Informasi Terpercaya Masa Kini

Jernihnya Sungai Kala Ili,Surga Tersembunyi di Tengah Hutan Linge Aceh Tengah

0 9

Laporan Alga Mahate Ara | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Terletak di Aceh Tengah, Sungai Kala Ili telah menjadi salah satu destinasi wisata alam yang semakin diminati oleh para pelancong, khususnya wisatawan lokal.

Terkenal dengan pemandangan sungai yang indah dan arus yang tenang, lokasi ini merupakan tempat sempurna bagi siapa saja yang ingin melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk perkotaan.

Dikenal akan keasrian alamnya, Sungai Kala Ili terletak di kawasan yang masih alami, jauh dari sentuhan modernitas.

Hutan lebat dan pepohonan rindang yang mengelilingi sungai ini menciptakan suasana damai, memberikan pengalaman menyegarkan bagi pengunjung.

Lokasinya, yang berjarak sekitar 2 jam 30 menit dari pusat kota Takengon, tepat setelah Jembatan Owaq Kala Ili di jalur menuju Kampung Linge, mungkin terdengar jauh.

Namun, perjalanan panjang ini akan segera terlupakan begitu Anda tiba dan disambut oleh pemandangan memukau serta aliran sungai yang bersih dan menyegarkan.

Sungai Kala Ili menawarkan pemandangan yang menakjubkan di tengah suasana hutan yang alami. Air sungainya jernih dan segar, membuatnya ideal untuk berendam, terutama saat cuaca sedang panas.

Aliran sungai yang sejuk seolah memanggil siapa saja untuk menikmati kesejukan alamnya.

Jika anda memiliki hobi memancing, kala Ili juga mungkin menjadi pilihan yang cocok untuk anda menikmati wisata sekaligus merasakan sensasi tarikan ikan Gariang atau masyarakat lokal menyebutnya Gegaring yang menjadi ikan endemik sungai Kala Ili.

Kemudian anda juga bisa langsung mengolahnya di tempat dimasak dengan bumbu masam jing atau dibakar untuk disantap bersama keluarga ataupun teman.

Tidak hanya itu, sepanjang aliran sungai, Anda dapat menemukan hewan-hewan liar yang berkeliaran bebas seperti sapi, ayam hutan, dan berbagai jenis burung yang menambah kesan alam liar yang menenangkan.

Jika Anda berkunjung pada bulan Agustus, Anda mungkin beruntung menemukan buah jambang yang tumbuh di sekitar area ini.

Buah ini merupakan suguhan alam yang dapat dinikmati secara gratis oleh para pengunjung, menambah daya tarik tersendiri dari Kala Ili.

Meskipun terbilang cukup jauh dari pusat kota, Sungai Kala Ili tetap menjadi favorit di kalangan wisatawan lokal, terutama bagi mereka yang mencari suasana santai dan tenang.

Samsul (35), seorang warga Bebesen, Aceh Tengah, adalah salah satu dari banyak pengunjung yang memilih tempat ini sebagai destinasi rekreasinya.

Dia menjelaskan bahwa Sungai Kala Ili menawarkan pengalaman yang jauh lebih nyaman dibandingkan Danau Lut Tawar.

Danau Lut Tawar yang kini diserbu wisatawan membuat Samsul merasa tidak nyaman karena dia menyukai ketenangan.

Bersama keluarganya, Samsul menikmati makan siang di tepi sungai sambil mengawasi anak-anaknya yang bermain air.

“Kami lebih suka ke sini karena tempatnya lebih sepi, alamnya masih sangat terjaga, dan tidak ada biaya masuk. Ini menjadi tempat favorit keluarga untuk bersantai,” ungkap Samsul (14/9/2024).

Salah satu hal yang membuat Sungai Kala Ili menarik yaitu tidak adanya pungutan biaya apaun saat anda ingin berkunjung tak halnya seperti objek-objek wisata lainya.

Menurut Dahsa (58), salah satu warga setempat, hal ini menjadi tradisi warga sekitar untuk menyambut pengunjung dengan tangan terbuka tanpa memungut biaya apapun.

Ia mengatakan bahwa tiap tahun, khususnya pada momen Lebaran atau libur panjang seperti tahun baru, tempat ini selalu dipenuhi oleh pengunjung, untuk sekedar mandi atau makan siang.

“Semua gratis, dari kita untuk kita. Warga di sini tidak meminta uang parkir ataupun tiket masuk, kami hanya ingin berbagi tempat indah ini dengan sesama,” kata Dahsa.

Selain pemandangan alam yang menakjubkan, Sungai Kala Ili juga memiliki nilai sejarah.

Lokasinya berada di jalur lintang yang digunakan oleh warga untuk menuju rumah bekas Kerajaan Linge.

Seperti diketahui, Kerajaan Linge merupakan sebuah kerajaan awal dan berpengaruh di Aceh.

Kerajaan Linge terbentuk sekitar 1025 Masehi (416 Hijriah) yang dipimpin oleh Adi Genali—Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam di masa Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam berlangsung pada 1590-1636.

Konon katanya Kerajaan ini lebih dulu mengenal Islam ketimbang kerajaan lain di Aceh. Bahkan raja-raja yang memerintah di Aceh merupakan keturunan Raja Linge.

Seperti Meurah Silu adalah Sultan Malikussaleh, yang juga merupakan Orang Gayo yang menyatukan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peureulak, yang akhirnya menjadi Sultan Pertama di Kerajaan Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara.

Jadi, berkunjung ke Sungai Kala Ili tidak hanya menawarkan wisata alam yang menyegarkan, tetapi juga kesempatan untuk merasakan jejak Sejarah masyarakat Aceh Tengah.

Satu hal yang perlu diingat oleh pengunjung adalah bahwa karena lokasinya yang terpencil, Sungai Kala Ili tidak memiliki akses jaringan seluler atau data.

Jadi, ini adalah tempat yang sempurna untuk sepenuhnya melepaskan diri dari kesibukan sehari-hari dan benar-benar menikmati keindahan alam tanpa gangguan teknologi.

Namun, bagi mereka yang terbiasa dengan konektivitas, penting untuk bersiap-siap terputus dari dunia maya selama berada di sini.

Dengan segala pesona yang ditawarkannya, Sungai Kala Ili jelas menjadi salah satu potensi wisata yang patut jadi pilihan jika datang ke Aceh Tengah.

Meskipun belum sepopuler destinasi lain seperti Danau Lut Tawar, pesona alam dan suasana damainya telah menarik perhatian banyak wisatawan, terutama yang mencari tempat rekreasi yang lebih privat dan natural.

Keberadaan sungai yang indah, suasana tenang, serta keramahan warga setempat menjadikan Sungai Kala Ili sebagai pilihan sempurna bagi siapa saja yang ingin menikmati liburan yang berbeda, menyegarkan, dan menyatu dengan alam.(*)

Leave a comment