Review Film Home Sweet Loan, Potret Nyata Budak Korporat Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com – Home Sweet Loan menjadi salah satu film yang cukup diantisipasi di bioskop bulan ini.
Diangkat dari novel berjudul sama karya Almira Bastari, Home Sweet Loan mengangkat cerita yang cukup relevan di kehidupan sehari-hari.
Sabrina Rochelle Kalangie dipercaya menjadi sutradara setelah sebelumnya sukses dengan Terlalu Tampan dan Noktah Merah Perkawinan.
Secara garis besar cerita, Home Sweet Loan memiliki banyak alasan untuk disukai penonton.
Baca juga: Sinopsis Film Home Sweet Loan, Perjuangan Sandwich Generation
Ceritanya yang sederhana akan sangat mudah masuk ke hati penonton.
Selain itu karakter-karakter yang diciptakan oleh Almira sudah sangat kuat dengan konflik masing-masing.
Sabrina cukup jeli memotret kehidupan pekerja kantoran yang terhimpit masalah ekonomi keluarga.
Lewat tokoh Kaluna, Sabrina juga berhasil menyentuh penonton dengan masalah-masalah yang biasa ditemui di keseharian para budak korporat.
Baca juga: Cerita-cerita di Balik Film Home Sweet Loan
Gaji kecil yang tak cukup bahkan untuk membayar DP rumah, tugas kantor yang tak kunjung usai, pulang larut demi melewati kemacetan Jakarta, hingga padatnya moda transportasi umum yang biasa digunakan.
Namun fokus utama dari cerita ini sebenarnya adalah kehidupan Kaluna sebagai sandwich generation.
Menjadi anak bungsu di rumah, Kaluna ironisnya justru harus menanggung semua biaya kehidupan di rumah.
Padahal ada dua kakaknya yang sudah berkeluarga hidup di rumah tersebut.
Baca juga: Yunita Siregar Tak Sengaja Sindir Kedua Kakaknya lewat Cerita Home Sweet Loan
Kepedihan hidup Kaluna di rumah membuatnya bermimpi untuk memiliki hunian sendiri.
Namun masalah kembali datang karena biaya KPR rumah cukup mahal untuk seorang budak korporat seperti Kaluna.
“Gue sekarang baru sadar, orang biasa kayak gue bahkan harus tahu diri untuk bermimpi,” kata Kaluna dalam salah satu dialognya.
Menyaksikan film Home Sweet Loan, Anda berarti harus sudah siap dengan berbagai adegan-adegan patah hati di dalamnya.
Baca juga: Fakta Menarik dari Pembuatan Film Home Sweet Loan
Penampilan apik dari para pemainnya pun sukses membuat apa yang ingin disampaikan ke penonton tersampaikan.
Namun Home Sweet Loan juga tak lepas dari kesempurnaan.
Adegan emas yang seharusnya berpotensi mengoyak hati penonton kurang tereksekusi dengan maksimal.
Entah karena faktor terlalu banyak pemain atau pergerakan kameranya, adegan gong Home Sweet Loan kehilangan sedikit daya ledaknya.
Baca juga: Idgitaf Isi Soundtrack Film Home Sweet Loan
Padahal Sabrina cukup gila ketika mengeksekusi adegan emas di film Noktah Merah Perkawinan.
Selain itu penyelesaian masalah dari karakter-karakter keluarga Kaluna pun tidak dirinci dengan jelas.
Itu berpengaruh pula pada pilihan akhir Kaluna yang terasa kurang pas.
Walaupun demikian, Home Sweet Loan tetap menjadi salah satu film yang sangat direkomendasikan untuk ditonton pekan ini.