Informasi Terpercaya Masa Kini

Tanggapi Pihak Undip, Ibunda Sebut Dokter ARL Masih Bayar Iuran Setelah lewat Semester 1

0 10

SEMARANG, KOMPAS.com – Ibunda dokter ARL, Nuzmatun Malinah, mengungkapkan iuran yang dibayarkan anaknya selama menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro tak hanya pada semester 1. 

Pihak keluarga melaporkan ada aliran dana sekitar Rp 225 juta dari rekening dokter ARL selama proses PPDS yang disertakan ke Polda Jawa Tengah menjadi barang bukti.

Sebelumnya Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko mengatakan, iuran dibayarkan para mahasiswa baru saat semester 1. 

Sementara Nuzmatun mengatakan, iuran di luar biaya kuliah masih disetorkan setelah putrinya melewati semester 1 PPDS Anestesi Undip.

Baca juga: Ibunda Ungkap Dokter Aulia Risma Kerap Dibentak dan Dipaksa Kerja Nonsetop hingga Jatuh ke Selokan

Menurut Nuzmatun, putrinya dimintai iuran puluhan juta selama menjalani praktek di RSUP dr. Kariadi.

Namun dia tidak menyebut rincian nominal karena semua bukti transaksi sudah diserahkan ke Polda Jateng.

“Terkait iuran, kami sudah ada datanya, sudah kami serahkan ke Polda. Berupa rekening koran. Mengalirnya dana dari saya selaku ibu mengirim ke almarhumah juga sudah saya sampaikan. Sudah saya laporkan,” kata Nuzmatun saat konferensi pers di hotel PO Semarang, Rabu (18/9/2024).

Ibunda ARL mengakui angka iuran pada semeseter 1 relatif besar karena diperuntukkan bagi para senior. Namun tarikan iuran itu terus berlanjut seteleh melewati semester 1.

“Uang untuk kebutuhan angkatan dan lainnya. Iya sebulan sekali. Yang semeter pertama itu (untuk) senior. Selebihnya untuk angkatan. Kalau yang besar itu semester satu. Di semester berikutnya masih ada,” tegas dia.

Bahkan beberapa hari sebelum ARL ditemukan meninggal, iuran itu masih dibayarkan.

“Terakhir membayar sampai terakhir,  karena bulanan, Agustus itu masih,” beber sang ibu.

Baca juga: Akui Ada Perundungan, Polisi Mulai Periksa Dokter Senior pada Kasus PPDS Undip

Sementara itu pengacara keluarga korban, Misyal Ahmad menyebut, total yang dana yang tercatat dari ARL sekitar Rp 225 juta. Saat ini penggunaannya masih didalami kepolisian.

“Nilai uang itu Rp 225 juta tapi kita enggak tahu penggunannya ke mana saja, masih diperiksa oleh kepolisian melalui rekening koran. Besok ada keterangan tambahan di Polda,” kata Misyal.

Kata pihak Undip

Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Yan Wisnu Prajoko mengakui adanya perundungan atau bullying berupa iuran Rp 20 hingga Rp 40 juta per semester di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) prodi anastesi.

Pungutan itu mewajibkan mahasiswa baru PPDS Undip membayar iuran makan selama 1 semester atau 6 bulan.

Baca juga: Isak Tangis Ibu Dokter Aulia Minta Keadilan untuk Anak dan Suaminya: Ya Allah, Tolong Bantu Saya

Yan Wisnu mengakui pungutan uang dari junior itu digunakan untuk kebutuhan mahasiswa baru dan para seniornya selama menjalani PPDS di RSUP dr Kariadi.

Dia mengatakan ada sekitar 7 sampai belasan mahasiwa baru yang masuk di PPDS anestesi Undip setiap semester.

“Jadi kalau di anestesi l, di semester 1 mereka per bulan satu orang Rp 20-40 juta untuk 6 bulan pertama. Untuk gotong royong konsumsi, tapi nanti ketika semester 2, nanti gantian yang semester 1 terus begitu, jadi semester 2 tidak itu lagi,” ujar Yan Wisnu dalam jumpa pers di Undip, Jumat (13/9/2024).

Baca juga: Dekan FK Undip Akui Ada Iuran hingga Rp 40 Juta bagi Mahasiswa Semester 1 PPDS Anestesi

Diberitakan, ARL merupakan mahasiswa PPDS prodi anestesi Universitas Diponegoro ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) di kamar kosnya. Polisi masih mendalami dugaan adanya perundungan terhadap ARL.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di sini.

Leave a comment