’at Muzeyi.