Informasi Terpercaya Masa Kini

7 Fakta Tentang Soekarno Ini Jarang Diketahui Orang,Asal-usul Keluarga hingga Pernah Ganti Nama

0 5

TRIBUNTRENDS.COM – Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno dikenal masyarakat sebagai bapak proklamator kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sekaligus presiden yang pertama. 

Sebagai warga Indonesia tentu harus tahu tentang kisah hidup Soekarno.

Siapa sangka, Soekarno ternyata pernah ganti nama selama hidup.

Selain fakta di atas, apalagi yang jarang diketahui banyak orang?

Berikut TribunTrends rangkum fakta-fakta mengenai Soekarno.

Baca juga: Presiden Soekarno Hobi Pakai Jam Tangan, Punya Merek Patek Philippe hingga Rolex, Intip Koleksinya!

1. Asal-usul Keluarga

Soekarno lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur bersamaan dengan meletusnya Gunung Kelud.

Dia lahir dari keluarga keturunan Jawa-Bali.

Sang Ayah adalah seorang cendekia Jawa yang cukup terpandang yaitu Raden Soekemi Sosrodihardjo.

Sedangkan sang Ibu adalah Ida Ayu Nyoman Rai, wanita yang berasal dari Bali.

2. Riwayat Pendidikan

Pendidikan pertama Soekarno dimulai di sekolah dasar Eerste Inlandse School yang merupakan tempat ayahnya mengajar.

Soekarno sempat belajar di sekolah dasar milik Belanda ini hingga kelas lima.

Soekarno kemudian dipindahkan ke ELS (Europeesche Lagere School) agar mudah meniti jenjang pendidikan berikutnya.

ELS sendiri merupakan sebuah sekolah Eropa berbahasa Belanda di Surabaya.

Setelah lulus dari ELS, Soekarno masuk ke Hoogere Burger School (HBS) dan berhasil menyelesaikan sekolahnya dalam 5 tahun.

HBS yang berlokasi di Surabaya ini adalah sekolah yang diperuntukkan hanya bagi kaum Eropa dan priyayi saja.

Soekarno berhasil bersekolah di HBS atas bantuan rekan ayahnya, H.O.S Tjokroaminoto. 

Soekarno menamatkan pendidikan di HBS pada 1921 dan melanjutkannya ke Technise Hoogeschool te Bandoeng atau Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ia sempat meninggalkan bangku kuliah selama 2 bulan sampai akhirnya ia mendaftar kembali pada tahun 1922.

Soekarno akhirnya berhasil meraih gelar Insinyur dari jurusan Teknik Sipil pada 25 Mei 1926. 

Soekarno juga sempat belajar hukum di Universitas Leiden di Belanda, namun ia justru lebih dikenal sebagai seorang orator ulung dan pemimpin mahasiswa yang bersemangat.

Usai kenyang mencari ilmu di luar negeri, ia kembali ke Indonesia dan mulai aktif di berbagai pergerakan nasional.

3. Pernah Ganti Nama

Siapa sangka, Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno Sosrodihardjo.

Sejak kecil, Kusno (Soekarno) menghabiskan waktunya bersama orang tuanya di Blitar. 

Saat berusia 6 tahun, Sukarno yang saat itu masih bernama Kusno pindah dengan keluarganya ke Mojokerto.

Sukarno bercerita, kala itu keluarganya hidup melarat dan sering makan ubi kayu dan jagung yang ditumbuk dengan bahan makanan lain.

Kusno kecil pun terkena penyakit tifus. Ia mulai sakit-sakitan.

Saat usia 11 tahun, Kusno kecil pernah sakit selama dua setengah bulan.

Selama itu pula, sang ayah menjaga Kusno dengan berbaring di atas lantai semen yang lembap, beralaskan tikar yang tipis dan usang. 

Walaupun sudah pindah ke rumah yang lebih kering di Jalan Residen Pamuji, Kusno masih sering sakit.

Ia terkena malaria, disentri, dan penyakit lainnya.

Ayahnya pun berpikir untuk mengganti nama Kusno.

Karena Soekemi menyukai kisah Mahabharata, ia pun mengganti nama Kusno dengan Karna.

Ia mengatakan, dalam bahasa Jawa huruf “A” dibaca “O”.

Sedangkan awalan “Su” berarti baik, paling baik sehingga Sukarno berarti pahlawan yang baik.

4. Gemar Membangun Bangunan Bersejarah

Statusnya sebagai seorang insinyur Teknik Sipil di Technische Hoogeschool te Bandoeng (ITB) tak heran jika Seokarno sering membangun sejumlah bangunan.

Misalnya dia pernah membangun beberapa gedung bersama arsitek Frederich Silaban dan sejumlah arsitek muda lain. 

