Informasi Terpercaya Masa Kini

Inilah Calon Gubernur DKI Jakarta 2024 Terkuat Versi Hasil Survei Jelang Pilkada 27 November

0 16

TRIBUNKALTIM.CO – Inilah calon Gubernur DKI Jakarta 2024 Terkuat versi hasil survei jelang Pilkada DKI Jakarta 27 November 2024.

Ada tiga pasangan calon yang bertarung di Pilkada Jakarta 2024.

Nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono,  Nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Abyoto Wardana, dan Nomor urut 3  Pramono Anung-Rano Karno

Lantas, bagaimana hasil survei ketiga pasangan calon tersebut, berikut ulasannya seperti dilansir kompas.tv, TribunJakarta.com di artikel berjudul Hasil Survei Belum Buat RK Aman, Ada Kans Disalip Pramono, Waspada Migrasi Pemilih Fase Akhir Pilgub dan Pilkada Jakarta Satu Putaran Dinilai Keajaiban, ‘Iman’ Politik Pendukung 3 Paslon Bisa Bergoyang:

Baca juga: Elektabilitas Dedi Mulyadi Bisa Goyang di Masa Kampanye, Hasil Survei Pilkada Jabar 2024 Terbaru

Survei LSI

Berdasarkan hasil survei terbaru Pilkada Jakarta 2024 dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dipublikasi Rabu (18/9/2024), pasangan Ridwan Kamil-Suswono paling banyak dipilih, 51,8 persen.

Sedangkan paslon Pramono Anung-Rano Karno dipilih 28,4 responden.

Adapun LSI melakukan survei berbasis metode eksprimen untuk mengukur efek dukungan Anies terhadap elektabilitas paslon Ridwan Kamil (RK)-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno.

Sedang Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto sengaja tak dimasukkan dengan asumsi jika Anies melabuhkan dukungan, hanya kepada salah satu dari dua paslon tersebut.

Namun, pada survei yang sama menunjukkan, 37,2 persen pemilih menyatakan sangat besar dan cukup besar mengubah pilihan.

Sedangkan 61,5 persen lainnya mengatakan kecil dan sangat kecil kemungkinan mengubah pilihan.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan menyebut peta politik Jakarta masih cair.

“Jadi lagi-lagi data ini menunjukkan peta Jakarta, secara pasangan, potensi Ridwan Kamil memenangkan Pemilu di Jakarta itu besar.” 

“Tapi kalau kita lihat angka kemantapan pilihan, tampak pemilihan itu masih cukup cair.”

“Artinya, kita belum bisa bilang sudah ada pemenang Pilkada Jakarta untuk saat ini,” kata Djayadi pada rilis surveinya yang dipublikasi secara daring, Rabu (18/9/2024).

Sementara itu, pada hasil survei eksperimen yang membagi 1.200 responden menjadi tiga kelompok menjadi sama-sama 400 responden, menunjukkan efek dukungan Anies bisa mempengaruhi signifikan perolehan suara RK-Suswono maupun Pramono-Rano.

Kelompok pertama  akan ditanya paslon mana yang akan dipilih jika Pilkada Jakarta diadakan hari ini. Pertanyaan ini mirip dengan survei di atas.

Sedangkan kelompok kedua ditanyakan, “Kalau pemilihan langsung Gubernur dilaksanakan sekarang, dan Anies Baswedan mendukung Pramono Anung-Rano Karno, maka siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara pasangan nama berikut?”

Kelompok ketiga ditanyakan, “Kalau pemilihan langsung Gubernur dilaksanakan sekarang, dan Anies Baswedan mendukung Ridwan Kamil-Suswono, maka siapa yang akan Ibu/Bapak pilih di antara pasangan nama berikut?”

Hasilnya, jika Anies mendukung Pramono-Rano, maka akan menurunkan elektabilitas RK-Suswono secara signifikan dari 51.7 persen menjadi 40.5 persen, sehingga jarak suara antara RK-Suswono dan Pramono-Rano menjadi lebih kecil dari 22.7 persen menjadi 9 persen.

Namun jika Anies mendukung RK-Suswono, maka elektabilitas RK-Suswono maupun Pramono-Rano tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Selain itu, terekam juga hasil jika Anies mendukung Pramono-Rano, elektabilitas Pramono-Rano tidak naik signifikan, tapi angka golput naik dari 3,8 menjadi 9,5 persen dan angka responden yang belum menentukan pilihan naik dari 11,8 menjadi 16,0 persen.

