Israel Sebut Menlu AS Blinken Setujui Pengeboman Truk Bantuan di Gaza
TEMPO.CO, JAKARTA–Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dilaporkan menyetujui kebijakan yang mengizinkan Israel untuk mengebom truk bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza, menurut pernyataan yang dibuat oleh anggota kabinet Israel, seperti dilansir oleh situs Drop Site News, pada Ahad.
Hal ini menambah dimensi baru pada blokade kemanusiaan yang terkenal di Gaza yang semakin meningkat sejak aksi militer Israel dimulai pada Oktober 2023.
Sejak awal serangan Israel, Blinken mengambil pendekatan langsung terhadap kebijakan AS di wilayah tersebut. Setelah operasi perlawanan Hamas pada 7 Oktober 2023, ia menjadi pejabat senior AS pertama yang mengunjungi negara pendudukan tersebut dan tiba di Israel pada 11 Oktober.
Berbicara sebelum keberangkatannya, Blinken menyatakan, “Saya akan pergi dengan pesan yang sangat sederhana dan jelas… bahwa Amerika Serikat mendukung Israel.”
Setelah kunjungan pertamanya, Blinken kembali ke Israel pada 16 Oktober, dengan tujuan untuk mempengaruhi kebijakan Israel mengenai bantuan kemanusiaan. Menurut laporan, ia mendesak para pejabat Israel untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk mengebom konvoi bantuan dan menerapkan “pengepungan total” di Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diduga mengatakan kepada Blinken bahwa beberapa anggota kabinet menentang izin masuknya aspirin ke Gaza.
Laporan dari media Israel, yang didukung oleh jurnalis Channel 12 dan Channel 13, menunjukkan bahwa Blinken memainkan peran integral dalam diskusi di Kabinet Keamanan Israel, khususnya mengenai bantuan kemanusiaan.
Yaron Avraham dari Channel 12 merinci bagaimana Kabinet Keamanan mempertimbangkan secara ekstensif kata-kata dalam kebijakan tersebut. Menurut Avraham, diskusi antara Kabinet dan Blinken berlanjut hingga dini hari 17 Oktober, dengan para menteri menyusun kesepakatan yang akan menentukan bagaimana bantuan kemanusiaan akan dikelola.
Para menteri Israel menekankan perlunya “” (“untuk menggagalkan”) setiap ‘potensi ancaman’ yang ditimbulkan oleh pengiriman bantuan, dan menunjukkan bahwa konvoi kemanusiaan dapat digunakan sebagai kedok oleh kelompok perlawanan. Kata Ibrani , “menggagalkan,” sering digunakan oleh Israel untuk menggambarkan pembunuhan dan pembunuhan yang ditargetkan.
Rencana yang disepakati, yang disetujui oleh AS dan Israel, memungkinkan sejumlah bantuan mengalir ke Gaza, asalkan bantuan itu tidak sampai ke Hamas. Namun, para menteri Israel, termasuk Menteri Keuangan yang juga tokoh ekstremis sayap kanan Bezalel Smotrich, menegaskan bahwa truk bantuan apa pun yang ‘dibajak oleh Hamas’ akan ‘digagalkan’.
Terlepas dari pernyataan anggota kabinet Israel, Departemen Luar Negeri AS membantah adanya kebijakan yang mendukung serangan terhadap pekerja atau konvoi kemanusiaan.
Vedant Patel, juru bicara Departemen Luar Negeri, mengatakan kepada Drop Site News: “Saran bahwa siapa pun di Departemen Luar Negeri menyetujui serangan terhadap pekerja kemanusiaan atau konvoi dengan cara apa pun adalah tidak masuk akal.”
Patel mengklaim bahwa kebijakan AS selalu jelas dalam membedakan antara pejuang perlawanan dan warga sipil yang membutuhkan bantuan.
Meskipun larangan awal terhadap bantuan memasuki Gaza dari wilayah Israel telah dicabut pada Desember 2023, perjanjian AS-Israel terus menerapkan pemantauan ketat terhadap semua pengiriman bantuan.
Truk bantuan mengalami penundaan dan blokade, dan Israel memastikan bahwa tidak ada pasokan yang mencapai ‘daerah yang dikuasai Hamas’. Organisasi bantuan menghadapi tantangan besar dalam menyalurkan makanan penting, air, dan pasokan medis kepada lebih dari satu juta pengungsi di Gaza, karena pasukan Israel terus menargetkan jalur bantuan dan infrastruktur.
Blinken bahkan membantah temuan dua lembaga pemerintah Amerika Serikat yang menegaskan bahwa Israel dengan sengaja memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menyampaikan penilaiannya kepada Blinken dan biro pengungsi Departemen Luar Negeri AS menyampaikan temuan itu kepada para diplomat terkemuka AS pada akhir April.
Kesimpulan mereka sangat mengejutkan karena undang-undang AS mengharuskan pemerintah untuk menghentikan pengiriman senjata ke negara-negara yang menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan yang didukung AS. Israel sangat bergantung pada bom Amerika dan senjata lainnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun Blinken dan pemerintahan Presiden Joe Biden tidak menerima temuan tersebut. Beberapa hari kemudian, pada 10 Mei, Blinken menyampaikan pernyataan kepada Kongres yang mengatakan, “Saat ini kami tidak menilai bahwa pemerintah Israel melarang atau membatasi pengangkutan atau pengiriman bantuan kemanusiaan AS.”
Sebelum laporannya dibuat, USAID telah mengirimi Blinken memo rinci setebal 17 halaman tentang perilaku Israel. Memo tersebut menggambarkan contoh-contoh campur tangan Israel dalam upaya menghalangi bantuan ke Gaza. Ini termasuk membunuh pekerja bantuan, menghancurkan bangunan pertanian, membom ambulans dan rumah sakit, menduduki depot pasokan, dan secara rutin menolak truk yang penuh dengan makanan dan obat-obatan.
Genosida Israel di Gaza, yang dilancarkan setelah serangan 7 Oktober 2023, telah menewaskan hampir 42.000 orang dengan mayoritas korban jiwa perempuan dan ana-anak Palestina, kata pihak berwenang Palestina. Daerah kantong pesisir kini berada dalam reruntuhan.
Sedikitnya 26 orang tewas dan 93 lainnya luka-luka ketika serangan udara Israel menghantam sebuah masjid dan sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di Jalur Gaza pada Ahad kata kantor media pemerintah Gaza.
Pilihan Editor: Menlu AS hingga Jerman Bela Israel atas Pembunuhan Hassan Nasrallah
QUDS NEWS NETWORK | PRO PUBLICA