Bangunan tersebut terdiri dari rumah ibadah, monumen hingga museum.

Beberapa gedung yang pernah ia bangun dan masih digunakan hingga saat ini adalah Masjid Istiqlal, Monumen Nasional, Gedung Sarinah, Wisma Nusantara, Tugu Selamat Datang dan beberapa gedung lain yang tersebar di Indonesia.

5. Presiden Pertama Indonesia

Tokoh yang lahir di bulan Juni ini memegang peran penting dalam upaya memerdekakan Indonesia dari penjajahan.

Sejak muda ia dikenal sebagai seorang orator yang cakap dalam memberikan motivasi lewat pidatonya.

Bahkan tak sedikit pejuang kemerdekaan yang terinspirasi darinya.

Selain itu ia juga kerap menyumbang gagasan berpikirnya lewat tulisan terkait nasionalisme, politik hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Karena perannya dalam kemerdekaan, ia pun diangkat menjadi presiden pertama Indonesia pasca kemerdekaan pada tahun 1945 hingga 1967.

Baca juga: Tak Mau Dimadu, Inggit Garnasih Cerai dari Presiden Soekarno, Fatmawati Nangis Berlutut Minta Maaf

6. Penggagas Ideologi Pancasila

Tanggal 1 Juni 1945 adalah salah satu momen penting bagi bangsa Indonesia, yaitu hari lahirnya Pancasila sebagai dasar negara.

Soekarno merupakan salah satu tokoh penggagas lahirnya ideologi Pancasila.

Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila.

Gagasan tersebut di antaranya:

-Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme

-Kemanusiaan atau internasionalisme

-Mufakat atau demokrasi

-Kesejahteraan sosial

-Ketuhanan yang berkebudayaan

Begitu Pancasila diterima secara resmi sebagai dasar negara, diterbitkan beberapa dokumen sebagai penetapan Pancasila, yakni:

– Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945

– Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 -–tanggal 18 Agustus 1945

– Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27 Desember 1949

– Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15 Agustus 1950

– Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai – Rumusan Kedua dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)

7. Selama Hidup Punya Sembilan Istri

Soekarno dikenal sebagai ‘Casanova’ dan pemuja wanita serta memiliki banyak istri semasa hidupnya.

Tercatat ada sembilan wanita yang diketahui secara luas pernah menjadi istri Soekarno.

Dari sembilan istri tersebut, hanya Ratna Sari Dewi-lah istri Soekarno yang masih hidup hingga hari ini.

Berikut adalah 9 istri Soekarno beserta dengan kisah cintanya masing-masing.

Baca juga: Kisah Cinta Soekarno dan Hartini Si Janda Anak 5, Punya Panggilan Sayang Srihana dan Srihani

-Siti Oetari Tjokroaminoto

Istri pertama Soekarno adalah Siti Oetari Tjokroaminoto, anak dari HOS Tjokroaminoto.

Keduanya menikah di Surabaya pada tahun 1921.

Kedekatan mereka lebih seperti kakak dan adik.

Tujuan utama Soekarno menikahi Oetari adalah untuk meringankan beban keluarga Tjokroaminoto.

Soekarno tak tega melihat ibu Oetari, Suharsikin yang saat itu sedang sakit parah.

Namun, pernikahan mereka tak bertahan lama hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai.

-Inggit Garnasih

Setelah cerai dari Oetari, Soekarno menikahi wanita bernama Inggit Ganarsih.

Awal mula Soekarno bertemu Inggit Ganarsih ketika ia tinggal di rumah anggota pergerakan Syarikat Islam Indonesia, Sanusi.

Sanusi merupakan suami dari Inggit Ganarsih.

Sanusi kemudian bercerai dari Inggit Ganarsih dan merelakannya untuk Soekarno.

Di tahun 1923, Soekarno menikah dengan Inggit Ganarsih.

Inggit adalah istri yang menemani perjuangan Soekarno sebelum Indonesia merdeka.

Ia membiayai kuliah Soekarno dan mendukung aktivitas politiknya.

Inggit lah yang menyelundupkan berbagai informasi dan buku-buku ke Soekarno saat ia ditahan oleh Belanda.

Keduanya menikah selama 20 tahun sebelum berakhir dengan perceraian.

Keduanya bercerai karena Inggit tak ingin dimadu.

-Fatmawati

Selanjutnya adalah Fatmawati yang merupakan Ibu Negara Pertama Indonesia.

Keduanya pertama kali bertemu saat Soekarno dibuang ke Bengkulu.

Saat itu usia Soekarno sudah menginjak 42 tahun, sementara Fatmawati berusia 20 tahun.

Setelah cerai dari Inggit, di tahun yang sama Soekarno pun menikahi Fatmawati.

Fatmawati merupakan sosok yang menjahit  bendera pusaka merah putih.

