Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Helios Airways 522, Terbang Tanpa Pilot, Jatuh di Athena Tewaskan 121 Orang

0 3

KOMPAS.com – Penerbangan Helios Airways dari Larnaca, Siprus menuju Athena, Yunani pada 14 Agustus 2005 menjadi perjalanan angkasa yang paling menegangkan.

Pesawat dengan kode penerbangan 522 tersebut memiliki tujuan akhir Praha, Republik Ceko. Namun, penerbangan itu harus transit di Athena untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Sebelum menyentuh tanah Athena, Helios Airways sempat terbang berputar-putar di langit tanpa pilot atau kopilot yang mengendalikan pesawat tersebut. Sehingga, beberapa orang menyebutnya sebagai “Penerbangan Hantu”.

Dikutip dari TheGuardian, Helios Airways 522 lepas landas dari Bandara Larnaca pada pukul 06.07 waktu setempat.

Waktu penerbangan dari Larnaca menuju Athena adalah selama satu jam 45 menit. Namun,  selepas lebih dari dua jam, pesawat itu masih berada di angkasa.

Baca juga: Kisah Penerbangan Aloha Airlines 243, Atap Pesawat Robek di Udara, 1 Pramugari Terlempar ke Angkasa

Petugas lalu lintas udara akhirnya menyadari Helios hanya terus berputar seolah-olah menunggu izin untuk mendarat.

Diketahui, pesawat itu telah diisi dengan bahan bakar yang cukup untuk mengudara selama sekitar tiga jam.

Dalam 20 menit berikutnya, penerbangan 522 tersebut ditengarai akan jatuh karena kehabisan bahan bakar.

Dua jet tempur Angkatan Udara Yunani dikerahkan untuk mencegat pesawat tersebut dan mengecek kondisinya.

Pilot jet tempur melihat kondisi yang tidak biasa di depan mata mereka. Kursi kapten tampak kosong dan kopilot tertelungkup lemas di atas kendali pesawat. Para penumpang juga terlihat tidak bergerak.

Hingga pada akhirnya, pesawat Boeing 737 yang membawa 121 orang di dalamnya itu kehabisan bahan bakar dan jatuh di dekat Athena.

Baca juga: Kisah Penerbangan Japan Airlines 123, Ekor Pesawat Hancur di Udara Berujung Petaka

Kronologi kejadian

Kronologi dimulai ketika pesawat itu lepas landas dari Larnaca menuju Athena. Biasanya, sistem tekanan udara di pesawat diatur otomatis.

Namun saat itu sistem tekanan udaranya diatur secara manual karena pesawat sempat menjalani perbaikan.

Dilansir dari SimpleFlying, para kru pesawat tidak menyadari hal tersebut selama pemeriksaan pra-penerbangan dan setelah lepas landas.

Saat mengudara, tekanan udara di kabin menurun dan peringatan ketinggian di pesawat  berbunyi.

Kru pesawat meyakini bahwa bunyi tersebut berasal dari peringatan konfigurasi lepas landas. Lampu peringatan juga menyala saat itu.

Awak kabin masih duduk dan mendengar adanya peringatan dari kokpit tetapi tidak memahami pentingnya peringatan itu.

Pilot berbicara kepada teknisi di darat tentang peringatan tersebut. Teknisi itu bertanya kepadanya tentang sistem tekanan udara yang diatur ke otomatis.

Pada titik ini, hanya 13 menit setelah lepas landas, kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat.

Baca juga: Kronologi Roda Pesawat United Airlines Copot Saat Lepas Landas di LA

Mengalami hipoksia

Para kru pesawat dan penumpang mulai tidak sadarkan diri satu persatu, meski beberapa orang sudah menggunakan masker oksigen. Disinyalir, mereka kemungkinan mengalami hipoksia

Hipoksia sendiri adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam jaringan tubuh terlalu rendah.

Kondisi ini menyebabkan kebingungan, ketidaknyamanan tubuh, dan euforia sebelum membuat seseorang tidak sadarkan diri.

Pasokan oksigen di Boeing 737 tersebut semakin turun yang berlangsung selama sekitar 12 menit.

Baca juga: Dua Pesawat Delta Air Lines Tabrakan Saat Lepas Landas di Bandara Atlanta, Picu Dentuman Keras

Seorang kru masih tersadar dan coba mengendalikan pesawat

Diketahui, ada satu orang kru bernama Andreas Prodromou yang berada di belakang pesawat yang menjadi satu-satunya orang yang tidak hilang kesadaran di pesawat itu.

Hal ini mungkin karena pengalamannya menggunakan oksigen sebagai penyelam. Ia bekerja di bagian belakang pesawat dan berhasil menggunakan oksigen portabel untuk bertahan hidup.

Ia pun memasuki kokpit yang terkunci menggunakan kode akses darurat. Dia memiliki lisensi pilot tetapi sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menerbangkan Boeing 737.

Setelah itu, Andreas mencoba menyadarkan pilot atau kopilot di dalam kokpit, namun tidak berhasil.

Mesin kiri telah padam dan pesawat mulai turun. Andreas yang makin lemas karena kekurangan oksigen sempat berteriak di radio.

Mayday, Mayday, Mayday. Penerbangan Helios Airways 522, Athena… Mayday, Mayday,” teriak Andreas.

Namun radio pesawat masih disetel ke Larnaca dan bukan Athena, sehingga ucapannya tidak terdengar oleh pengawas lalu lintas udara.

Ia melihat jet tempur yang terbang di dekat pesawatnya dan membuat gerakan dengan tangannya sebagai kode peringatan.

Baca juga: Dapat Ancaman Bom, Pesawat Tujuan Frankfurt Mendarat Darurat di Turkiye

Pesawat akhirnya jatuh

Mesin kanan pesawat Helios Airways 522 pun kemudian mati. Pesawat juga akhirnya kehabisan bahan bakar.

Andreas diperkirakan mencoba membelokkan pesawat itu ke luar Athena agar tidak ada korban jiwa di darat.

Tak terselamatkan, Helios Airways 522 jatuh di daerah perbukitan di Grammatiko, tepat di luar Athena.

Seluruh orang di dalam penerbangan, yang terdiri dari 115 penumpang dan 6 kru pesawat, meninggal pada saat itu juga.

Jatuhnya Helios Airways menjadi kecelakaan udara terburuk dalam sejarah penerbangan Yunani.

Baca juga: Pesawat Alaska Airlines Mati Mesin Usai Lepas Landas, Penumpang Kirim Pesan ke Keluarga

Leave a comment