Dengan demikian, Djayadi menekankan, hasil surveinya menyatakan dukungan Anies berefek signifikan pada Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Pilkada Jabar 2024, Salip Menyalip 4 Paslon di Masa Kampanye, Siapa Kuat?

“Kenapa, karena dukungan dari Anies Baswedan kepada Pram-Rano walaupun tidak atau belum meningkatkan  elektabilitas secara signifikan dari Pram-Rano, tetapi dia secara signifikan menurunkan elektabilitas dari RK-Suswono.”

“Sebaliknya, RK-Suswono membutuhkan dukungan dari Anies Baswedan untuk memastikan suaranya tidak turun dan melenggang jadi pemenang. Atau minimal RK-Suswono memerlukan sikap Anies netral,” papar Djayadi. 

Survei Proximity Indonesia

Dalam rilis survei Proximity Indonesia menunjukkan, untuk Cagub Jakarta, elektabilitas Ridwan Kamil masih tertinggi, 56,00 persen, sedangkan Pramono Anung menyusul dengan 24,40 persen.

Sedangkan cagub independen, Dharma Pongrekun hanya mendapat keterpilihan 3,30 persen, dan yang belum menjawab 16,30 persen.

Untuk survei cawagub, pendamping Ridwan Kamil, Suswono juga memiliki elektabilitas tertinggi, 46,40 persen, sedangkan cawagub Pramono, Rano Karno mendapat elektabilitas 37,50 persen dan cawagub Dharma, Kun Wardana Abyoto 3,10 persen.

Responden yang belum memilih untuk cawagub sebanyak 13,00 persen.

Ridwan Kamil-Suswono mendapat elektabilitas 56,50 persen, Pramono Anung-Rano-Karno 24,50 persen dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto 3,10 persen. Yang tidak menjawab 15,90 persen.

Selain elektabilitas, Proximity juga menyurvei soal popularitas para paslon di Pilkada Jakarta 2024.

CEO Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho memaparkan, dalam pertanyaan tertutup terkait popularitas, Ridwan Kamil alias RK sebesar 85,90 persen. 

Angka itu hanya tipis di atas Rano Karno yang popularitasnya 85,40 persen.

Sementara itu, untuk cagub dari PDIP Pramono Anung, popularitasnya di angka 61,50 persen atau hanya tipis berselisih dengan bacawagub dari KIM Plus yakni Suswono di angka 61 persen.

Sementara itu, pasangan independen yakni Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto popularitas keduanya masing-masing di angka 33,50 persen dan 19,90 persen.

Baca juga: Hasil Survei Pilkada Jakarta 2024 Oktober, Elektabilitas Cagub Terkuat Turun, Sulit Satu Putaran?

Secara keseluruhan, hasil survei ini menunjukkan pasangan Ridwan Kamil (RK) dan Suswono unggul di semua simulasi, baik dalam pertanyaan top of mind, elektabilitas terbuka, maupun tertutup.

“Sementara itu, pasangan Pramono Anung dan Rano Karno membuat kejutan dengan elektabilitas yang berhasil menembus angka 24,5 persen,” papar Whima.

Untuk diketahui, survei dilakukan pada periode 30 Agustus-6 September 2024 di seluruh wilayah Jakarta yang terdistribusi secara proporsional. Populasi survei ini adalah seluruh warga Jakarta, yang punya hak pilih dalam pilihan gubernur.

Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 800 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan/Margin of Error 3,46 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumber dana penelitian ini adalah mandiri. 

Sementara itu, untuk pertanyaan paslon pilihan responden, hasilnya tidak jauh berbeda.

Sementara itu, dari survei Pilkada Jakarta 20224 undecided voters alias pemilih yang belum menentukan masih cukup tinggi. 

Sulit untuk Satu Putaran

Menurut Adi Prayitno, pendukung tiga paslon masih bisa berganti pilihan jelang Pilkada Jakarta 2024.

Hasil survei simulasi paslon versi Poltracking Indonesia  menempatkan Ridwan Kamil (RK)-Suswono unggul dengan angka elektabilitas 47,5 persen.

Sedangkan Pramono-Rano elektabilitasnya 31,5 persen dan Dharma-Kun 5,1 persen.

Yang belum menentukan jawaban sebanyak 15,9 persen.

“50 persen plus satu dinamika politik per hari ini sulit diwujudkan. Satu kuncinya keajaiban membuat pilkada terjadi satu putaran 50 persen plus 1 dari suara pemilih sah,” kata Adi Prayitno dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Kompas TV, Senin (20/9/2024).

Adi mengaku dirinya sulit membayangkan Pilkada Jakarta 2024 berlangsung satu putaran.

