Informasi Terpercaya Masa Kini

Potret Gibran Pakai Jersey ,Samsul, dan Kaesang Pakai Rompi ,Putra Mulyono,,Kritik Dibalas Humor

0 12

TRIBUNNEWSMAKER.COM – Potret kedua putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep yang mengenakan rompi bertuliskan ‘Putra Mulyono’ dan Gibran Rakabuming Raka yang memakai kaus jersey bertuliskan ‘Samsul’ beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik.

Sebelum Kaesang Pangarep menghebohkan publik dengan rompinya yang bertuliskan ‘Putra Mulyono’, Gibran Rakabuming Raka sempat membuat publik geger karena jerseynya yang bertuliskan ‘Samsul’.

Seperti yang diketahui, Gibran Rakabuming Raka mengenakan jersey bertuliskan ‘Samsul’ ketika berpartisipasi dalam sebuah pertandingan futsal sarungan bersama sejumlah Gus se-pulau Jawa pada awal Januari 2024.

Baca juga: Bocoran Calon Menteri Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Didominasi Kader Gerindra & Golkar

Saat bermain futsal di Tuparev, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Gibran Rakabuming Raka mengenakan jersey dengan nama punggung Samsul dan nomor 2.

Meskipun awalnya nama Samsul dikaitkan dengan kependekan dari asam sulfat akibat salah ucap beberapa waktu lalu, para gus justru membuatnya sebagai candaan yang menceriakan suasana.

Julukan “Samsul” melekat pada Gibran Rakabuming Raka, diambil dari istilah asam sulfat.

Di tengah olokan tersebut, Gibran justru tampil percaya diri dengan mengenakan jersey “Samsul”.

Sontak momen tersebut mendadak viral dan menjadi perbincangan publik lantaran kaus bertuliskan ‘Samsul’ yang dikenakan Gibran Rakabuming Raka.

Seolah mengikuti jejak sang kakak, Kaesang Pangarep pun baru saja menggegerkan publik karena kaus bertuliskan ‘Putra Mulyono’ dalam sebuah kunjungannnya di Tangerang.

Penampilan Kaesang Pangarep dengan kaus tersebut terjadi di tengah ramainya pembicaraan mengenai nama Mulyono, yang merupakan nama Presiden Jokowi sebelum berganti nama.

Baca juga: 7 Fakta Akun Fufufafa yang Diduga Milik Gibran, Pengaruhi Hubungan Prabowo dengan Keluarga Jokowi?

Hingga kini, Kaesang Pangarep belum memberikan penjelasan mengenai alasannya mengenakan rompi tersebut saat blusukan ke Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, pada Selasa (24/9/2024).

“Kita enggak tahu juga. Itu Mas Kaesang yang tiba-tiba pakai saat blusukan siang tadi,” ujar Cheryl, perwakilan PSI, kepada Kompas.com pada Selasa malam.

Tindakan Kaesang Pangarep dan Gibran menunjukkan perbedaan gaya politikus muda dan tua dalam menghadapi keramaian.

Namun, gaya yang seperti ini berpotensi menjadi bumerang jika tidak dipahami dengan baik oleh publik.

Reaksi Pengamat: Humor Berbau Sarkas

Dilansir TribunNewsmaker.com dari Kompas.com pada Kamis, (26/9/2024), Pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro mengungkapkan, terdapat perbedaan signifikan dalam gaya komunikasi politik antara politikus muda dan tua.

Ia menilai, anak muda lebih suka tampil informal dan bebas tanpa terikat aturan yang kaku.

“Gaya komunikasi politik anak muda berbeda dengan politik gaya lama.” jelas Verdy Firmantoro saat dihubungi tim Kompas.com pada Rabu (25/9/2024).

“Itu untuk menunjukkan diferensiasi politik berdasarkan karakter ala anak muda yang cenderung suka informal, langsung (lugas), dan ingin tampil bebas atau fleksibel (tidak terikat aturan yang kaku),” lanjutnya.

Verdy menambahkan, dalam konteks komunikasi politik, anak muda ingin mengekspresikan diri dengan mengirim pesan yang lucu, meskipun terkadang mengandung unsur humor sarkastis.

“Artinya pendekatan komunikasi yang digunakan justru mengungkapkan pernyataan ‘merendahkan diri’ atau self-deprecating humor untuk mendapatkan simpati atau menjadi pusat perhatian banyak orang,” jelasnya.

Verdy Firmantoro mengatakan, jika seseorang disudutkan, maka orang itu biasanya pasti akan membela diri atau melawan. 

Namun, alih-alih memberi perlawanan, politikus muda justru menjadikan serangan itu sebagai ajang parodi.

Dia menyebut politikus muda yang memakai cara itu sedang membentuk taktik manajemen kesan untuk mengubah persepsi publik terhadap isu atau masalah yang disoroti.

Meski demikian, kata Verdy Firmantoro, cara anak muda yang seperti itu juga bisa menjadi bumerang jika salah dipahami.

“Saya memandang gaya komunikasi politik anak muda cukup menarik. Namun, bentuk komunikasi seperti itu tidak selalu mendapatkan respons positif,” kata Verdy Firmantoro.

“Jika sampai salah penggunaan karena tidak disesuaikan konteks, rawan disalahpahami.” tambahnya.

“Terlalu berlebihan menanggapi situasi krusial dengan parodi juga berpotensi memberi kesan meremehkan persoalan,” sambungnya.

Meski demikian, jika pendekatan komunikasi politik gaya anak muda digunakan tepat dengan konteksnya, maka itu bisa mengurangi ketegangan. 

Verdy Firmantoro meyakini cara seperti itu dapat mencairkan suasana dan membuat orang merasa lebih dekat.

“Atau bisa membangun citra diri yang tidak terkesan elitis,” imbuh Verdy Firmantoro.

Hingga kini, Kaesang Pangarep masih menjadi sorotan publik di akhir masa jabatan sang ayah, Joko Widodo sebagai Presiden RI.

(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana/Kompas.com)

Leave a comment