Tak Salami Try Sutrisno, Jokowi Dinilai Perlu Minta Maaf
jpnn.com – JAKARTA – Direktur Sabang Merauke Cirle (SMC) Syahganda Nainggolan mengomentari potongan video viral yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak berjabatan tangan dengan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno saat menghadiri peringatan HUT ke-79 TNI di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10).
Syahganda menilai dalam hal ini Presiden Jokowi perlu meminta maaf kepada Try Sutrisno dan keluarganya. Karena ada kesan dia abai untuk menyalami Try Sutrisno yang merupakan orang tua sekaligus tokoh senior bangsa.
“Itu sikap yang tidak beretika dan tidak menghargai orang tua selayaknya tidak terjadi,” ujar Syahganda dalam keterangannya, Senin (7/10).
Menurut Syahganda, Try Sutrisno bukan saja pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI (12 Maret 1993- 11 Maret 1998), tetapi juga menjabat Panglima TNI (waktu itu Pangab 27 Februari 1988 – 16 Februari 1993).
Baca Juga: Untuk Urusan IKN, Jokowi Serahkan Surat Keputusan Diteken Prabowo
Sebagaimana diketahui dalam acara acara Peringatan HUT ke-79 TNI di lapangan Silang Monas Jakarta itu, ada momen awalnya, Presiden Jokowi diminta atau dipersilakan oleh MC dalam acara itu untuk beristirahat sejenak di mimbar kehormatan.
Sebelum beristirahat, Jokowi dan Ma’ruf Amin pun menyempatkan diri untuk bersalaman dengan tamu lain yang duduk sejajar dengannya. Yakni, Wapres ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (JK), Wapres ke-11 Boediono hingga istri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Sinta Nuriyah.
Namun, ketika itu Jokowi terlihat tidak menyalami Try Sutrisno beserta istri yang duduk di sebelah Boediono.
Saat itu jenderal sepuh tersebut terlihat sudah berusaha untuk bangun dari kursinya yang sempat dibantu istri. Namun, karena tidak disalam, Try Sutrisno pun duduk kembali.
Baca Juga: Soal Keppres IKN, Jokowi Maunya Prabowo yang Meneken
Pandangan senada dikemukakan peneliti dari Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi. Dia menduga sikap Jokowi ada kaitannya dengan pemindahan Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, putra Try Sutrisno dari posisi bergengsi sebagai Pangdam Siliwangi menjadi Wakil Komandan Kodiklat TNI AD.
Menurut Sutoyo, Jokowi merasa terganggu dengan tulisan Kunto Arif Wibowi di Kompas, 10 April 2023, yang sangat berani terkait situasi politik kemungkinan kecurangan pemilu, termasuk Pilpres 2024.
“Kunto memberikan isyarat bahwa TNI akan maju ke depan jika pemilu dan pilpres curang,” kata Abadi.
Baca Juga: Grup 1 Kopassus Terima Kehormatan Samkarya Nugraha dari Presiden Jokowi
Atas tulisannya itu, menurut Sutoyo Abadi, bisa dikatakan Mayjen Kunto Arif Wibisono dipindahkan dari baris depan TNI ke baris belakang.
Untuk itu, Sutoyo meminta presiden terpilih Prabowo Subianto menormalisir karier Mayjen Kunto Arief sebagai tentara profesional.
Sementara itu terkait insiden yang terjadi, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan Jokowi sejatinya telah memberikan salam penghormatan kepada Try sebelum acara berlangsung.
Baca Juga: Pas Perayaan HUT TNI, Jokowi Sematkan Bintang Yudha Dharma-Samkayanugraha
“Bapak Presiden sudah salaman dan menyapa Wakil Presiden ke-6 Bapak Try Sutrisno beserta Ibu di Holding VVIP room,” kata Yusuf dalam keterangannya, Senin (7/10). (gir/jpnn)