Hal itu mengacu pada data survei per hari ini, dimana, elektabilitas Ridwan Kamil pada survei terdahulu mencapai 51 persen. Kini turun menjadi 47 persen.

Sementara, penantang terdekat yakni Pramono Anung sudah mendapat suara cukup bagus.

“Dalam kurung waktu cukup singkat Ridwan Kamil 51 persen berubah 47 persen itu ga main-main migrasi politik di bawah,” kata Adi Prayitno.

Ia mengungkapkan dinamika politik dalam dua bulan ke depan akan menjadi penentu Pilkada Jakarta berlangsung satu putaran atau tidak.

Namun, Adi Prayitno meyinggung sejarah politik di Pilkada Jakarta. 

“Rasanya menang satu putaran ada tiga pasangan agak sulit. Sekelas Ahok dia gubernur petahana, approval rating tinggi.

Dia justru ikut pilkada dua putaran, putaran kedua kalah Anies. Terlepas isu agama dan 212, Ahok gagal paksakan satu putaran,” katanya.

Selain itu, Adi Prayitno juga menuturkan ceruk pemilih yang belum memberikan pilihannya cukup seksi yakni 15,9 persen.

Menurut Adi, terdapat faktor yang membuat undecided voters di Pilkada Jakarta 2024 masih tinggi.

Pertama yakni mereka masih bingung karena diantara tiga calon belum ada yang berbeda secara signifikan. 

“Belum ada yang meyakinkan yang 15 persen ini untuk datang ke TPS,” katanya.

Lalu ada pula faktor ketidaktahuan tentang visi misi pasangan calon. Terakhir yakni faktor popularitas.

“Saya  yakin diantara yang 15 persen ini masih ada yang belum kenal para kandidat terutama yang popularitasnya cukup rendah,” katanya.

“Dalam konteks itulah ada rentang dua bulan yang masih bisa dimaksimalkan supaya para kandidat ini mendapatkan simpati dukungan undecided voters,” sambungnya.

Namun, Adi Prayitno menuturkan undecided voters tidak akan disapu bersih oleh salah satu paslon. 

“Dalam teori politik apapun paling mungkin dibelah jadi tiga,” katanya.

Adi mengatakan ketiga paslon harus berkampanye yang disukai warga Jakarta.  

Kampanye tersebut yakni door to door langsung menyapa masyarakat. Kemudian paslon memberikan solusi terhadap kesulitan warga Jakarta.

Terakhir, paslon melakukan kontrak politik dengan masyarakat.

“Pendukung Ridwan Kamil, Pramono Anung atau Dharma Pongrekun tidak 100 persen iman politik enggak bergoyang. Kemungkinan mengubah politik mereka,” imbuhnya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda mengungkapkan jarak antara Ridwan Kamil dengan Pramono Anung tidak terlalu jauh.

Hanta Yuda pun memberikan analisanya mengenai perubahan elektabilitas paslon di Pilkada Jakarta 2024. 

“Kalau tren Ridwan Kamil elektabilitasnya naik Pramono Anung juga naik barangkali Ridwan Kamil yang akan unggul.

Tapi kalau kemudian terkoreksi Ridwan Kamil misalnya turun 8 persen saja sementara Pramono Anun naik 8 persen itu akan potensi cross cukup kuat,” kata Hanta.

“Jadi data ini menunjukkan Ridwan Kamil belum aman masih mungkin akan kompetitif,” kata Adi.

Adi mengingatkan karakter politik Jakarta paling cepat pergerakannya. Ia mencotohkan pada Pilkada Jakarta 2017.

Dimana Anies Baswedan selalu menempati posisi ketiga dalam berbagai survei.

Namun pada akhirnya, elektabilitas Anies merangkak naik bahkan melampaui Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di posisi kedua. 

Anies Baswedan lalu bertarung melawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada putaran kedua Pilkada Jakarta 2017. Anies lalu memenangkan pertarungan di Jakarta.

“Ini menunjukkan karakter Jakarta dinamikanya cukup kencang masih sangat mungkin berubah,” katanya.

Terlebih, kata Hanta, undecided voters masih tinggi pada posisi 14,9 persen. Kemudian swing voters sekitar 42 persen, di mana pemilih masih mungkin merubah pilihannya.

“Saya ingin mengatakan bahwa ada peluang bagi Pramono untuk mendekati perolehan suaranya mengimbangi Ridwan Kamil,” katanya. 

Itulah tadi calon Gubernur DKI Jakarta 2024 Terkuat versi hasil survei jelang Pilkada DKI Jakarta 27 November 2024.

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram.

Leave a comment