Keduanya dikaruniai 5 anak di antaranya Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Fatmawati tutup usia pada tanggal 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia karena serangan jantung.

-Hartini

Istri keempat Soekarno bernama Hartini.

Keduanya pertama kali bertemu saat Soekarno meresmikan teater Ramayana di Candi Prambanan pada tahun 1952.

Menurut buku Biografi Hartini Soekarno berjudul Srihana-Srihani, Soekarno dan Hartini timbul benih-benih cinta saat perjamuan makan yang diadakan Wali Kota Salatiga.

Kala itu, Soekarno memuji makanan yang dimasak oleh Hartini.

Hubungan keduanya semakin dekat hingga akhirnya mereka menikah pada tahun 1953 di Cipanas.

Hartini dikenal sebagai sosok yang setia kepada Soekarno.

Ia lah yang menemani Soekarno dalam kondisi kritis.

Soekarno  pun meninggal di pangkuan Hartini pada 21 Juni 1970 akibat penyakit gagal ginjal.

-Ratna Sari Dewi 

Ratna Sari Dewi merupakan istri Soekarno yang berasal dari Jepang.

Ia lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, Jepang pada 6 Februari 1940.

Ratna Sari Dewi pertama kali bertemu Soekarno ketika sang presiden sedang kunjungan ke Jepang pada tahun 1959.

Keduanya berkenalan lewat seseorang saat Soekarno berada di Hotel Imperial, Tokyo.

Keduanya kemudian menikah pada tahun 1962.

Soekarno dan Dewi terpaut usia yang cukup jauh.

Kala itu, Soekarno berusia 57 tahun, sedangkan Dewi masih berumur 19 tahun.

Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai seorang anak bernama Kartika Sari Dewi Soekarno.

Ratna Sari Dewi merupakan satu-satunya istri Soekarno yang masih hidup.

Setelah cerai dari Soekarno, Dewi pindah ke berbagai negara seperti Swiss, Perancis dan Amerika Serikat hingga akhirnya menetap di Shibuya, Tokyo, Jepang.

Dewi merupakan pengusaha yang memiliki bisnis di bidang kosmetik dan perhiasan.

Selama ini ia tak jarang tampil di berbagai acara TV di Jepang.

-Haryati

Selanjutnya Soekarno menikahi seorang penari dan Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian bernama Haryati.

Haryati merupakan putri bungsu dari Bupati Ponorogo periode 1916–1926, Kanjeng Pangeran Koesoemajoedho.

Keduanya menikah pada tanggal 21 Mei 1963, namun pernikahan mereka tak diumumkan kepada masyarakat luas.

Selama menjadi istri Soekarno, Haryati tak akur dengan keluarga istri yang lain.

Soekarno dan Haryati pun memutuskan bercerai pada tahun 1966.

-Kartini Manoppo 

Selanjutnya, Soekarno menikahi Kartini Manoppo yang merupakan pramugari Garuda Indonesia.

Selain pramugari, Kartini Manoppo juga dikenal sebagai model yang pernah dilukis seorang pelukis terkenal, Basuki Abdullah.

Soekarno pernah memerintahkan Sekretaris Negara untuk menyurati pihak maskapai agar Kartini mengikuti festival pramugari mewakili Indonesia.

Kartini kemudian mendatangi Istana, pada momen itu Soekarno kemudian menyatakan cintanya.

Kala itu, peristiwa G30S PKI sedang memanas, akhirnya Kartini yang sedang hamil anak pertama pun dilarikan ke Jerman.

Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai seorang anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra.

-Yurike Sanger

Sosok istri kedelapan Soekarno adalah Yurike Sanger.

Pertemuan pertama mereka terjadi saat Yurike Sanger menjadi anggota Bhinneka Tunggal Ika pada upacara bendera tahun 1963.

Soekarno jatuh cinta pada pandangan pertama, padahal saat itu Yurike Sanger masih berstatus pelajar.

Keduanya memutuskan menikah pada tahun 1964.

3 tahun kemudian, Soekarno dilengserkan dan ia pun meminta Yurike menceraikannya.

Baca juga: Ratna Sari Dewi Istri Presiden Soekarno Pernah Ungkap Cincin Mewah Miliknya, Seharga 3 Apartemen

-Heldy Djafar

Heldy Djafar adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Soekarno.

Soekarno yang saat itu berusia 65 tahun menikahi Heldy Djafar yang masih berumur 18 tahun.

Mereka resmi menikah pada tahun 1966.

Namun, rumah tangga mereka tak bertahan lama.

Dua tahun setelah menikah, keduanya memutuskan untuk bercerai.

Heldy Djafar tutup usia pada 10 Oktober 2021 lalu.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan/Tiara)

Leave a comment